Minyak Rambut Yang Punah
Minyak Rambut yg telah punah! kemanakah dia
Kutipan Noveloke. Kalau anda orang 'lawas',dan hobi tebar pesona, anda pasti tahu produk ini!
Dulunya salah satu senjata utama yg hobi nongkrong, mejeng,ngeceng and JJS....
entah kemana minyak rambut andalan kita ini, hehehehe
dan ini salah satu ikon penumbuh rambut yang awet bertahan di jaman edan ini
Tanco
BACA FULL»
Kutipan Noveloke. Kalau anda orang 'lawas',dan hobi tebar pesona, anda pasti tahu produk ini!
Dulunya salah satu senjata utama yg hobi nongkrong, mejeng,ngeceng and JJS....
entah kemana minyak rambut andalan kita ini, hehehehe
dan ini salah satu ikon penumbuh rambut yang awet bertahan di jaman edan ini
Tanco
Bentuk Alien Sebenarnya
Bentuk alien sebenarnya seperti ubur-ubur, bukan seperti yang selama ini kita lihat di film-film Hollywood.
Kaget? Pastinya. Walah baru sebatas dugaan, tetap inilah teori terbaru yang diklaim seorang ilmuwan, Maggie Aderin-Pocock (Ahli Satelit dan Penasihat Pemerintah).
Alasannya, menurut Maggie, mahluk planet tidak berasal dari unsur karbon seperti manusia, melainkan silikon. Sehingga, alien bisa menyerap cahaya, bisa beradaptasi dengan berbicara lewat gelombang cahaya. Pokoknya serba beda dari manusia.
"imajinasi yang kita alami dibatasi oleh apa yang kita lihat di sekitar kita dan penerimaan konvensional, bahwa hidup (bentuk kehidupan) berbasis karbon dan membutuhkan air. Tapi beberapa peneliti melakukan pekerjaan yang menarik, bermain dengan ide-ide seperti bentuk kehidupan berbasis silikon yang berkembang di planet lain, karena lingkungannya sangat berbeda dari bumi," papar Maggie.
Dr. Maggie Aderin-Pocock juga mengungkapkan, sebenarnya peneliti astronomi belum bisa menemukan kehidupan lain walau telah mengamati milyaran planet di galaksi Bima Sakti saja.
Bahkan, berkomunikasi melintasi tata surya merupakan tantangan besar. Misalnya, pesawat ruang angkasa Voyager 1, yang telah membawa rekaman salam dari Bumi pada perjalanan melalui tata surya sejak tahun 1977, saat ini baru saja akan meninggalkan tata surya di belakang dan menuju ruang dalam. Dan, belum ada laporan tentang komunikasi dengan alien dari planet lain.
Kemungkinan, menurut Maggie, kalaupun ada mahluk di planet lain belum tentu memiliki kecerdasan yang melebihi manusia. Bisa jadi mereka tidak cukup cerdas untuk dapat berkomunikasi dengan manusia.
Maka yang jadi permasalahan bukanlah eksistensi mahluk di planet lain, melainkan bagaimana cara mengetahui dan bisa berkomunikasi dengan mereka.
Ya, ilmuwan masih terus mencari dan mencari.
Source
BACA FULL»
Kaget? Pastinya. Walah baru sebatas dugaan, tetap inilah teori terbaru yang diklaim seorang ilmuwan, Maggie Aderin-Pocock (Ahli Satelit dan Penasihat Pemerintah).
Alasannya, menurut Maggie, mahluk planet tidak berasal dari unsur karbon seperti manusia, melainkan silikon. Sehingga, alien bisa menyerap cahaya, bisa beradaptasi dengan berbicara lewat gelombang cahaya. Pokoknya serba beda dari manusia.
"imajinasi yang kita alami dibatasi oleh apa yang kita lihat di sekitar kita dan penerimaan konvensional, bahwa hidup (bentuk kehidupan) berbasis karbon dan membutuhkan air. Tapi beberapa peneliti melakukan pekerjaan yang menarik, bermain dengan ide-ide seperti bentuk kehidupan berbasis silikon yang berkembang di planet lain, karena lingkungannya sangat berbeda dari bumi," papar Maggie.
