Apakah Hawk MK 209 bisa menciptakan sonic boom ?
Di pontianak pada tanggal 20 januari 2010 sekitar pukul 9-10 pagi wib terjadi ledakan seperti bom diangkasa, saya lagi berada didalam kantor sempat kaget beserta teman-teman yang lain. Setelah tanya sana-sini, dikatakan sebelum ledakan terlihat cahaya seperti kilat bewarna merah, kemudian terlihat gumpalan awan tebal berbentuk lingkaran. Ledakan sangat kuat hingga terdengar keseluruh kota, dari koran setempat di dapat pernyataan dari TNI AU bahwa telah terjadi sonic boom dari pesawat tempur jenis Hawk 200 yang sedang latihan. Benarkah Hawk 200 bisa membuat sonic boom di ketinggian 30.000 kaki ?
Jawaban :
Sonic Boom adalah sebuah gelombang kejut yang dihasilkan oleh pesawat atau objek lain yang bergerak dengan kecepatan supersonic. Gelombang kejut ini juga akan terdengar dalam bentuk suara ledakan. Sedangkan Istilah supersonic merujuk kepada kecepatan yang melebihi kecepatan suara.
Jika sebuah pesawat bergerak sama dengan kecepatan suara, maka kecepatan pesawat itu disebut Mach 1. Jika ia terbang dua kali kecepatan suara, maka kecepatannya disebut Mach 2. Jika pesawat bergerak dengan kecepatan Mach 5 keatas, maka kecepatan itu disebut Hypersonic.
Sonic Boom adalah sebuah gelombang kejut yang dihasilkan oleh pesawat atau objek lain yang bergerak dengan kecepatan supersonic. Gelombang kejut ini juga akan terdengar dalam bentuk suara ledakan. Sedangkan Istilah supersonic merujuk kepada kecepatan yang melebihi kecepatan suara.
Jika sebuah pesawat bergerak sama dengan kecepatan suara, maka kecepatan pesawat itu disebut Mach 1. Jika ia terbang dua kali kecepatan suara, maka kecepatannya disebut Mach 2. Jika pesawat bergerak dengan kecepatan Mach 5 keatas, maka kecepatan itu disebut Hypersonic.
Pesawat yang dimiliki oleh TNI AU di Pontianak (Lanud Supadio) adalah pesawat jenis Hawk MK 209, salah satu varian dari Hawk 200 (bukan skyhawk 200). Ini dikonfirmasi oleh website resmi TNI AU. Pesawat ini hanya memiliki kecepatan terbang Maksimal 1.019 km/jam atau 633 mil/jam.
Pada suhu normal, sekitar 20 derajat celcius, gelombang suara bergerak dengan kecepatan sekitar 343 meter/detik atau 768 mil/jam atau 1.236 km/jam. Jadi untuk menciptakan sonic boom, sebuah pesawat harus bergerak melebihi kecepatan ini.
Pada ketinggian 30.000 kaki temperatur udara menjadi lebih rendah. Temperatur yang rendah membuat kecepatan suara menjadi lebih lambat. Mach 1 pada ketinggian ini hanya berkisar pada 670 mil/jam. Tapi itu tidak berarti sonic boom bisa lebih mudah tercipta. Hal ini dikarenakan temperatur yang rendah ini akan membengkokkan gelombang suara ke atas.
Jadi supaya sonic boom bisa terdengar sampai ke bumi, maka pesawat tersebut harus terbang di atas kecepatan Mach 1 lebih dari biasanya. Misal, pada ketinggian 30.000 kaki, kecepatan suara adalah 670 mil/jam, namun supaya suara sonic boom bisa terdengar ke bumi, maka pesawat tersebut harus bergerak dengan kecepatan 750 mil/jam atau Mach 1,12.
Kecepatan ini melebihi kecepatan maksimal Hawk 209 yang cuma 633 mil/jam.
Jadi, menurut saya, pesawat Hawk 209 tidak bisa menciptakan sonic boom.
Pada ketinggian 30.000 kaki temperatur udara menjadi lebih rendah. Temperatur yang rendah membuat kecepatan suara menjadi lebih lambat. Mach 1 pada ketinggian ini hanya berkisar pada 670 mil/jam. Tapi itu tidak berarti sonic boom bisa lebih mudah tercipta. Hal ini dikarenakan temperatur yang rendah ini akan membengkokkan gelombang suara ke atas.
Jadi supaya sonic boom bisa terdengar sampai ke bumi, maka pesawat tersebut harus terbang di atas kecepatan Mach 1 lebih dari biasanya. Misal, pada ketinggian 30.000 kaki, kecepatan suara adalah 670 mil/jam, namun supaya suara sonic boom bisa terdengar ke bumi, maka pesawat tersebut harus bergerak dengan kecepatan 750 mil/jam atau Mach 1,12.
Kecepatan ini melebihi kecepatan maksimal Hawk 209 yang cuma 633 mil/jam.
Jadi, menurut saya, pesawat Hawk 209 tidak bisa menciptakan sonic boom.
Apakah Hawk MK 209 bisa menciptakan sonic boom ?
Time traveler terlihat di film Charlie Chaplin tahun 1928?
Pada tanggal 20 Oktober 2010, seorang sutradara film independen dari Irlandia mengupload sebuah rekaman yang berasal dari tahun 1928 yang sepertinya memperlihatkan seorang wanita sedang berbicara dengan menggunakan ponsel. Mungkinkah wanita itu seorang Time Traveler?
George Clarke, nama sutradara itu, menemukan rekaman itu dari DVD film Charlie Chaplin yang berjudul The Circus. Adegan itu sendiri bukan bagian dari film The Circus, melainkan adegan extra yang terdapat dalam DVD itu yang memperlihatkan sekumpulan orang-orang yang sedang menghadiri pemutaran perdana film tersebut.
Time Traveler yang sedang menelepon
Dalam cuplikan tersebut, kita bisa melihat seorang perempuan berjalan dengan posisi tangan seperti sedang memegang sebuah ponsel. Pada saat wanita itu berhenti sesaat, dalam rekaman terlihat kalau mulutnya bergerak seperti sedang berbicara. Lalu, gambar rekaman itu berpindah ke adegan lain (transisi).
Time Traveler yang sedang menelepon
Dalam cuplikan tersebut, kita bisa melihat seorang perempuan berjalan dengan posisi tangan seperti sedang memegang sebuah ponsel. Pada saat wanita itu berhenti sesaat, dalam rekaman terlihat kalau mulutnya bergerak seperti sedang berbicara. Lalu, gambar rekaman itu berpindah ke adegan lain (transisi).
Clarke mengatakan:
"Satu-satunya kesimpulan yang bisa saya ambil - yang akan terdengar mengada-ngada bagi sebagian orang - wanita itu seorang Time Traveler."
"Satu-satunya kesimpulan yang bisa saya ambil - yang akan terdengar mengada-ngada bagi sebagian orang - wanita itu seorang Time Traveler."
Menurut Clarke ia telah memperlihatkan rekaman itu kepada lebih dari 100 orang dan tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan penjelasan yang memuaskan.
Memang benar. Saya rasa memang tidak ada yang bisa memberikan teori yang bisa menjelaskan misteri ini dengan memuaskan (termasuk teori time travel). Tetapi saya akan mengajak kalian untuk melihat kisah ini dari sudut pandang yang berbeda-beda supaya kalian bisa memutuskan apa yang ingin kalian percayai.
