Sepeda Fixie Termahal Di Dunia
Sepeda fixie termahal di dunia bernama Aurumania Gold Bike Crystal Editions, Sepeda Fixie ini dibandrol seharga $ 102.418, nyaris mencapai 1 Milyar. Sepeda Fixie termahal di dunia inidibuat dengan tangan, berlapis emas 24 Karat, dan dihiasi sekitar 600 Swarovski crystals. Pada bagian handle grips dan sadle nya dilapisi kulit premium yang dijahit tangan. Berikut Foto Sepeda Fixie Termahal di Dunia :
Sepeda Fixie atau fixie bike ini dibuat dalam edisi terbatas, hanya dibuat 50 unit ini, diperuntukan bagi para milyuner pecinta fixie, Harga Sepeda Fixie Aurumania diatas, termasuk ongkos kirim ke belahan dunia manapun. Mau?
Source
Sepeda Fixie Termahal Di Dunia
Cara Hewan Berjalan di Atas Air
Lebih dari 1.200 spesies hewan berevolusi memiliki kemampuan untuk berjalan di atas air. Tak hanya hewan kecil seperti serangga dan laba-laba beberapa reptil, burung dan bahkan mamalia juga mengembangkan bakat ini.
Meskipun ada banyak teknik untuk berjalan di atas air, namun dikategorikan dalam dua menepuk dan meluncur, menurut paper tahun 2006 dari jurnal Tahunan Review of Fluid Mechanics.
Hewan-hewan kecil masuk dalam ketegori meluncur. Serangga, seperti laba-laba air, dapat meluncur atau lari cepat di permukaan air. Makhluk ini cukup kecil dan beratnya dapat didukung hampir seluruhnya oleh tegangan permukaan, yang merupakan kekuatan relatif lemah perekatan molekul air secara bersama-sama.
Untuk hewan-hewan ini, meluncur di air sama dengan bagaimana manusia bisa terangkat di trampolin, menurut John Bush, seorang matematikawan di Institut Teknologi Massachusetts yang mengkhususkan diri dalam dinamika fluida.
Ketika berjalan di air serangga atau laba-laba menekan air, kakinya bengkok dan merusak permukaan, tetapi tidak sampai menerobos. Permukaan kemudian memantul kembali, mendorong ke atas.
Tegangan permukaan membuat tenaga seperti itu mungkin terjadi. Molekul air itu melekat molekul air lain di sekitarnya, ke segala penjuru.
Namun kaki kedap air juga diperlukan. Hewan ini memiliki lapisan mikroskopis rambut padat di kaki mereka, yang dapat dilapisi dengan lilin yang menolak air. Atau rambut perangkap dari bantal udara di sekitar kaki mereka.
“Tanpa adaptasi ini, air akan merendam kaki seperti tenggelam melalui trampoline,” kata Bush.
Bagi hewan yang lebih besar, bisa berjalan di atas air dengan menepuk. Kekuatan tegangan permukaan terlalu lemah untuk mendukung berat tubuh yang lebih besar.
Kadal basilisk, burung air termasuk Western Grebe bahkan beberapa ekor lumba-lumba bisa berjalan di permukaan dengan kekuatan dan kecepatan yang cukup untuk menjaga tubuh mereka tidak tenggelam.
Kadal basilisk misalnya, bisa lari dengan kecepatan lebih dari lima meter per detik dengan menepuk air dengan kaki belakangnya. Itu mendorong air dari kakinya, dan menciptakan kantong udara kecil di sekitar kaki. Namun kadal harus menggerakkan kakinya cukup cepat, sehingga kantong udara tidak menutup sekitar kaki dan menyeretnya ke dalam air.
Kadal kecil dapat lebih mudah menghasilkan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat mereka keluar dari air. Sedangkan yang lebih besar harus ancang-ancang di darat untuk mencapai momentum yang dibutuhkan, untuk mendukung berat badan dan tetap bisa bertahan.
Sebagian besar hewan hanya bisa melakukan perjalanan jarak pendek di atas air. Beberapa seperti kadal basilisk, melakukannya untuk menghindari predator di darat. Sementara yang lain seperti laba-laba nelayan untuk mencari makanan. Dan yang lain melakukannya sebagai bagian dari ritual kawin yang rumit, seperti Western Grebe.
Kadal basilisk, burung air termasuk Western Grebe bahkan beberapa ekor lumba-lumba bisa berjalan di permukaan dengan kekuatan dan kecepatan yang cukup untuk menjaga tubuh mereka tidak tenggelam.
Kadal basilisk misalnya, bisa lari dengan kecepatan lebih dari lima meter per detik dengan menepuk air dengan kaki belakangnya. Itu mendorong air dari kakinya, dan menciptakan kantong udara kecil di sekitar kaki. Namun kadal harus menggerakkan kakinya cukup cepat, sehingga kantong udara tidak menutup sekitar kaki dan menyeretnya ke dalam air.