Dr. Maggie Aderin-Pocock juga mengungkapkan, sebenarnya peneliti astronomi belum bisa menemukan kehidupan lain walau telah mengamati milyaran planet di galaksi Bima Sakti saja.
Bahkan, berkomunikasi melintasi tata surya merupakan tantangan besar. Misalnya, pesawat ruang angkasa Voyager 1, yang telah membawa rekaman salam dari Bumi pada perjalanan melalui tata surya sejak tahun 1977, saat ini baru saja akan meninggalkan tata surya di belakang dan menuju ruang dalam. Dan, belum ada laporan tentang komunikasi dengan alien dari planet lain.
Kemungkinan, menurut Maggie, kalaupun ada mahluk di planet lain belum tentu memiliki kecerdasan yang melebihi manusia. Bisa jadi mereka tidak cukup cerdas untuk dapat berkomunikasi dengan manusia.
Maka yang jadi permasalahan bukanlah eksistensi mahluk di planet lain, melainkan bagaimana cara mengetahui dan bisa berkomunikasi dengan mereka.
Ya, ilmuwan masih terus mencari dan mencari.
Source
Game Resident Evil 5 Dikecam dI Arab
Orang-orang kafir tidak henti-hentinya membuat sakit hati kaum muslimin. Setelah beberapa bulan lalu mereka melecehkan Al-Qur’an di Afghanistan dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai ‘pembersih hajat’, kini bentuk penghinaan lain muncul dalam bentuk game. Salah seorang warga Saudi mengatakan bahwa dia menemukan dalam sebuah gam ‘Play Station’ level yang menghina Al-Quran, sebagaimana yang dilansir oleh adenalghad.net pagi tadi, 12 Juli 2012.
Dia menambahkan bahwa permainan tersebut sebagai menjadikan Al-Quran sebagai target. Dimana pemain harus menembak Al-Qur’an tersebut untuk bisa melanjutkan ke permainan selanjutnya. Dia berkata “Kami sudah capek. Siapa yang bertanggujawab atas semua ini? Mana menteri perdagangan? Mana pengawas bea cukai? Mana pengusaha? Kenapa semua ini bisa masuk ke negri kami?” keluh warga Saudi itu.
Pengaduan juga datang dari warga Saudi setelah dua tahun kontroversi tentang game ‘Resident Evil 5’, dimana pada tahun 2010 forum Arab Saudi dan Negara muslim lainnya mengecam game tersebut karena memasukkan Al-Quran dalam permainan iitu. Warga Saudi sangat heran mengapa permainan tersebut masih beredar dijual di pasar dunia Arab dan Islam serta anak mereka mudah untuk mendapatkan permainan tersebut meskipun kontroversi yang berkepanjangan melandanya disebabkan penghinaan atas Al-Qur’an.
Source
BACA FULL»
Dia menambahkan bahwa permainan tersebut sebagai menjadikan Al-Quran sebagai target. Dimana pemain harus menembak Al-Qur’an tersebut untuk bisa melanjutkan ke permainan selanjutnya. Dia berkata “Kami sudah capek. Siapa yang bertanggujawab atas semua ini? Mana menteri perdagangan? Mana pengawas bea cukai? Mana pengusaha? Kenapa semua ini bisa masuk ke negri kami?” keluh warga Saudi itu.
Pengaduan juga datang dari warga Saudi setelah dua tahun kontroversi tentang game ‘Resident Evil 5’, dimana pada tahun 2010 forum Arab Saudi dan Negara muslim lainnya mengecam game tersebut karena memasukkan Al-Quran dalam permainan iitu. Warga Saudi sangat heran mengapa permainan tersebut masih beredar dijual di pasar dunia Arab dan Islam serta anak mereka mudah untuk mendapatkan permainan tersebut meskipun kontroversi yang berkepanjangan melandanya disebabkan penghinaan atas Al-Qur’an.
Source
Kucing Schrodinger Buktikan Siksa Neraka
Peluruhan radioaktif dalam eksperimen Schrodinger yang dilakukan pada seekor kucing berakibat menyebarnya racun mematikan buat kucing.