Baiklah, kalau begitu mari kita mulai meneliti rekaman ini.
Hoax dan Viral Marketing
Pertama, ada anggapan kalau rekaman ini sebenarnya sebuah hoax atau bagian dari Viral Marketing yang dilancarkan oleh Clarke. Kecurigaan ini cukup beralasan karena dalam video yang diupload Clarke, ia menyebutkan kalau dalam tahun-tahun mendatang, film-film yang dibuatnya akan segera tayang. Lalu ia juga mempromosikan situs-situs miliknya.
Namun, saya kira anggapan ini cukup tidak beralasan karena Clarke memperlihatkan DVD yang berisi adegan itu. Tentu saja, semua orang bisa membeli DVD tersebut dan memeriksanya sendiri. Jadi, kecil kemungkinan rekaman ini sebuah hoax yang dibuat untuk Viral Marketing.
Kalau rekaman ini bukan hoax, apa yang sesungguhnya terlihat disitu? benarkah wanita itu sedang menggunakan ponsel?
Wanita misterius dan ponsel
Argumen utama mengapa banyak yang mengatakan kalau wanita itu seorang Time Traveler adalah karena perilaku wanita tersebut terlihat seperti sedang menelepon dengan sebuah ponsel yang jelas belum ada pada tahun 1928.
Namun masalahnya adalah saya tidak bisa melihat adanya ponsel di dalam genggamannya.
Dengan kata lain, orang yang beranggapan kalau wanita ini sedang menelepon bisa jadi hanya berpersepsi.
Beberapa orang beranggapan kalau bayangan hitam di dekat telapak tangannya adalah sebuah benda padat. Namun saya yakin kalau bayangan hitam itu benar-benar bayangan telapak tangan wanita itu. Soal ini akan saya jelaskan sebentar lagi.
Kemudian, lihat foto-foto di bawah ini, dan temukan persamaan pada cara memegang ponsel.
Jawabannya ada dua:
Pertama, Jari tengah, jari manis dan kelingking akan tersusun dengan rapi.
Kedua, kelingking yang memegang ponsel selalu berada di bawah ujung hidung.
Kedua posisi itu bertujuan supaya ponsel yang dipegang membentuk sudut 45 derajat. Jika kalian memegang ponsel saat ini, kalian bisa mencobanya sendiri.
Sekarang lihat screen shot dari rekaman itu. Saya tambahkan sebuah ponsel imajiner berdasarkan posisi jari-jari wanita itu.
Pertama, Jari tengah, jari manis dan kelingking akan tersusun dengan rapi.
Kedua, kelingking yang memegang ponsel selalu berada di bawah ujung hidung.
Kedua posisi itu bertujuan supaya ponsel yang dipegang membentuk sudut 45 derajat. Jika kalian memegang ponsel saat ini, kalian bisa mencobanya sendiri.
Sekarang lihat screen shot dari rekaman itu. Saya tambahkan sebuah ponsel imajiner berdasarkan posisi jari-jari wanita itu.
Wanita itu memegang ponsel dengan cara yang sangat tidak biasa karena kelingkingnya berada di tengah hidung, di atas ujung hidung. Posisi jari tengah dan jari telunjuk terbuka lebar, tidak mirip seperti seseorang yang sedang menelepon.
Mungkin kalian akan berkata kepada saya:
"Bro, itu tidak membuktikan apa-apa. Saya bahkan biasa menelepon dengan memegang ponsel hanya dengan dua jari. Penjelasanmu tidak menjawab misteri ini sama sekali."
Saya tahu. Mari kita berbicara posisi tangan pada umumnya saja terlebih dahulu. Biarkan saya melanjutkannya terlebih dahulu.
Karena kejanggalan posisi jari-jari ini, ada kemungkinan kalau wanita itu bukan sedang memegang ponsel.
Lalu apa yang sedang dilakukannya?
Menutupi wajah dengan tangan
Beberapa orang percaya kalau ia sebenarnya sedang menutupi wajahnya dari sinar matahari. Namun saya meragukannya karena umumnya seseorang menutupi wajah dari sinar matahari dengan telapak tangan yang terbuka, bukan dengan jari-jari menekuk (kecuali kalau wanita ini memiliki jari-jari yang cacat).
Aktor pria dengan pakaian wanita
Ada lagi yang percaya kalau wanita itu sesungguhnya seorang aktor pria. Ini bisa terlihat dari sepatunya yang cukup besar dan aneh. Walaupun disebutkan kalau rekaman itu menunjukkan masyarakat umum yang hendak menonton pemutaran perdana film The Circus, selalu ada kemungkinan kalau sang sutradara, yaitu Chaplin sendiri, menggunakan aktor untuk memerankan orang-orang tersebut. Ini hal yang biasa dalam pembuatan film.
Jika ia adalah seorang pria yang diminta mengenakan pakaian wanita, maka ia perlu menutupi wajahnya untuk mengurangi kesan "prianya" dari para penonton. Ketika ia berhenti, kemungkinan ia menjadi ragu dengan suatu hal dan sedang berbicara dengan kru film mengenai instruksi selanjutnya. Karena itu, adegan itu segera berpindah ke adegan lain sehingga kita tidak menyadari kesalahan tersebut.
Penjelasan ini cukup masuk akal walaupun tidak cukup menjelaskan mengenai keanehan posisi jari-jarinya.
Alat bantu dengar
Teori lain yang cukup masuk akal adalah wanita itu sesungguhnya sedang menggunakan alat bantu dengar. Ia berbicara sedikit untuk mengetes pendengarannya.
Penjelasan ini juga cukup masuk akal. Coba lihat poster di bawah ini, dan tebak, apa yang sedang dilakukan oleh pria tua itu?
Mungkin kalian akan berkata kepada saya:
"Bro, itu tidak membuktikan apa-apa. Saya bahkan biasa menelepon dengan memegang ponsel hanya dengan dua jari. Penjelasanmu tidak menjawab misteri ini sama sekali."
Saya tahu. Mari kita berbicara posisi tangan pada umumnya saja terlebih dahulu. Biarkan saya melanjutkannya terlebih dahulu.
Karena kejanggalan posisi jari-jari ini, ada kemungkinan kalau wanita itu bukan sedang memegang ponsel.
Lalu apa yang sedang dilakukannya?
Menutupi wajah dengan tangan
Beberapa orang percaya kalau ia sebenarnya sedang menutupi wajahnya dari sinar matahari. Namun saya meragukannya karena umumnya seseorang menutupi wajah dari sinar matahari dengan telapak tangan yang terbuka, bukan dengan jari-jari menekuk (kecuali kalau wanita ini memiliki jari-jari yang cacat).
Aktor pria dengan pakaian wanita
Ada lagi yang percaya kalau wanita itu sesungguhnya seorang aktor pria. Ini bisa terlihat dari sepatunya yang cukup besar dan aneh. Walaupun disebutkan kalau rekaman itu menunjukkan masyarakat umum yang hendak menonton pemutaran perdana film The Circus, selalu ada kemungkinan kalau sang sutradara, yaitu Chaplin sendiri, menggunakan aktor untuk memerankan orang-orang tersebut. Ini hal yang biasa dalam pembuatan film.
Jika ia adalah seorang pria yang diminta mengenakan pakaian wanita, maka ia perlu menutupi wajahnya untuk mengurangi kesan "prianya" dari para penonton. Ketika ia berhenti, kemungkinan ia menjadi ragu dengan suatu hal dan sedang berbicara dengan kru film mengenai instruksi selanjutnya. Karena itu, adegan itu segera berpindah ke adegan lain sehingga kita tidak menyadari kesalahan tersebut.