Kadal kecil dapat lebih mudah menghasilkan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat mereka keluar dari air. Sedangkan yang lebih besar harus ancang-ancang di darat untuk mencapai momentum yang dibutuhkan, untuk mendukung berat badan dan tetap bisa bertahan.
Sebagian besar hewan hanya bisa melakukan perjalanan jarak pendek di atas air. Beberapa seperti kadal basilisk, melakukannya untuk menghindari predator di darat. Sementara yang lain seperti laba-laba nelayan untuk mencari makanan. Dan yang lain melakukannya sebagai bagian dari ritual kawin yang rumit, seperti Western Grebe.
Source
Cara Hewan Berjalan di Atas Air
Cara Hewan Berjalan di Atas Air
Teori Baru Runtuhnya WTC
Menara kembar pencakar langit World Trade Centre (WTC) di New York, yang dihantam dua pesawat pada 11 September 2001, tidak runtuh akibat kebakaran, tetapi akibat melelehnya aluminium dua pesawat tersebut. Demikian laporan harian Belanda, Spits, yang terbit dengan “Teori Baru Mengenai 9/11″, sebagaimana dikutip Radio Nederland, Kamis (22/9/2011).
Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi melelehnya dinding aluminium akibat suhu panas yang luar biasa ditambah semburan air dari alat-alat pemadam kebakaran otomatis di setiap ruangan. Itulah yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan konstruksi bangunan.
Laporan harian itu berdasarkan hasil penelitian Christian Simensen, seorang ilmuwan Norwegia, yang disampaikan dalam sebuah kongres teknologi di San Diego, Amerika Serikat. Simensen bekerja di sebuah lembaga penelitian Norwegia, Sintef.
Simensen mengambil contoh percobaan yang dilakukan oleh pabrik aluminium Alcoa beberapa tahun lalu. Para ilmuwan mencampur 20 kilogram aluminium yang meleleh dengan 20 liter air. Serta merta, timbul ledakan dahsyat yang menghancurkan ruangan laboratorium dan membuat lubang selebar 30 meter. Kandungan aluminium kedua pesawat yang menghantam kedua gedung World Trade Centre New York mencapai 30 ton.
Teori Simensen cocok dengan keterangan saksi mata yang mendengar ledakan dahsyat saat kedua gedung pencakar langit World Trade Centre runtuh. Ledakan hebat tersebut sampai menimbulkan tuduhan bahwa kedua gedung itu sengaja diledakkan oleh aparat keamanan Amerika.
Menurut Spits, selama sepuluh tahun, Pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai penelitian mengenai penyebab runtuhnya kedua gedung pencakar langit itu.
Source
Teori Baru Runtuhnya WTC
BACA FULL»
Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi melelehnya dinding aluminium akibat suhu panas yang luar biasa ditambah semburan air dari alat-alat pemadam kebakaran otomatis di setiap ruangan. Itulah yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan konstruksi bangunan.
Laporan harian itu berdasarkan hasil penelitian Christian Simensen, seorang ilmuwan Norwegia, yang disampaikan dalam sebuah kongres teknologi di San Diego, Amerika Serikat. Simensen bekerja di sebuah lembaga penelitian Norwegia, Sintef.
Simensen mengambil contoh percobaan yang dilakukan oleh pabrik aluminium Alcoa beberapa tahun lalu. Para ilmuwan mencampur 20 kilogram aluminium yang meleleh dengan 20 liter air. Serta merta, timbul ledakan dahsyat yang menghancurkan ruangan laboratorium dan membuat lubang selebar 30 meter. Kandungan aluminium kedua pesawat yang menghantam kedua gedung World Trade Centre New York mencapai 30 ton.
Teori Simensen cocok dengan keterangan saksi mata yang mendengar ledakan dahsyat saat kedua gedung pencakar langit World Trade Centre runtuh. Ledakan hebat tersebut sampai menimbulkan tuduhan bahwa kedua gedung itu sengaja diledakkan oleh aparat keamanan Amerika.
Menurut Spits, selama sepuluh tahun, Pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai penelitian mengenai penyebab runtuhnya kedua gedung pencakar langit itu.
Source
Teori Baru Runtuhnya WTC
Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
Sebuah artikel yang cukup menarik ditulis oleh seorang pengagum Adolf Hitler. Penulis mengaku sangat tertarik dengan dunia intelijen dan pernah atau masih sedang mencoba menembus lembaga intelijen di Indonesia. Seorang muda yang kreatif dan berhasil mendapatkan coretan bocoran analisa intelijen berkat kecerdikannya.