Percobaan itu memunculkan 2 kemungkinan yang sama-sama mungkin :
1. kucing itu HIDUP ATAU MATI
2. menurut gerak rata-rata linier dalam mekanika kuantum, kucing Schrodinger akan berada dalam kondisi paradoks yang tidak bisa divisualisasikan, yakni kondisi TIDAK HIDUP DAN JUGA TIDAK MATI.
Dalam istilah Copenhagen Interpretation (Interprestasi Copenhagen ) , jalan keluar dari masalah ini adalah menciptakan sebuah peran yang sama sekali tidak terjangkau oleh para pengamat ataupun alat ukur, untuk mencapai hasil tertentu. Namun teori ini ditentang teori Born.
Menurut Teori Born, solusi masalah tsb sebenarnya sama sekali tidak membutuhkan peran dari pengamat.
Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Allah dalam Al Qur'an bahwa orang - orang kafir akan merasakan siksa api neraka dalam keadaan yang mengerikan, yakni tidak mati dan juga tidak hidup.
Sungguh sebuah kondisi yang berada di luar jangkauan akal manusia dan merupakan kebenaran Al Qur'an yang tidak bisa disanggah atau diperdebatkan.
Orang-orang kafir yang disiksa dalam neraka itu bagaikan berada di tengah radiasi yang sangat panas. Dalam kondisi itu, mereka tidak mati dan juga tidak hidup ...!
Inilah penemuan luar biasa dari ilmuwan bernama Erwin Schrodinger yang terkenal dengan nama mekanika kuantum.
Sains menyatakan bahwa persamaan gerak linier dalam mekanika kuantum, kucing kuantum itu berada pada kondisi paradoks yang tidak bisa diilustrasikan karena kondisinya tidak mati dan tidak hidup.
Inilah Surat yang menggambarkan keadaan itu :
"Orang - orang celaka (kafir) akan menjauhinya. Yaitu orang yang akan masuk api besar neraka. Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup " (Qur'an Surah Al A'la 87 ayat 11 sd.13)
Source
BACA FULL»
Percobaan itu memunculkan 2 kemungkinan yang sama-sama mungkin :
1. kucing itu HIDUP ATAU MATI
2. menurut gerak rata-rata linier dalam mekanika kuantum, kucing Schrodinger akan berada dalam kondisi paradoks yang tidak bisa divisualisasikan, yakni kondisi TIDAK HIDUP DAN JUGA TIDAK MATI.
Dalam istilah Copenhagen Interpretation (Interprestasi Copenhagen ) , jalan keluar dari masalah ini adalah menciptakan sebuah peran yang sama sekali tidak terjangkau oleh para pengamat ataupun alat ukur, untuk mencapai hasil tertentu. Namun teori ini ditentang teori Born.
Menurut Teori Born, solusi masalah tsb sebenarnya sama sekali tidak membutuhkan peran dari pengamat.
Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Allah dalam Al Qur'an bahwa orang - orang kafir akan merasakan siksa api neraka dalam keadaan yang mengerikan, yakni tidak mati dan juga tidak hidup.
Sungguh sebuah kondisi yang berada di luar jangkauan akal manusia dan merupakan kebenaran Al Qur'an yang tidak bisa disanggah atau diperdebatkan.
Orang-orang kafir yang disiksa dalam neraka itu bagaikan berada di tengah radiasi yang sangat panas. Dalam kondisi itu, mereka tidak mati dan juga tidak hidup ...!
Inilah penemuan luar biasa dari ilmuwan bernama Erwin Schrodinger yang terkenal dengan nama mekanika kuantum.
Sains menyatakan bahwa persamaan gerak linier dalam mekanika kuantum, kucing kuantum itu berada pada kondisi paradoks yang tidak bisa diilustrasikan karena kondisinya tidak mati dan tidak hidup.
Inilah Surat yang menggambarkan keadaan itu :
"Orang - orang celaka (kafir) akan menjauhinya. Yaitu orang yang akan masuk api besar neraka. Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup " (Qur'an Surah Al A'la 87 ayat 11 sd.13)
Source
Kota Yang Diazab Pada Zaman Nabi Hud
Pada 1834 ditemukan didalam tanah yang berlokasi di Hisn Al-Ghurab dekat kota Aden di Yaman sebuah naskah bertuliskan aksara Arab Lama (Hymarite) yang menunjukkan nama Nabi Hud. Dalam naskah itu antara lain tertulis, “Kami memerintah dengan menggunakan Hukum Hud.