Penjelasan ini cukup masuk akal walaupun tidak cukup menjelaskan mengenai keanehan posisi jari-jarinya.
Alat bantu dengar
Teori lain yang cukup masuk akal adalah wanita itu sesungguhnya sedang menggunakan alat bantu dengar. Ia berbicara sedikit untuk mengetes pendengarannya.
Penjelasan ini juga cukup masuk akal. Coba lihat poster di bawah ini, dan tebak, apa yang sedang dilakukan oleh pria tua itu?
Mungkin kalian akan berkata "Sudah jelas! Ia sedang menelepon dengan ponsel."
Sebenarnya pria itu adalah raja Portugal yang hidup pada abad ke-19. Gambar di atas adalah ilustrasi yang menggambarkan sang raja sedang menggunakan alat bantu dengar yang disebut king Gowa Chair.
Alat bantu dengar lain yang cukup populer pada tahun 1920an adalah alat bantu dengar berbentuk terompet seperti ini.
Sebenarnya pria itu adalah raja Portugal yang hidup pada abad ke-19. Gambar di atas adalah ilustrasi yang menggambarkan sang raja sedang menggunakan alat bantu dengar yang disebut king Gowa Chair.
Alat bantu dengar lain yang cukup populer pada tahun 1920an adalah alat bantu dengar berbentuk terompet seperti ini.
Salah satu alat bantu dengar yang mungkin digunakan oleh wanita itu adalah Western Electric Model 34A "Audiphone" yang terlihat di foto di bawah ini.
Alat bantu ini diproduksi oleh Western Electric Company pada tahun 1925. Panjangnya sekitar 16 cm dengan lebar sekitar 8 cm.
Walaupun kita tidak bisa memastikannya, namun yang ingin saya tekankan disini adalah, benda kecil yang bisa dipegang seperti memegang sebuah ponsel bukan hal yang aneh pada tahun 1920an.
Menggaruk wajah atau kebiasaan kecil lainnya
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Posisi jari wanita itu sangat tidak biasa untuk bisa disebut sedang memegang sebuah ponsel. Saya juga telah mengatakan kalau saya tidak bisa melihat ponsel tersebut. Karena itu saya berpikir kalau wanita itu mungkin sedang menggaruk atau sedang melakukan kebiasaan kecil lainnya (seperti memegang daun telinga).
Dalam slow motion, sebelum adegan berpindah, kita bisa melihat wanita itu mengubah posisi jarinya.
Walaupun kita tidak bisa memastikannya, namun yang ingin saya tekankan disini adalah, benda kecil yang bisa dipegang seperti memegang sebuah ponsel bukan hal yang aneh pada tahun 1920an.
Menggaruk wajah atau kebiasaan kecil lainnya
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Posisi jari wanita itu sangat tidak biasa untuk bisa disebut sedang memegang sebuah ponsel. Saya juga telah mengatakan kalau saya tidak bisa melihat ponsel tersebut. Karena itu saya berpikir kalau wanita itu mungkin sedang menggaruk atau sedang melakukan kebiasaan kecil lainnya (seperti memegang daun telinga).
Dalam slow motion, sebelum adegan berpindah, kita bisa melihat wanita itu mengubah posisi jarinya.
Lalu lihat posisi jarinya. Apakah itu terlihat seperti seseorang yang sedang menelepon?
Sekarang lihat bayangan hitam pada telapak tangannya.
Bayangan itu berlekuk mengikuti telapak tangan. Ini menunjukkan kalau tidak ada objek padat di dalam genggamannya. Persepsi kalau wanita ini sedang menelepon lenyap begitu saya melihat screenshot ini. Bagi saya, sekarang ia terlihat seperti sedang menggaruk (tentu saja ini pun persepsi saya sendiri).
Lalu kalian mungkin akan kembali bertanya: "Bro, tidak ada orang yang menggaruk kepala sambil berbicara."
Baiklah, kita akan kesampingkan teori orang gila yang mungkin saja menggaruk sambil berbicara. Tetapi, jika kita perhatikan rekaman itu, sesungguhnya tidak ada satupun bukti yang menunjukkan kalau wanita itu sedang berbicara!
Yang terlihat pada rekaman itu adalah: Wanita itu membuka mulut dan menutupnya kembali pada saat ia berhenti sejenak. Gerakan mulut ini bisa saja hanya berupa ekspresi kagum, kaget atau heran. Ini juga menjelaskan mengapa ia berhenti sejenak. Mungkin ia melihat sesuatu yang membuatnya heran.
Lagipula, kalau mulut seseorang terlihat komat-kamit, itu tidak selalu berarti ia sedang berbicara. Bisa saja ia sedang berdoa atau bernyanyi. Kita sering melakukannya bukan?
Namun, disinilah hebatnya rekaman ini. Ketika jawaban atas perilaku wanita ini akan segera muncul, adegan berpindah. Jadi, kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya.
Perjalanan lintas waktu ke masa lampau
Jika wanita ini memang time traveler dan sedang berbicara di ponsel, pertanyaannya adalah: Mengapa ia begitu bodoh berjalan dengan santai sambil berbicara di ponsel di tengah keramaian yang penuh dengan kamera?
Jika ia memang sedang berbicara di ponsel, mengapa orang sekitarnya tidak bereaksi ketika melihat keganjilan itu?
Lalu, dengan siapa ia berbicara? dengan orang lain di tahun 1928? Jika iya, dengan apa sinyalnya dikirimkan? dengan satelitkah? satelit belum ada pada tahun itu.
Ataukah ia sedang berbicara dengan seseorang dari masa kini? Jika demikian, apakah sinyal telepon juga bisa melakukan perjalanan lintas waktu?
Mungkin kita berpikir, jika mereka bisa melakukan perjalanan lintas waktu, maka tentu saja mereka juga mampu menciptakan teknologi canggih untuk komunikasi antar waktu. Namun persoalannya perjalanan lintas waktu mundur ke masa lampau memiliki persoalannya sendiri. Karena itu fisikawan teoritis seperti Stephen Hawking tidak percaya kalau manusia bisa melakukan perjalanan lintas waktu ke masa lampau (Ia percaya manusia bisa ke masa depan, tetapi tidak ke masa lampau).
Bayangkan, jika wanita di adegan itu memang benar time traveler yang datang dari tahun 2010 atau 2011 misalnya. Ketika ia kembali ke masa kini, ia menemukan foto wajahnya terpampang di internet dan sedang dibahas dimana-mana. Menyadari telah melakukan keteledoran, ia segera kembali ke tahun 1928 untuk memperbaiki kesalahannya.
Di tahun 1928, persis saat pemutaran perdana film The Circus, ia melihat dirinya yang lain sedang berjalan sambil menelepon. Persis sebelum dirinya yang lain itu masuk ke dalam jangkauan kamera, ia segera menyetopnya dan berkata: "Jangan lewat situ, apakah kamu tidak menyadari kalau kamu masuk ke dalam rekaman film Chaplin yang kemudian ditemukan oleh seorang sutradara pada tahun 2010. Kamu membahayakan rahasia kita."
Menyadari hal itu, dia segera berbelok. Selamatlah rahasia mereka. Rekaman itu tidak pernah ada dan tiba-tiba postingan mengenai Time Traveler di film Chaplin lenyap dari seluruh website dan blog.