Saya rasa cukup adil untuk mempercayai pengakuannya telah berhasil memperoleh sejumlah tulisan analisa intelijen dari kantor BIN.
Mengapa saya percaya?
tidak lain karena saya tahu persis kelemahan BIN yang bisa diibaratkan gudang analisa yang sangat rahasia namun dipelihara bagaikan tempat sampah. Dokumen berserakan tanpa ada prosedur penghancuran atau penyimpanan yang memadai, anggota-anggotanya yang oleh penulis (Abwehrmeister) disebut sebagai punggawa pejaten pada umumnya sudah melupakan prinsip internal security dan cenderung semborono. Kondisi inilah yang memudahkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kelemahan tersebut untuk tujuan yang macam-macam.
Saya jadi ingat perbincangan dengan mantan Kepala BAKIN (KABAKIN) almarhum Letjen (purn) Z.A. Maulani ketika beliau masih bertugas di kantor Sekretariat Wakil Presiden. Menurut beliau laporan BAKIN seperti garbage in garbage out. Menyedihkan sekali bukan?
Isi sebuah laporan intelijen barangkali biasa saja dan bersifat rutin, tetapi karena ia dibuat oleh lembaga intelijen maka tidak selayaknya diperlakukan seperti kertas bungkus pisang gorang.
Tentu perspektif di atas tidak bersifat general, karena masih ada junior-junior saya yang sekarang naik dalam level eselon 1 dan 2 yang benar-benar menjaga prinsip internal security dan berhasil menjalankan tugas dengan begitu baiknya. Untuk figur-figur yang tegas dan punya komitmen tinggi dalam tugas maka tidak ada celah bagi kesembronoan. Dari sisi unsur militer juga demikian ada yang sangat profesional dan ada yang sembrono. Mudah membedakannya unsur militer yang masuk BIN hanya ada dua macam, pertama adalah mereka yang sangat dibutuhkan karena kemampuannya dan kedua adalah mereka yang mengemis segala cara kepada Kepala BIN agar diberikan jabatan karena di militer karirnya tamat.
Kebobrokan organisasi BIN maupun BAIS inilah yang melahirkan seorang Senopati Wirang yang harus menanggung MALU menuliskan BLOG I-I berdasarkan pada pengalaman pahit bertahun-tahun. Pernah saya menulis surat kaleng kepada Presiden Suharto...hasilnya malah pembersihan organisasi dan ancaman-ancaman. Memang saya bukan Ksatria yang terang-terangan menantang sistem, tetapi apalah artinya perjuangan satu suara yang lemah ini. Saya sudah menyaksikan banyak korban berjatuhan bahkan seorang sahabat ada yang sampai di Penjara dan seorang Jenderal Yoga Soegama hanya sempat minta maaf di depan mayatnya setelah sahabat saya sakit sekian lama. Setidaknya sejak saya bergabung dengan Intelijen Tempur, Intelijen Strategis dan Intelijen Sipil dan sampai masa akhir hidup saya ini belum ada yang menyadari siapa saya.
Ah pengantarnya jadi terlalu banyak, habis saya kesal dengan sistem pengamanan yang amat sangat buruk di institusi intelijen Indonesia.
Silahkan disimak artikel dari seseorang yang sangat memimpikan dirinya menjadi seorang agen intelijen.
------------------------------------------------------------------------------------------------
GRAND DESIGN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PAPUA
Saya jadi ingat perbincangan dengan mantan Kepala BAKIN (KABAKIN) almarhum Letjen (purn) Z.A. Maulani ketika beliau masih bertugas di kantor Sekretariat Wakil Presiden. Menurut beliau laporan BAKIN seperti garbage in garbage out. Menyedihkan sekali bukan?
Isi sebuah laporan intelijen barangkali biasa saja dan bersifat rutin, tetapi karena ia dibuat oleh lembaga intelijen maka tidak selayaknya diperlakukan seperti kertas bungkus pisang gorang.
Tentu perspektif di atas tidak bersifat general, karena masih ada junior-junior saya yang sekarang naik dalam level eselon 1 dan 2 yang benar-benar menjaga prinsip internal security dan berhasil menjalankan tugas dengan begitu baiknya. Untuk figur-figur yang tegas dan punya komitmen tinggi dalam tugas maka tidak ada celah bagi kesembronoan. Dari sisi unsur militer juga demikian ada yang sangat profesional dan ada yang sembrono. Mudah membedakannya unsur militer yang masuk BIN hanya ada dua macam, pertama adalah mereka yang sangat dibutuhkan karena kemampuannya dan kedua adalah mereka yang mengemis segala cara kepada Kepala BIN agar diberikan jabatan karena di militer karirnya tamat.