” Selanjutnya pada 1964-1969 dilakukan penggalian arkeologis, dan dari hasil analisis pada 1980 ditemukan informasi dari salah satu lempeng tentang adanya hal yang disebut “Shamutu, ‘Ad, dan Iram”.
Prof Pettinato mengidentifikasikan nama-nama tersebut dengan nama-nama yang disebut pada Surah Al-Fajr tadi.
Bukti arkeologis lain tentang kota Iram adalah hasil ekspedisi Nicholas Clapp di Gurun Arabia Selatan pada 1992.
Nicholas menemukan bukti dari seorang penjelajah tentang jalan kuno ke Iram (Ubar). Kemudian atas bantuan dua orang ahli lainnya, yaitu Juris Zarin dari Universitas Negara Bagian Missouri Barat Daya, dan penjelajah Inggris, Sir Ranulph Fiennes, mereka berusaha mencari kota yang hilang itu bersama-sama ahli hukum George Hedges.
Mereka menggunakan jasa pesawat ulang-alik Challenger (milik NASA) dengan sistem Satellite Imaging Radar (SIR) untuk mengintip bagian bawah gurun Arabia yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kota yang terkena longsoran itu. Untuk lebih meyakinkan, mereka juga meminta jasa satelit Prancis, yang menggunakan sistem penginderaan optik.
Dari petualangannya di semenanjung Arab ini, Clapp dan timnya berhasil tiba di reruntuhan bersejarah yang dikenal sebagai kota Ubar. Sejak reruntuhan kota ini ditemukan, diketahui bahwa inilah peninggalan kaum 'Aad sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an, berikut kota Iram yang mereka bangun.
Selama penyelidikannya, Clapp juga menggunakan Al Qur'an sebagai pedoman.
Salah satu petunjuk dari Al Qur'an melukiskan bahwa kota Iram memiliki tiang-tiang tinggi (yang dalam bahasa arab bisa juga berarti menara).
Sisa-sisa menara tinggi ini terkuak begitu saja selama penggalian. Berkat bantuan teknologi grafis tiga dimensi, para ilmuwan mampu merekonstruksinya. Dr. Zarins, anggota tim yang melakukan penggalian, mengatakan menara-menara inilah yang membedakan kota ini dari temuan arkeologi lainnya, dan membenarkan situs tersebut sebagai kota Iram milik kaum 'Aad sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an:
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain," (QS. Al Fajr, 89:6-8)
Kaum 'Aad yang jejaknya ditemukan para arkeolog di kota Ubar tersebut, adalah penentang Nabi Hud yang diutus kepada mereka; akibatnya mereka dibinasakan Allah. Sebagaimana firman Allah:
"Kaum 'Aad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang." (QS. Al Qamar, 54:18-20)
Dikisahkan dalam ayat tersebut bagaimana Kaum 'Aad melihat awan yang akan mengazab mereka, namun mereka tak menyadarinya. Angin puyuh yang bergerak dan menerbangkan pasir gurun tampak dari kejauhan menyerupai awan hujan. Kaum 'Aad tertipu oleh penampakan ini sehingga tidak menyadari bahaya badai gurun tersebut. Nyatanya, Ubar, sang "Atlantis Gurun Pasir", ditemukan di bawah lapisan pasir dengan ketebalan beberapa meter.
Di Ubar, badai pasir ganas mampu menerbangkan dan mengumpulkan sejumlah besar pasir dalam waktu singkat dan tanpa diduga.
Dalam Al Qur'an, Allah memberitakan Kaum 'Aad berpaling dari jalan yang lurus karena kesombongannya. Mereka mendurhakai Allah, menyembah selain Allah. Mereka berjalan di muka bumi ini dengan penuh kesombongan. Bahkan mereka melakukan penyimpangan seksual serta kemaksiatan lainnya. Sehingga Allah membinasakan mereka.
Tepat sekali dillukiskan dalam Al Qur'an: "Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?' Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami" (QS. Fushshilat, 41:15).