Tetapi masalahnya sekarang ada dua wanita time traveler dengan identitas yang sama.
Jika mereka berdua sama-sama kembali ke masa kini, bukankah sekarang ada dua wanita dengan identitas yang sama di masa kini?
Jika dua wanita ini kembali lagi ke tahun 1928, mereka berdua bisa bertemu dengan mereka yang lain di tahun 1928. Jadi jumlah mereka bertambah menjadi empat.
Siapakah yang berhak pulang dan tinggal dengan suaminya (yang cuma satu)?
Karena masalah-masalah seperti ini dan masalah lain seperti Grand Father Paradox, perjalanan lintas waktu ke masa lampau tidak mungkin bisa terjadi. Paling tidak, begitulah kata Hawking.
Pada saat saya mau mengakhiri tulisan ini, mungkin kalian kembali menginterupsi saya.
"Penjelasan ini tidak menjawab misteri ini. Wanita itu tidak terlihat seperti sedang menggaruk. Bagi saya ia terlihat seperti sedang menelepon walaupun posisi jarinya tidak wajar."
Nah, pertanyaan saya adalah:
"Jika kalian bisa percaya kalau wanita itu sedang menelepon dengan posisi jari yang tidak wajar, mengapa kalian tidak bisa percaya kalau wanita itu sedang menggaruk dengan posisi jari yang tidak wajar?"
Tetapi sekali lagi, kita bebas menentukan apa yang ingin kita percayai.
Bayangan itu berlekuk mengikuti telapak tangan. Ini menunjukkan kalau tidak ada objek padat di dalam genggamannya. Persepsi kalau wanita ini sedang menelepon lenyap begitu saya melihat screenshot ini. Bagi saya, sekarang ia terlihat seperti sedang menggaruk (tentu saja ini pun persepsi saya sendiri).
Lalu kalian mungkin akan kembali bertanya: "Bro, tidak ada orang yang menggaruk kepala sambil berbicara."
Baiklah, kita akan kesampingkan teori orang gila yang mungkin saja menggaruk sambil berbicara. Tetapi, jika kita perhatikan rekaman itu, sesungguhnya tidak ada satupun bukti yang menunjukkan kalau wanita itu sedang berbicara!
Yang terlihat pada rekaman itu adalah: Wanita itu membuka mulut dan menutupnya kembali pada saat ia berhenti sejenak. Gerakan mulut ini bisa saja hanya berupa ekspresi kagum, kaget atau heran. Ini juga menjelaskan mengapa ia berhenti sejenak. Mungkin ia melihat sesuatu yang membuatnya heran.
Lagipula, kalau mulut seseorang terlihat komat-kamit, itu tidak selalu berarti ia sedang berbicara. Bisa saja ia sedang berdoa atau bernyanyi. Kita sering melakukannya bukan?
Namun, disinilah hebatnya rekaman ini. Ketika jawaban atas perilaku wanita ini akan segera muncul, adegan berpindah. Jadi, kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya.
Perjalanan lintas waktu ke masa lampau
Jika wanita ini memang time traveler dan sedang berbicara di ponsel, pertanyaannya adalah: Mengapa ia begitu bodoh berjalan dengan santai sambil berbicara di ponsel di tengah keramaian yang penuh dengan kamera?
Jika ia memang sedang berbicara di ponsel, mengapa orang sekitarnya tidak bereaksi ketika melihat keganjilan itu?
Lalu, dengan siapa ia berbicara? dengan orang lain di tahun 1928? Jika iya, dengan apa sinyalnya dikirimkan? dengan satelitkah? satelit belum ada pada tahun itu.
Ataukah ia sedang berbicara dengan seseorang dari masa kini? Jika demikian, apakah sinyal telepon juga bisa melakukan perjalanan lintas waktu?
Mungkin kita berpikir, jika mereka bisa melakukan perjalanan lintas waktu, maka tentu saja mereka juga mampu menciptakan teknologi canggih untuk komunikasi antar waktu. Namun persoalannya perjalanan lintas waktu mundur ke masa lampau memiliki persoalannya sendiri. Karena itu fisikawan teoritis seperti Stephen Hawking tidak percaya kalau manusia bisa melakukan perjalanan lintas waktu ke masa lampau (Ia percaya manusia bisa ke masa depan, tetapi tidak ke masa lampau).
Bayangkan, jika wanita di adegan itu memang benar time traveler yang datang dari tahun 2010 atau 2011 misalnya. Ketika ia kembali ke masa kini, ia menemukan foto wajahnya terpampang di internet dan sedang dibahas dimana-mana. Menyadari telah melakukan keteledoran, ia segera kembali ke tahun 1928 untuk memperbaiki kesalahannya.
Di tahun 1928, persis saat pemutaran perdana film The Circus, ia melihat dirinya yang lain sedang berjalan sambil menelepon. Persis sebelum dirinya yang lain itu masuk ke dalam jangkauan kamera, ia segera menyetopnya dan berkata: "Jangan lewat situ, apakah kamu tidak menyadari kalau kamu masuk ke dalam rekaman film Chaplin yang kemudian ditemukan oleh seorang sutradara pada tahun 2010. Kamu membahayakan rahasia kita."
Menyadari hal itu, dia segera berbelok. Selamatlah rahasia mereka. Rekaman itu tidak pernah ada dan tiba-tiba postingan mengenai Time Traveler di film Chaplin lenyap dari seluruh website dan blog.
Tetapi masalahnya sekarang ada dua wanita time traveler dengan identitas yang sama.
Jika mereka berdua sama-sama kembali ke masa kini, bukankah sekarang ada dua wanita dengan identitas yang sama di masa kini?
Jika dua wanita ini kembali lagi ke tahun 1928, mereka berdua bisa bertemu dengan mereka yang lain di tahun 1928. Jadi jumlah mereka bertambah menjadi empat.
Siapakah yang berhak pulang dan tinggal dengan suaminya (yang cuma satu)?
Karena masalah-masalah seperti ini dan masalah lain seperti Grand Father Paradox, perjalanan lintas waktu ke masa lampau tidak mungkin bisa terjadi. Paling tidak, begitulah kata Hawking.
Pada saat saya mau mengakhiri tulisan ini, mungkin kalian kembali menginterupsi saya.
"Penjelasan ini tidak menjawab misteri ini. Wanita itu tidak terlihat seperti sedang menggaruk. Bagi saya ia terlihat seperti sedang menelepon walaupun posisi jarinya tidak wajar."
Nah, pertanyaan saya adalah:
"Jika kalian bisa percaya kalau wanita itu sedang menelepon dengan posisi jari yang tidak wajar, mengapa kalian tidak bisa percaya kalau wanita itu sedang menggaruk dengan posisi jari yang tidak wajar?"
Tetapi sekali lagi, kita bebas menentukan apa yang ingin kita percayai.
Time traveler terlihat di film Charlie Chaplin tahun 1928?
Apakah film Fourth Kind berdasarkan pada kisah nyata?
Film Fourth Kind adalah sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Olatunde Osunsanmi yang mulai tayang perdana pada tanggal 6 November 2009. Film ini mengklaim bahwa apa yang diceritakannya berdasarkan pada kisah nyata mengenai misteri hilangnya sekelompok orang di sebuah desa bernama Nome di Alaska.
Pada awal-awal film ini, penonton disuguhi dengan pemandangan berupa gunung dengan pohon-pohon yang indah. Namun, sebenarnya Nome tidak memiliki pemandangan seperti itu. Wajar, karena film ini sebenarnya diambil di Bulgaria.