Kebobrokan organisasi BIN maupun BAIS inilah yang melahirkan seorang Senopati Wirang yang harus menanggung MALU menuliskan BLOG I-I berdasarkan pada pengalaman pahit bertahun-tahun. Pernah saya menulis surat kaleng kepada Presiden Suharto...hasilnya malah pembersihan organisasi dan ancaman-ancaman. Memang saya bukan Ksatria yang terang-terangan menantang sistem, tetapi apalah artinya perjuangan satu suara yang lemah ini. Saya sudah menyaksikan banyak korban berjatuhan bahkan seorang sahabat ada yang sampai di Penjara dan seorang Jenderal Yoga Soegama hanya sempat minta maaf di depan mayatnya setelah sahabat saya sakit sekian lama. Setidaknya sejak saya bergabung dengan Intelijen Tempur, Intelijen Strategis dan Intelijen Sipil dan sampai masa akhir hidup saya ini belum ada yang menyadari siapa saya.
Ah pengantarnya jadi terlalu banyak, habis saya kesal dengan sistem pengamanan yang amat sangat buruk di institusi intelijen Indonesia.
Silahkan disimak artikel dari seseorang yang sangat memimpikan dirinya menjadi seorang agen intelijen.
------------------------------------------------------------------------------------------------
GRAND DESIGN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PAPUA
oleh: ABWEHRMEISTER
Menarik kita amati perkembangan kasus Papua, yang diawali dari kasus Abepura (yang menuntut ditinjau ulangnya kontrak karya antara PT.Freeport Indonesia dan pemerintah RI) dan kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia bagi puluhan orang aktivis Papua Merdeka yang menyatakan adanya genocide di Papua. Mari kita coba mengamati secara lebih seksama kedua kasus tersebut.
1. Tuntutan peninjauan ulang kontrak karya antara pemerintah RI dan PT.Freeport Indonesia.
Hal ini mulai mendapat perhatian publik setelah terjadi demo besar-besaran oleh sebagian besar unsur masyarakat Papua (baik di Papua maupun di Jakarta) yang menelan korban dari aparat dan dari masyarakat. Mereka menuntut di tinjau ulangnya kontrak karya pengolahan Sumber Daya Alam yang dilakukan PT.Freeport Indonesia, sebuah perusahaan Amerika Serikat. Tuntutan ini dikarenakan selama ini PT.Freeport Indonesia dinilai lalai dalam menangani masalah lingkungan hidup dan PT.Freeport Indonesia dirasa tidak memberi dampak positif secara signifikan kepada masyarakat asli Papua.
Menarik kita amati perkembangan kasus Papua, yang diawali dari kasus Abepura (yang menuntut ditinjau ulangnya kontrak karya antara PT.Freeport Indonesia dan pemerintah RI) dan kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia bagi puluhan orang aktivis Papua Merdeka yang menyatakan adanya genocide di Papua. Mari kita coba mengamati secara lebih seksama kedua kasus tersebut.
1. Tuntutan peninjauan ulang kontrak karya antara pemerintah RI dan PT.Freeport Indonesia.
Hal ini mulai mendapat perhatian publik setelah terjadi demo besar-besaran oleh sebagian besar unsur masyarakat Papua (baik di Papua maupun di Jakarta) yang menelan korban dari aparat dan dari masyarakat. Mereka menuntut di tinjau ulangnya kontrak karya pengolahan Sumber Daya Alam yang dilakukan PT.Freeport Indonesia, sebuah perusahaan Amerika Serikat. Tuntutan ini dikarenakan selama ini PT.Freeport Indonesia dinilai lalai dalam menangani masalah lingkungan hidup dan PT.Freeport Indonesia dirasa tidak memberi dampak positif secara signifikan kepada masyarakat asli Papua.
Hal ini diperkuat oleh adanya laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang menyatakan bahwa (pada intinya) telah terjadi degradasi/penurunan kualitas lingkungan hidup di Papua, yang apabila dibiarkan terus menerus akan sangat merugikan Indonesia. Beberapa tokoh politisi dan parlemen Indonesia belakangan angkat bicara dan mengakomodir keinginan masyarakat Papua melalui parlemen. DPR mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kontrak karyanya dengan PT.Freeport Indonesia. Hanya sayang sikap DPR ini hanya melalui pernyataan-pernyataan tokohnya secara parsial, bukan sikap resmi DPR secara institusional sebagai lembaga parlemen Indonesia. Tanpa perlu menjadi seorang expert, kita bisa melihat adanya gangguan terhadap kepentingan Amerika Serikat di Indonesia. Bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang dialami PT.Freeport Indonesia (baca: Amerika Serikat) apabila peninjauan ulang kontrak karya tersebut benar-benar terjadi. Sebenarnya peninjauan ulang kontrak kerja sama merupakan HAK Indonesia sebagai negara yang berdaulat penuh atas Papua.