Allah sengaja memberitakan kisah nyata ini dalam Al Qur'an, dan mengajak kita semua mengambil pelajaran dari kehancuran kaum ini dan menjadikannya sebagai peringatan
Source
BACA FULL»
” Selanjutnya pada 1964-1969 dilakukan penggalian arkeologis, dan dari hasil analisis pada 1980 ditemukan informasi dari salah satu lempeng tentang adanya hal yang disebut “Shamutu, ‘Ad, dan Iram”.
Prof Pettinato mengidentifikasikan nama-nama tersebut dengan nama-nama yang disebut pada Surah Al-Fajr tadi.
Bukti arkeologis lain tentang kota Iram adalah hasil ekspedisi Nicholas Clapp di Gurun Arabia Selatan pada 1992.
Nicholas menemukan bukti dari seorang penjelajah tentang jalan kuno ke Iram (Ubar). Kemudian atas bantuan dua orang ahli lainnya, yaitu Juris Zarin dari Universitas Negara Bagian Missouri Barat Daya, dan penjelajah Inggris, Sir Ranulph Fiennes, mereka berusaha mencari kota yang hilang itu bersama-sama ahli hukum George Hedges.
Mereka menggunakan jasa pesawat ulang-alik Challenger (milik NASA) dengan sistem Satellite Imaging Radar (SIR) untuk mengintip bagian bawah gurun Arabia yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kota yang terkena longsoran itu. Untuk lebih meyakinkan, mereka juga meminta jasa satelit Prancis, yang menggunakan sistem penginderaan optik.
Dari petualangannya di semenanjung Arab ini, Clapp dan timnya berhasil tiba di reruntuhan bersejarah yang dikenal sebagai kota Ubar. Sejak reruntuhan kota ini ditemukan, diketahui bahwa inilah peninggalan kaum 'Aad sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an, berikut kota Iram yang mereka bangun.
Selama penyelidikannya, Clapp juga menggunakan Al Qur'an sebagai pedoman.
Salah satu petunjuk dari Al Qur'an melukiskan bahwa kota Iram memiliki tiang-tiang tinggi (yang dalam bahasa arab bisa juga berarti menara).
Sisa-sisa menara tinggi ini terkuak begitu saja selama penggalian. Berkat bantuan teknologi grafis tiga dimensi, para ilmuwan mampu merekonstruksinya. Dr. Zarins, anggota tim yang melakukan penggalian, mengatakan menara-menara inilah yang membedakan kota ini dari temuan arkeologi lainnya, dan membenarkan situs tersebut sebagai kota Iram milik kaum 'Aad sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an:
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain," (QS. Al Fajr, 89:6-8)
Kaum 'Aad yang jejaknya ditemukan para arkeolog di kota Ubar tersebut, adalah penentang Nabi Hud yang diutus kepada mereka; akibatnya mereka dibinasakan Allah. Sebagaimana firman Allah:
"Kaum 'Aad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang." (QS. Al Qamar, 54:18-20)
Dikisahkan dalam ayat tersebut bagaimana Kaum 'Aad melihat awan yang akan mengazab mereka, namun mereka tak menyadarinya. Angin puyuh yang bergerak dan menerbangkan pasir gurun tampak dari kejauhan menyerupai awan hujan. Kaum 'Aad tertipu oleh penampakan ini sehingga tidak menyadari bahaya badai gurun tersebut. Nyatanya, Ubar, sang "Atlantis Gurun Pasir", ditemukan di bawah lapisan pasir dengan ketebalan beberapa meter.
Di Ubar, badai pasir ganas mampu menerbangkan dan mengumpulkan sejumlah besar pasir dalam waktu singkat dan tanpa diduga.
Dalam Al Qur'an, Allah memberitakan Kaum 'Aad berpaling dari jalan yang lurus karena kesombongannya. Mereka mendurhakai Allah, menyembah selain Allah. Mereka berjalan di muka bumi ini dengan penuh kesombongan. Bahkan mereka melakukan penyimpangan seksual serta kemaksiatan lainnya. Sehingga Allah membinasakan mereka.
Tepat sekali dillukiskan dalam Al Qur'an: "Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?' Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami" (QS. Fushshilat, 41:15).
Allah sengaja memberitakan kisah nyata ini dalam Al Qur'an, dan mengajak kita semua mengambil pelajaran dari kehancuran kaum ini dan menjadikannya sebagai peringatan
Source