Lalu, dimulailah kisah film ini yang belakangan menceritakan bahwa sekelompok orang yang hilang secara misterius tersebut sebenarnya diculik oleh para alien.
Namun sebelum melihat kasus ini lebih jauh, saya akan bercerita sedikit mengenai judul film ini.
Close Encounter
Kata "Fourth Kind" mungkin sedikit asing bagi beberapa dari kalian. Istilah ini sebenarnya merupakan sebuah terminologi dalam dunia ufo.
Dalam bukunya yang berjudul "The UFO experience : A scientific Inquiry" yang terbit tahun 1972, seorang peneliti UFO bernama J. Allen Hynek pertama kali mulai mengemukakan istilah Close Encounter of the First Kind hingga Third Kind. Lalu Fourth kind dan seterusnya ditambahkan oleh peneliti lainnya.
Untuk sekedar menambah pengetahuan, saya akan jelaskan secara singkat mengenai istilah-istilah ini :
Close Encounter of the First kind adalah pengalaman penampakan satu atau lebih objek terbang tidak dikenal yang bisa berupa piring terbang atau cahaya-cahaya aneh.
Close Encounter of the Second Kind adalah pengalaman dengan UFO yang disertai dengan efek fisik seperti panas, radiasi, kerusakan pada daratan, efek pada manusia, hewan yang ketakutan, sinyal yang terganggu atau waktu yang hilang (Lost Time).
Close Encounter of the Third Kind adalah perjumpaan dengan makhluk alien. Hynek tidak mendefinisikan makhluk ini dengan jelas atau menyebut asal-usulnya. Ia hanya mengatakannya sebagai "animate beings". Istilah ini juga pernah digunakan oleh Stephen Spielberg untuk salah satu judul filmnya.
Sedangkan istilah Close Encounter of the Fourth Kind merujuk kepada peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, dimulailah kisah film ini yang belakangan menceritakan bahwa sekelompok orang yang hilang secara misterius tersebut sebenarnya diculik oleh para alien.
Namun sebelum melihat kasus ini lebih jauh, saya akan bercerita sedikit mengenai judul film ini.
Close Encounter
Kata "Fourth Kind" mungkin sedikit asing bagi beberapa dari kalian. Istilah ini sebenarnya merupakan sebuah terminologi dalam dunia ufo.
Dalam bukunya yang berjudul "The UFO experience : A scientific Inquiry" yang terbit tahun 1972, seorang peneliti UFO bernama J. Allen Hynek pertama kali mulai mengemukakan istilah Close Encounter of the First Kind hingga Third Kind. Lalu Fourth kind dan seterusnya ditambahkan oleh peneliti lainnya.
Untuk sekedar menambah pengetahuan, saya akan jelaskan secara singkat mengenai istilah-istilah ini :
Close Encounter of the First kind adalah pengalaman penampakan satu atau lebih objek terbang tidak dikenal yang bisa berupa piring terbang atau cahaya-cahaya aneh.
Close Encounter of the Second Kind adalah pengalaman dengan UFO yang disertai dengan efek fisik seperti panas, radiasi, kerusakan pada daratan, efek pada manusia, hewan yang ketakutan, sinyal yang terganggu atau waktu yang hilang (Lost Time).
Close Encounter of the Third Kind adalah perjumpaan dengan makhluk alien. Hynek tidak mendefinisikan makhluk ini dengan jelas atau menyebut asal-usulnya. Ia hanya mengatakannya sebagai "animate beings". Istilah ini juga pernah digunakan oleh Stephen Spielberg untuk salah satu judul filmnya.
Sedangkan istilah Close Encounter of the Fourth Kind merujuk kepada peristiwa penculikan oleh alien.
Selain empat Close Encounter tersebut, masih ada Close Encounter tambahan lainnya, yaitu :
Fifth Kind, yang merujuk kepada kontak atau hubungan dengan alien yang terjadi secara sadar dan proaktif.
Lalu Sixth Kind yang merujuk kepada insiden yang melibatkan UFO yang membawa dampak berupa luka atau kematian.
Sedangkan Seventh Kind merujuk kepada hibridisasi alien dengan manusia, sebuah konsep yang diterima luas oleh para penganut teori UFO masa purba.
Memisahkan Fiksi dengan Realita
Jadi, dari judulnya saja, film ini sudah mengindikasikan mengenai penculikan oleh alien. Namun, pertanyaannya apakah film ini benar-benar berdasarkan pada peristiwa nyata ?
Jawaban untuk pertanyaan ini adalah : Ya !
Memang, di Nome, Alaska, selama kurun waktu 40 tahun, puluhan orang yang kebanyakan adalah suku asli lokal menghilang atau tewas tanpa sebab yang jelas. Dalam hitungan statistik, Nome memang termasuk desa dengan persentase kehilangan orang terbesar di Amerika.
Tapi, benarkah para alien menculik para penduduk Nome yang hilang tersebut ?
Jawabannya adalah : Tidak ! Paling tidak itulah jawaban dari FBI dan para penduduk lokal Nome.
Teknik Penyutradaraan dan Marketing
Film ini sebenarnya hanyalah sebuah interpretasi liar dari seorang pembuat film, sama seperti interpretasi Stephen Spielberg yang percaya bahwa Crystal Skull adalah tengkorak alien di film Indiana Jones and the kingdom of Crystal Skull.
Yang membuat para penonton terkecoh adalah keahlian sang sutradara membuat narasi dan metode pengambilan gambar yang menciptakan atmosfer semi dokumenter pada film ini. Metode ini bukan hal yang baru karena sebelumnya film "Blair Witch Project" dan "Paranormal Activity" juga menggunakan metode yang serupa.
Selain metode pengambilan gambar yang cerdas, hal lain yang membuat banyak orang terkecoh adalah metode marketing yang dilancarkan untuk mempromosikan film ini.
Dalam facts sheet yang diberikan oleh Universal Studio mengenai film ini, disebutkan bahwa Olatunde Osunsami pertama kali terinspirasi untuk membuat film ini setelah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dari seorang temannya.
Fifth Kind, yang merujuk kepada kontak atau hubungan dengan alien yang terjadi secara sadar dan proaktif.
Lalu Sixth Kind yang merujuk kepada insiden yang melibatkan UFO yang membawa dampak berupa luka atau kematian.
Sedangkan Seventh Kind merujuk kepada hibridisasi alien dengan manusia, sebuah konsep yang diterima luas oleh para penganut teori UFO masa purba.
Memisahkan Fiksi dengan Realita
Jadi, dari judulnya saja, film ini sudah mengindikasikan mengenai penculikan oleh alien. Namun, pertanyaannya apakah film ini benar-benar berdasarkan pada peristiwa nyata ?
Jawaban untuk pertanyaan ini adalah : Ya !
Memang, di Nome, Alaska, selama kurun waktu 40 tahun, puluhan orang yang kebanyakan adalah suku asli lokal menghilang atau tewas tanpa sebab yang jelas. Dalam hitungan statistik, Nome memang termasuk desa dengan persentase kehilangan orang terbesar di Amerika.
Tapi, benarkah para alien menculik para penduduk Nome yang hilang tersebut ?
Jawabannya adalah : Tidak ! Paling tidak itulah jawaban dari FBI dan para penduduk lokal Nome.