Ditinjau dari segi hukum (tentunya hukum Indonesia), pembaruan suatu perjanjian dimungkinkan untuk dilakukan sebelum habis masa berlaku perjanjian tersebut apabila ada hal-hal yang secara prinsipil melanggar UU. Ketentuan ini bisa kita lihat dari pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia (BW) yang menyatakan sebagai berikut :”semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik.”
Dari uraian pasal tersebut diatas nampak jelas bahwa suatu perikatan hukum (baca: perjanjian) dapat ditarik kembali (atau diperbarui) apabila mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak dan atau pelanggaran terhadap UU yang berlaku. Dalam hal ini UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Posisi pemerintah dalam hal ini sebenarnya sangat kuat baik secara de facto maupun secara de jure. Pemerintah tidak perlu takut terhadap pencitraan buruk Indonesia di luar negeri.
Dari uraian pasal tersebut diatas nampak jelas bahwa suatu perikatan hukum (baca: perjanjian) dapat ditarik kembali (atau diperbarui) apabila mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak dan atau pelanggaran terhadap UU yang berlaku. Dalam hal ini UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Posisi pemerintah dalam hal ini sebenarnya sangat kuat baik secara de facto maupun secara de jure. Pemerintah tidak perlu takut terhadap pencitraan buruk Indonesia di luar negeri.
Saya yakin banyak putera-puteri Indonesia yang ahli dalam bidang komunikasi dan pencitraan diri. Masih banyak investor asing lain yang mau menanamkan modalnya di Papua. Dalam kasus ini PT.Freeport Indonesia (baca:Amerika Serikat) jelas-jelas merasa terancam dan merasa terusik posisinya di Indonesia. Logikanya, pasti mereka akan memberikan reaksi yang kita tidak tahu entah apa. Melihat arah kebijakan luar negeri AS yang kental nuansa kapitalisme (baca: kolonialisme) yang dilatar belakangi sumber daya alam (Irak, Blok Cepu, Amerika Latin), bisa dipastikan mereka akan mempertahankan kepentingannya dengan segala cara. Pengalaman kita pada masa pemerintahan Soekarno, dimana AS berencana untuk menduduki Indonesia melalui skenarionya membumi hanguskan CALTEX di Riau untuk kemudian mendarat dan menguasai Indonesia. Kejadian itu pada masa pemberontakan PRRI-PERMESTA pada zaman Soekarno.
Saya merasa bersyukur skenario tersebut gagal total dan akhirnya mencoreng muka AS. Bukan tidak mungkin AS akan mempertahankan kepentingannya dengan cara-cara yang sama atau sama sekali baru yang tidak kita duga sebelumnya. Kita harus dapat mengantisipasi potensi-potensi ancaman dimasa datang. Untuk tujuan itulah tulisan ini saya buat.
2. Kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia terhadap aktivis separatisme Papua.
Kasus ini membuat hubungan bilateral Indonesia – Australia kembali memanas. Indonesia menarik kembali dubesnya, sementara dubes Australia dipanggil Menlu RI untuk menjelaskan sikap pemerintahan Australia. Untuk yang kesekian kalinya hubungan Indonesia – Australia menegang. Masih segar dalam benak rakyat Indonesia bagaimana peran aktif Australia dalam kasus lepasnya Timor-Timur dari pangkuan ibu pertiwi. Belakangan diketahui bahwa motif utama Australia dalam mensponsori kemerdekaan Timor-timur adalah celah timor yang ditengarai kaya akan minyak. Sobat kental AS ini nampaknya telah belajar banyak dari sohibnya itu.
2. Kasus pemberian visa tinggal sementara oleh Australia terhadap aktivis separatisme Papua.
Kasus ini membuat hubungan bilateral Indonesia – Australia kembali memanas. Indonesia menarik kembali dubesnya, sementara dubes Australia dipanggil Menlu RI untuk menjelaskan sikap pemerintahan Australia. Untuk yang kesekian kalinya hubungan Indonesia – Australia menegang. Masih segar dalam benak rakyat Indonesia bagaimana peran aktif Australia dalam kasus lepasnya Timor-Timur dari pangkuan ibu pertiwi. Belakangan diketahui bahwa motif utama Australia dalam mensponsori kemerdekaan Timor-timur adalah celah timor yang ditengarai kaya akan minyak. Sobat kental AS ini nampaknya telah belajar banyak dari sohibnya itu.