Teknik Penyutradaraan dan Marketing
Film ini sebenarnya hanyalah sebuah interpretasi liar dari seorang pembuat film, sama seperti interpretasi Stephen Spielberg yang percaya bahwa Crystal Skull adalah tengkorak alien di film Indiana Jones and the kingdom of Crystal Skull.
Yang membuat para penonton terkecoh adalah keahlian sang sutradara membuat narasi dan metode pengambilan gambar yang menciptakan atmosfer semi dokumenter pada film ini. Metode ini bukan hal yang baru karena sebelumnya film "Blair Witch Project" dan "Paranormal Activity" juga menggunakan metode yang serupa.
Selain metode pengambilan gambar yang cerdas, hal lain yang membuat banyak orang terkecoh adalah metode marketing yang dilancarkan untuk mempromosikan film ini.
Dalam facts sheet yang diberikan oleh Universal Studio mengenai film ini, disebutkan bahwa Olatunde Osunsami pertama kali terinspirasi untuk membuat film ini setelah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dari seorang temannya.
Lalu, dalam Facts sheet itu juga disebutkan bahwa :
"Pada musim gugur tahun 2000, pasien sang terapis (Dr. Abigail Tyler), di bawah pengaruh hipnotis, menunjukkan sikap yang menunjukkan adanya perjumpaan dengan makhluk yang bukan manusia."
Disebutkan juga bahwa sementara sang psikolog menyelidiki fenomena ini, ia menemukan adanya sejarah kasus orang hilang di wilayah itu yang dimulai sejak tahun 1960an. Semakin ia menggali lebih dalam, semakin ia percaya bahwa cerita-cerita yang disampaikan pasiennya bukanlah False Memory, melainkan sebuah bukti komprehensif yang mengkonfirmasi adanya peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, di bagian lain statement itu juga mengatakan bahwa sebagian adegan yang ditampilkan di film itu adalah adegan-adegan nyata yang diciptakan ulang.
Untuk menambah kuat pengaruh pencitraan itu, pada awal film, Milla Jovovich tampil dengan mengatakan bahwa ia memerankan Dr. Abigail Tyler dan adegan yang akan disaksikan sangat mengganggu.
Kombinasi dari semua teknik ini akhirnya menciptakan kepercayaan bahwa peristiwa yang diceritakan dalam film ini sungguh-sungguh nyata.
Apa yang sebenarnya terjadi di Nome ?
Nome, adalah sebuah desa kecil di Alaska yang berpenduduk hanya sekitar 4.000 jiwa. Dalam rentang waktu sekitar 40 tahun, puluhan penduduk desa itu menghilang atau tewas karena sebab yang tidak bisa dijelaskan, kebanyakan adalah para penduduk asli Alaska.
Walaupun telah terjadi sejak tahun 1960an, baru pada tahun 2005 FBI dipanggil untuk menyelidiki kasus ini karena kecurigaan adanya pembunuh berantai yang bergentayangan di Alaska. Departemen analisa perilaku FBI dari Quantico setuju untuk memprofile setiap kasus dengan tujuan untuk menemukan mata rantai yang menghubungkannya.
Setelah melakukan penyelidikan intensif terhadap 24 kasus yang diserahkan oleh kepolisian setempat, FBI menemukan hanya 9 orang yang benar-benar menghilang tanpa jejak. Sisanya tewas oleh sebab yang tidak terlalu jelas. Namun FBI berkesimpulan bahwa tewasnya sejumlah orang ini sangat erat kaitannya dengan konsumsi alkohol dan cuaca musim dingin yang sangat tidak bersahabat. Nome memang terkenal dengan bar dan minuman kerasnya.
Mungkin sebagian dari kalian tidak percaya dengan kesimpulan FBI, tapi apapun kesimpulan mereka, tidak pernah sekalipun dalam kasus ini pernah muncul teori mengenai alien, baik dari FBI, kepolisian, penduduk ataupun keluarga korban.
Namun, bagi Olatunde Osunsanmi, kasus orang yang hilang ini dieksploitasi dengan menyebutnya sebagai kasus penculikan alien.
Kawerak Inc, sebuah organisasi nirlaba di Alaska yang turut mendorong pihak berwajib menyelidiki kasus ini lebih serius bahkan menganggap film Fourth Kind sebagai film yang mengada-ada.
"Pada musim gugur tahun 2000, pasien sang terapis (Dr. Abigail Tyler), di bawah pengaruh hipnotis, menunjukkan sikap yang menunjukkan adanya perjumpaan dengan makhluk yang bukan manusia."
Disebutkan juga bahwa sementara sang psikolog menyelidiki fenomena ini, ia menemukan adanya sejarah kasus orang hilang di wilayah itu yang dimulai sejak tahun 1960an. Semakin ia menggali lebih dalam, semakin ia percaya bahwa cerita-cerita yang disampaikan pasiennya bukanlah False Memory, melainkan sebuah bukti komprehensif yang mengkonfirmasi adanya peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, di bagian lain statement itu juga mengatakan bahwa sebagian adegan yang ditampilkan di film itu adalah adegan-adegan nyata yang diciptakan ulang.
Untuk menambah kuat pengaruh pencitraan itu, pada awal film, Milla Jovovich tampil dengan mengatakan bahwa ia memerankan Dr. Abigail Tyler dan adegan yang akan disaksikan sangat mengganggu.
Kombinasi dari semua teknik ini akhirnya menciptakan kepercayaan bahwa peristiwa yang diceritakan dalam film ini sungguh-sungguh nyata.
Apa yang sebenarnya terjadi di Nome ?
Nome, adalah sebuah desa kecil di Alaska yang berpenduduk hanya sekitar 4.000 jiwa. Dalam rentang waktu sekitar 40 tahun, puluhan penduduk desa itu menghilang atau tewas karena sebab yang tidak bisa dijelaskan, kebanyakan adalah para penduduk asli Alaska.
Walaupun telah terjadi sejak tahun 1960an, baru pada tahun 2005 FBI dipanggil untuk menyelidiki kasus ini karena kecurigaan adanya pembunuh berantai yang bergentayangan di Alaska. Departemen analisa perilaku FBI dari Quantico setuju untuk memprofile setiap kasus dengan tujuan untuk menemukan mata rantai yang menghubungkannya.
Setelah melakukan penyelidikan intensif terhadap 24 kasus yang diserahkan oleh kepolisian setempat, FBI menemukan hanya 9 orang yang benar-benar menghilang tanpa jejak. Sisanya tewas oleh sebab yang tidak terlalu jelas. Namun FBI berkesimpulan bahwa tewasnya sejumlah orang ini sangat erat kaitannya dengan konsumsi alkohol dan cuaca musim dingin yang sangat tidak bersahabat. Nome memang terkenal dengan bar dan minuman kerasnya.
Mungkin sebagian dari kalian tidak percaya dengan kesimpulan FBI, tapi apapun kesimpulan mereka, tidak pernah sekalipun dalam kasus ini pernah muncul teori mengenai alien, baik dari FBI, kepolisian, penduduk ataupun keluarga korban.
Namun, bagi Olatunde Osunsanmi, kasus orang yang hilang ini dieksploitasi dengan menyebutnya sebagai kasus penculikan alien.
Kawerak Inc, sebuah organisasi nirlaba di Alaska yang turut mendorong pihak berwajib menyelidiki kasus ini lebih serius bahkan menganggap film Fourth Kind sebagai film yang mengada-ada.