Pemberian suaka dan visa tinggal tersebut jelas-jelas tidak mencerminkan sikap dukungan Australia terhadap kedaulatan wilayah NKRI, seperti yang selama ini berulang kali mereka utarakan kepada berbagai media dunia. Sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka memberi dukungan kepada elemen-elemen separatisme di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari adanya dukungan berupa moril dan materiil dari berbagai parpol Australia terhadap pihak separatis Papua (sebagaimana tercantum dalam temuan data dan fakta yang dibawa oleh tim parlemen Indonesia yang akan sowan ke Australia). Terlebih lagi kita memiliki pengalaman pahit pada masa lalu dalam kasus lepas nya Timor-Timur dari NKRI.
Apakah kita akan jatuh dalam lubang yang sama untuk yang kedua kalinya?
Saya yakin bahwa ini adalah suatu skenario yang disusun bersama antara Australia dan AS dengan tujuan untuk mengambil alih sumber daya alam yang terdapat di Papua. Indikasinya adalah Australia begitu mengekspos penindasan yang dialami oleh para aktivis separatisme Papua (versi mereka tentunya). Bahkan mereka menuduh telah terjadi genocide di bumi Papua. Ini adalah suatu tuduhan serius yang tidak berdasar. Serius karena istilah genocide merupakan salah satu pelanggaran HAM berat, setara dengan yang dilakukan oleh NAZI Jerman. Tidak berdasar karena tuduhan tersebut tanpa disertai data, fakta dan bukti yang kuat dan meyakinkan. Ini adalah bagian dari skenario panjang AS dan Australia untuk merebut sumber daya alam Indonesia. Selama ini Amerika dikenal sebagai agresor yang mengabaikan norma-norma apapun dalam menjaga kepentingannya diberbagai penjuru dunia. Tidak perlu legitimasi, tidak perlu ada bukti yang kuat, dan sering kali mengabaikan PBB.
3. Alternatif penyelesaian masalah.
Berkali-kali Australia menginjak-injak harga diri dan martabat bangsa Indonesia. Penangkapan nelayan Indonesia, pelanggaran kedaulatan Indonesia di udara oleh AU Australia (boleh tanyakan pada saudara-saudara kita di AURI), lepasnya Tim-tim dari NKRI, pemasangan instalasi rudal yang dapat menjangkau wilayah NKRI, dan sekarang dukungan secara terang-terangan terhadap elemen separatisme Papua (pihak parlemen Indonesia dan kalangan intelijen pasti tahu lebih banyak). Kita semua pasti mahfum bahwa kita tidak bisa berharap banyak dari PBB. Sudah banyak kejadian yang menunjukkan bahwa PBB tidak memihak kepada rasa keadilan masyarakat internasional dan didalam tubuh PBB sendiri ada perbedaan perlakuan terhadap negara-negara anggotanya.
3. Alternatif penyelesaian masalah.
Berkali-kali Australia menginjak-injak harga diri dan martabat bangsa Indonesia. Penangkapan nelayan Indonesia, pelanggaran kedaulatan Indonesia di udara oleh AU Australia (boleh tanyakan pada saudara-saudara kita di AURI), lepasnya Tim-tim dari NKRI, pemasangan instalasi rudal yang dapat menjangkau wilayah NKRI, dan sekarang dukungan secara terang-terangan terhadap elemen separatisme Papua (pihak parlemen Indonesia dan kalangan intelijen pasti tahu lebih banyak). Kita semua pasti mahfum bahwa kita tidak bisa berharap banyak dari PBB. Sudah banyak kejadian yang menunjukkan bahwa PBB tidak memihak kepada rasa keadilan masyarakat internasional dan didalam tubuh PBB sendiri ada perbedaan perlakuan terhadap negara-negara anggotanya.
Masih adanya hak veto bagi beberapa negara menunjukkan hal ini. Padahal hak veto tersebut sangat tidak relevan dan sangat mencederai asas persamaan kedudukan negara-negara yang berdaulat di dunia. Tidak akan pernah tercapai susunan dunia yang adil, merata dan sejahtera bila PBB (sebagai organisasi internasional yang utama) masih tidak berubah. Sikap Indonesia yang menarik kembali duta besarnya di Australia mencerminkan adanya perhatian yang serius dari pemerintah RI. Kita harus menata ulang kembali hubungan bilateral kita dengan Australia.
Saya menyarankan beberapa alternatif penyelesaian disini, yaitu :
§ Secara eksternal
- Melakukan komunikasi bilateral dengan Australia melalui saluran diplomatik secara lebih intensif dan komprehensif dalam konteks Papua
- Mencari dukungan dalam berbagai forum internasional terhadap keutuhan kedaulatan wilayah NKRI (negara-negara Asia-Afrika, ASEAN, PBB,dll)
- Memberikan penjelasan kepada masyarakat internasional bahwa apa yang terjadi di Papua adalah murni masalah intern dalam negeri Indonesia, bahwa tidak ada peristiwa pelanggaran HAM berat (genocide) yang terjadi di bumi Papua seperti yang dituduhkan para aktivis separatisme Papua, bahwa apa yang dilakukan Australia adalah bentuk sikap bermusuhan dan melegalisasi tuduhan pelanggaran HAM berat di Indonesia, bahwa sikap Australia tersebut merupakan suatu bentuk ancaman terhadap kedaulatan sah suatu negara yang dapat menimpa negara mana saja di dunia dan merupakan preseden buruk dimasa datang.