"Film itu terlihat menggelikan," Kata presiden Kawerak Inc, Melanie Edwards. "Film ini tidak sensitif terhadap anggota keluarga dari orang-orang yang menghilang di Nome."
Walikota Nome, Denise Michels, memberikan komentar senada,"Film horor yang berusaha mengatakan bahwa penduduk-penduduk Nome yang hilang adalah akibat penculikan alien hanyalah sebuah fantasi Holywood."
"Orang-orang harus sadar bahwa film ini cuma sebuah thriller science fiction."
Michels juga mengatakan bahwa akibat film ini, para penduduk Nome banyak menerima telepon dari orang-orang yang menanyakan soal kebenaran kisah film ini, dan mereka cukup lelah menanggapinya.
Lalu, jika teori penculikan alien dianggap mengada-ada, bagaimana dengan Dr. Abigail Tyler ?
Apakah psikolog ini benar-benar ada ?
Dr. Abigail Tyler - Psikolog Misterius
Inipun sebuah teknik marketing yang lain. Sang sutradara mengaku bahwa ia mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dan mendapatkan banyak informasi darinya mengenai peristiwa penculikan alien di Nome. Namun sebenarnya tidak ada orang yang pernah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler, termasuk badan pemberi lisensi psikolog negara bagian dan presiden Asosiasi Psikolog Negara Bagian.
Satu-satunya sumber website yang berhubungan dengan psikologi yang menyebutkan nama Dr.Abigail Tyler adalah alaskapsychiatryhournal.org. Dalam halaman web itu kita bisa menemukan nama dan biografi singkat Dr. Abigail Tyler.
Jika memang namanya ada di halaman web itu, mengapa namanya tidak dikenal sama sekali di kalangan psikolog ?
Jawabannya adalah : alaskapsychiatryhournal.org adalah bagian dari strategi pemasaran film tersebut.
Domain tersebut ternyata didaftarkan pada Agustus 2009, hanya 3 bulan sebelum peluncuran film tersebut. Setelah film tersebut beredar luas, web tersebut ternyata sudah tidak bisa diakses.
Terlalu kebetulan !
Tentu saja, web ini merupakan bagian dari strategi viral marketing yang dilancarkan pembuat film Fourth Kind.
Selain web itu, beberapa orang yang mencoba mencari keberadaan Dr Tyler selalu menemui jalan buntu dan sepertinya satu-satunya orang yang mengkonfirmasi keberadaan Dr.Tyler hanya sang sutradara film, Olatunde Osunsami.
Jika Dr. Abigail Tyler benar-benar ada, dimanakah dia berada sekarang ?
Catatan tambahan
Tulisan ini saya ambil dari beberapa media asing yang pernah menulis mengenai kisah Nome yang sesungguhnya. Link-linknya, bisa kalian lihat dengan mengklik sumber-sumber di bawah tulisan. Kesimpulannya, tentu saja, film ini hanyalah sebuah film science fiction, bukan dokumenter atau semi dokumenter.
Karena tulisan ini berfokus pada film Fourth Kind, maka saya tidak bercerita panjang lebar soal misteri lenyapnya penduduk Nome. Lagipula, informasi mengenai peristiwa Nome sangat sedikit sehingga saya tidak bisa membuatnya menjadi tulisan yang informatif. Jadi kalian harus puas dengan pembahasan ini.
"Orang-orang harus sadar bahwa film ini cuma sebuah thriller science fiction."
Michels juga mengatakan bahwa akibat film ini, para penduduk Nome banyak menerima telepon dari orang-orang yang menanyakan soal kebenaran kisah film ini, dan mereka cukup lelah menanggapinya.
Lalu, jika teori penculikan alien dianggap mengada-ada, bagaimana dengan Dr. Abigail Tyler ?
Apakah psikolog ini benar-benar ada ?
Dr. Abigail Tyler - Psikolog Misterius
Inipun sebuah teknik marketing yang lain. Sang sutradara mengaku bahwa ia mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dan mendapatkan banyak informasi darinya mengenai peristiwa penculikan alien di Nome. Namun sebenarnya tidak ada orang yang pernah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler, termasuk badan pemberi lisensi psikolog negara bagian dan presiden Asosiasi Psikolog Negara Bagian.
Satu-satunya sumber website yang berhubungan dengan psikologi yang menyebutkan nama Dr.Abigail Tyler adalah alaskapsychiatryhournal.org. Dalam halaman web itu kita bisa menemukan nama dan biografi singkat Dr. Abigail Tyler.
Jika memang namanya ada di halaman web itu, mengapa namanya tidak dikenal sama sekali di kalangan psikolog ?
Jawabannya adalah : alaskapsychiatryhournal.org adalah bagian dari strategi pemasaran film tersebut.
Domain tersebut ternyata didaftarkan pada Agustus 2009, hanya 3 bulan sebelum peluncuran film tersebut. Setelah film tersebut beredar luas, web tersebut ternyata sudah tidak bisa diakses.
Terlalu kebetulan !
Tentu saja, web ini merupakan bagian dari strategi viral marketing yang dilancarkan pembuat film Fourth Kind.
Selain web itu, beberapa orang yang mencoba mencari keberadaan Dr Tyler selalu menemui jalan buntu dan sepertinya satu-satunya orang yang mengkonfirmasi keberadaan Dr.Tyler hanya sang sutradara film, Olatunde Osunsami.
Jika Dr. Abigail Tyler benar-benar ada, dimanakah dia berada sekarang ?
Catatan tambahan
Tulisan ini saya ambil dari beberapa media asing yang pernah menulis mengenai kisah Nome yang sesungguhnya. Link-linknya, bisa kalian lihat dengan mengklik sumber-sumber di bawah tulisan. Kesimpulannya, tentu saja, film ini hanyalah sebuah film science fiction, bukan dokumenter atau semi dokumenter.
Karena tulisan ini berfokus pada film Fourth Kind, maka saya tidak bercerita panjang lebar soal misteri lenyapnya penduduk Nome. Lagipula, informasi mengenai peristiwa Nome sangat sedikit sehingga saya tidak bisa membuatnya menjadi tulisan yang informatif. Jadi kalian harus puas dengan pembahasan ini.
Apakah film Fourth Kind berdasarkan pada kisah nyata?
Apa identitas objek yang terlihat seperti bintang dan bergerak di langit malam?
Email berikut ini datang dari Abdurrahman Naufal. Isinya mengenai objek seperti bintang yang bergerak di langit malam.
Salam,
Langsung saja nih, kemarin, saya, ayah saya, dan dua adik saya melihat cahaya kayak bintang di langit. Saya kira itu bintang biasa, eh, ternyata bintangnya jalan. Tetapi bintang itu nggak berekor, jadi bukan komet. Kalau itu pesawat, kayaknya pesawat itu terbangnya ketinggian deh, soalnya cahayanya agak redup. Sayangnya kami nggak kepikiran utk mengambil foto objek tersebut. kira-kira itu apa ya?
Terima kasih
Langsung saja nih, kemarin, saya, ayah saya, dan dua adik saya melihat cahaya kayak bintang di langit. Saya kira itu bintang biasa, eh, ternyata bintangnya jalan. Tetapi bintang itu nggak berekor, jadi bukan komet. Kalau itu pesawat, kayaknya pesawat itu terbangnya ketinggian deh, soalnya cahayanya agak redup. Sayangnya kami nggak kepikiran utk mengambil foto objek tersebut. kira-kira itu apa ya?