§ Secara internal
- Melakukan pengusutan tuntas terhadap kasus kerusuhan Abepura, Papua.
- Merangkul semua elemen masyarakat Papua untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik bagi bangsa dan negara RI (hal ini lebih sulit dalam hal implementasi di lapangan).
- Mencari bukti keterlibatan asing dalam kasus Papua.
- Para pemimpin bangsa ini agar tidak serta merta mengeluarkan pernyataan yang bersifat tuduhan yang menyudutkan saudara sebangsa sendiri (politisasi). Akan lebih baik jika kita memfokuskan perhatian dan stamina kita untuk mengantisipasi ancaman dari luar. Kasus ini adalah murni masalah harga diri dan martabat Indonesia, tidak perlu kita larut dalam kepentingan politik sesaat.
- Melakukan pemberdayaan intelijen nasional baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini sangat penting artinya untuk menangkal ancaman-ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai contoh, pembentukan aturan hukum yang jelas bagi kalangan intelijen nasional lebih urgent ketimbang RUU APP misalnya.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat, paling tidak, menimbulkan kesadaran berbangsa dan semoga dalam tataran lebih luas dapat memberikan alternatif wawasan dalam menanggapi sikap Australia. Semoga Tuhan YME melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Amin !!
Source - Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
§ Secara eksternal
- Melakukan komunikasi bilateral dengan Australia melalui saluran diplomatik secara lebih intensif dan komprehensif dalam konteks Papua
- Mencari dukungan dalam berbagai forum internasional terhadap keutuhan kedaulatan wilayah NKRI (negara-negara Asia-Afrika, ASEAN, PBB,dll)
- Memberikan penjelasan kepada masyarakat internasional bahwa apa yang terjadi di Papua adalah murni masalah intern dalam negeri Indonesia, bahwa tidak ada peristiwa pelanggaran HAM berat (genocide) yang terjadi di bumi Papua seperti yang dituduhkan para aktivis separatisme Papua, bahwa apa yang dilakukan Australia adalah bentuk sikap bermusuhan dan melegalisasi tuduhan pelanggaran HAM berat di Indonesia, bahwa sikap Australia tersebut merupakan suatu bentuk ancaman terhadap kedaulatan sah suatu negara yang dapat menimpa negara mana saja di dunia dan merupakan preseden buruk dimasa datang.
§ Secara internal
- Melakukan pengusutan tuntas terhadap kasus kerusuhan Abepura, Papua.
- Merangkul semua elemen masyarakat Papua untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik bagi bangsa dan negara RI (hal ini lebih sulit dalam hal implementasi di lapangan).
- Mencari bukti keterlibatan asing dalam kasus Papua.
- Para pemimpin bangsa ini agar tidak serta merta mengeluarkan pernyataan yang bersifat tuduhan yang menyudutkan saudara sebangsa sendiri (politisasi). Akan lebih baik jika kita memfokuskan perhatian dan stamina kita untuk mengantisipasi ancaman dari luar. Kasus ini adalah murni masalah harga diri dan martabat Indonesia, tidak perlu kita larut dalam kepentingan politik sesaat.
- Melakukan pemberdayaan intelijen nasional baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini sangat penting artinya untuk menangkal ancaman-ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai contoh, pembentukan aturan hukum yang jelas bagi kalangan intelijen nasional lebih urgent ketimbang RUU APP misalnya.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat, paling tidak, menimbulkan kesadaran berbangsa dan semoga dalam tataran lebih luas dapat memberikan alternatif wawasan dalam menanggapi sikap Australia. Semoga Tuhan YME melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Amin !!
Source - Freeport Adalah Proses Penjajahan Papua Indonesia
Wow, Sex Toys Emas 24 Karat
Ketika para atlet Olimpiade sedang memperebutkan medali emas, seorang pengusaha malah membuat sesuatu yang kontroversial dari emas. Yah, ini dia: Ann Summer merilis sebuah alat seks vibrator yang terbuat dari emas. Tidak tanggung-tanggung, emasnya 24 karat. wow…
Pengusaha yang telah menggeluti bisnis penjualan alat bantu seks lebih dari 30 tahun mengakui baru beberapa tahun belakangan ini harus menghadapi persaingan ketat di bidang ini. Maka dari itu, Ann Summer nekat menciptakan inovasi terbaru dalam dunia orang dewasa ini.
Vibrator yang terbuat dari 24 karat emas murni ini dirancang untuk memenuhi banyaknya permintaan konsumen yang mencari hal yang baru.
Alat bantu seks yang diberi nama Inez Lelo ini sudah dirancang dari beberapa bulan yang lalu. Ann Summers mengambil langkah berani ini karena melihat pasaran untuk barang-barang ‘dewasa’ sedang meningkat penjualannya. Ditambah lagi sejak novel erotis Fifty Shades of Grey Trilogy beredar dipasaran yang membuat banyak pasangan terinspirasi untuk memuaskan pasangannya dengan alat bantu seks.
Inez Lelo akan dipamerkan di Toko Ann Summer’s Wesfield Stratford di Olympic Park, Inggris. Karena harganya yang hampir semahal emas olimpiade, beberapa tentara bersiaga menjaga ketat kotak berisi vibrator ini.
Vibrator ini dijual dengan harga 10.000 pound atau setara dengan Rp 140 juta. Tak heran bila barang yang satu ini hanya bisa dimiliki oleh orang-orang berpenghasilan tinggi saja.
Namun, harganya yang selangit ini tidak lantas membuat Inez Lelo sepi dari pembeli. Menurut data yang dimiliki oleh toko Ann Summers sudah ada daftar tunggu untuk barang mewah ini sejak dibuka bulan Mei 2012.
Ternyata imbas dari menjamurnya novel erotis karangan E.L James ini tidak hanya dirasakan oleh Ann Summer saja, toko-toko high-end seperti Luxury Swedish atau toko online seperti Lovehoney mengakui bahwa penjualan alat bantu seks meningkat tajam.
Tidak hanya di Inggris saja, Jepang sebagai salah satu negara yang memiliki teknologi maju pun mulai berlomba-lomba untuk memproduksi alat bantu seks ini. Sebuah perusahaan di sana bahkan mulai memasarkan alat bantu seks khusus pria. Koichi Matsumoto, pendiri dari perusahaan Tenga yang memproduksi alat ini mengambil inspirasi dari kurangnya alat bantu untuk pria dibandingkan dengan yang disediakan untuk wanita.
Source
Wow, Sex Toys Emas 24 Karat
BACA FULL»
Pengusaha yang telah menggeluti bisnis penjualan alat bantu seks lebih dari 30 tahun mengakui baru beberapa tahun belakangan ini harus menghadapi persaingan ketat di bidang ini. Maka dari itu, Ann Summer nekat menciptakan inovasi terbaru dalam dunia orang dewasa ini.
Vibrator yang terbuat dari 24 karat emas murni ini dirancang untuk memenuhi banyaknya permintaan konsumen yang mencari hal yang baru.
Alat bantu seks yang diberi nama Inez Lelo ini sudah dirancang dari beberapa bulan yang lalu. Ann Summers mengambil langkah berani ini karena melihat pasaran untuk barang-barang ‘dewasa’ sedang meningkat penjualannya. Ditambah lagi sejak novel erotis Fifty Shades of Grey Trilogy beredar dipasaran yang membuat banyak pasangan terinspirasi untuk memuaskan pasangannya dengan alat bantu seks.
Inez Lelo akan dipamerkan di Toko Ann Summer’s Wesfield Stratford di Olympic Park, Inggris. Karena harganya yang hampir semahal emas olimpiade, beberapa tentara bersiaga menjaga ketat kotak berisi vibrator ini.
Vibrator ini dijual dengan harga 10.000 pound atau setara dengan Rp 140 juta. Tak heran bila barang yang satu ini hanya bisa dimiliki oleh orang-orang berpenghasilan tinggi saja.
Namun, harganya yang selangit ini tidak lantas membuat Inez Lelo sepi dari pembeli. Menurut data yang dimiliki oleh toko Ann Summers sudah ada daftar tunggu untuk barang mewah ini sejak dibuka bulan Mei 2012.
Ternyata imbas dari menjamurnya novel erotis karangan E.L James ini tidak hanya dirasakan oleh Ann Summer saja, toko-toko high-end seperti Luxury Swedish atau toko online seperti Lovehoney mengakui bahwa penjualan alat bantu seks meningkat tajam.
Tidak hanya di Inggris saja, Jepang sebagai salah satu negara yang memiliki teknologi maju pun mulai berlomba-lomba untuk memproduksi alat bantu seks ini. Sebuah perusahaan di sana bahkan mulai memasarkan alat bantu seks khusus pria. Koichi Matsumoto, pendiri dari perusahaan Tenga yang memproduksi alat ini mengambil inspirasi dari kurangnya alat bantu untuk pria dibandingkan dengan yang disediakan untuk wanita.
Source
Wow, Sex Toys Emas 24 Karat