Terima kasih
Dalam email keduanya, Naufal menambahkan:
Ada sedikit tambahan nih, "bintang" itu bergerak ke timur. Kecepatannya jika dilihat kira-kira sama seperti kecepatan pesawat yang ketinggian terbangnya normal (rumah saya agak dekat bandara, jadi sering melihat pesawat). Mungkin bisa memperjelas. Thanks.
Selain dari Naufal, saya menerima banyak pertanyaan serupa dari pembaca enigma lainnya. Bahkan mungkin kalian juga pernah melihat objek yang bergerak seperti itu.
Karena itu, Objek seperti ini kemungkinan besar memang ada dan sering terlihat dari bumi.
Lalu, objek apakah itu?
Kemungkinannya banyak. Bisa saja pesawat, baik itu pesawat komersil, pesawat tanpa awak ataupun pesawat antariksa (Space Shuttle). Bisa juga objek itu sebuah bintang yang terlihat bergerak karena ilusi optik. Ilusi ini umum terjadi apabila sebuah bintang terlihat bercahaya terang dengan background yang kosong dan gelap.
Namun kali ini saya ingin memberikan sebuah kemungkinan yang lain.
Di dalam meneliti sebuah laporan penampakan, bukti berupa foto atau rekaman video adalah bukti yang utama. Deskripsi saksi adalah bukti sekunder. Tetapi karena kali ini Naufal tidak memiliki bukti berupa foto atau rekaman, maka kita akan menilai penampakan ini berdasarkan deskripsi yang diberikannya.
Dari keterangan Naufal, kita bisa menyimpulkan kalau objek itu:
1. Terlihat seperti bintang yang bercahaya (walau agak redup)
2. Bergerak dengan kecepatan seperti sebuah pesawat.
Dari dua fakta ini, saya bisa memberikan sebuah kemungkinan mengenai identitas objek tersebut. Ini bukan jawaban yang pasti, namun cukup meyakinkan.
Ada kemungkinan kalau objek yang dilihat oleh Naufal dan keluarganya adalah sebuah satelit artifisial.
Satelit artifisial sendiri adalah sebuah objek buatan manusia yang ditempatkan dalam orbit bumi.
Jadi, bisa berbagai jenis. Bisa Teleskop Hubble, satelit mata-mata, sampah antariksa ataupun stasiun antariksa. Di akhir postingan ini, saya akan menyertakan sebuah video sebagai bahan perbandingan.
Saat ini ada sekitar 35.000 satelit artifisial dalam berbagai ukuran yang sedang mengorbit mengitari bumi. Kebanyakan dari satelit-satelit itu sebenarnya hanyalah sampah angkasa. Ada yang berukuran 10 meter dan ada yang hanya seukuran bola baseball. Pergerakan satelit-satelit dan sampah antariksa ini secara rutin dipantau oleh The Joint Space Operations Center (JSpOC) di markas angkatan udara Vandenberg, California.
Puluhan ribu objek tersebut merefleksikan cahaya matahari dan mengorbit bumi dengan ketinggian yang bervarasi antara 100 hingga 400 mil dari permukaan bumi. Ini menyebabkan beberapa ratus diantaranya bisa dilihat dengan mata telanjang. Bahkan, jika situasi mendukung, setiap 15 menit, kita bisa melihat satu satelit yang melintasi langit malam.
Dari semuanya itu, International Space Station (ISS) adalah objek buatan manusia yang paling besar dan paling terang yang mengorbit bumi. Panjangnya sekitar 109 meter dengan panel surya seluas 4.000 meter persegi yang membuatnya bisa terlihat lebih terang dibandingkan Venus.
Ada sedikit tambahan nih, "bintang" itu bergerak ke timur. Kecepatannya jika dilihat kira-kira sama seperti kecepatan pesawat yang ketinggian terbangnya normal (rumah saya agak dekat bandara, jadi sering melihat pesawat). Mungkin bisa memperjelas. Thanks.
Selain dari Naufal, saya menerima banyak pertanyaan serupa dari pembaca enigma lainnya. Bahkan mungkin kalian juga pernah melihat objek yang bergerak seperti itu.
Karena itu, Objek seperti ini kemungkinan besar memang ada dan sering terlihat dari bumi.
Lalu, objek apakah itu?
Kemungkinannya banyak. Bisa saja pesawat, baik itu pesawat komersil, pesawat tanpa awak ataupun pesawat antariksa (Space Shuttle). Bisa juga objek itu sebuah bintang yang terlihat bergerak karena ilusi optik. Ilusi ini umum terjadi apabila sebuah bintang terlihat bercahaya terang dengan background yang kosong dan gelap.
Namun kali ini saya ingin memberikan sebuah kemungkinan yang lain.
Di dalam meneliti sebuah laporan penampakan, bukti berupa foto atau rekaman video adalah bukti yang utama. Deskripsi saksi adalah bukti sekunder. Tetapi karena kali ini Naufal tidak memiliki bukti berupa foto atau rekaman, maka kita akan menilai penampakan ini berdasarkan deskripsi yang diberikannya.
Dari keterangan Naufal, kita bisa menyimpulkan kalau objek itu:
1. Terlihat seperti bintang yang bercahaya (walau agak redup)
2. Bergerak dengan kecepatan seperti sebuah pesawat.
Dari dua fakta ini, saya bisa memberikan sebuah kemungkinan mengenai identitas objek tersebut. Ini bukan jawaban yang pasti, namun cukup meyakinkan.
Ada kemungkinan kalau objek yang dilihat oleh Naufal dan keluarganya adalah sebuah satelit artifisial.
Satelit artifisial sendiri adalah sebuah objek buatan manusia yang ditempatkan dalam orbit bumi.
Jadi, bisa berbagai jenis. Bisa Teleskop Hubble, satelit mata-mata, sampah antariksa ataupun stasiun antariksa. Di akhir postingan ini, saya akan menyertakan sebuah video sebagai bahan perbandingan.
Saat ini ada sekitar 35.000 satelit artifisial dalam berbagai ukuran yang sedang mengorbit mengitari bumi. Kebanyakan dari satelit-satelit itu sebenarnya hanyalah sampah angkasa. Ada yang berukuran 10 meter dan ada yang hanya seukuran bola baseball. Pergerakan satelit-satelit dan sampah antariksa ini secara rutin dipantau oleh The Joint Space Operations Center (JSpOC) di markas angkatan udara Vandenberg, California.
Puluhan ribu objek tersebut merefleksikan cahaya matahari dan mengorbit bumi dengan ketinggian yang bervarasi antara 100 hingga 400 mil dari permukaan bumi. Ini menyebabkan beberapa ratus diantaranya bisa dilihat dengan mata telanjang. Bahkan, jika situasi mendukung, setiap 15 menit, kita bisa melihat satu satelit yang melintasi langit malam.
Dari semuanya itu, International Space Station (ISS) adalah objek buatan manusia yang paling besar dan paling terang yang mengorbit bumi. Panjangnya sekitar 109 meter dengan panel surya seluas 4.000 meter persegi yang membuatnya bisa terlihat lebih terang dibandingkan Venus.
International Space Station
Saat ini ISS mengitari bumi dari ketinggian 348 kilometer dengan kecepatan sekitar 27.743 kilometer/jam. Dengan kecepatan ini ia akan menyelesaikan 15,7 orbit perhari dan dari bumi dapat terlihat bergerak dengan kecepatan seperti sebuah pesawat jet. Kadang hanya butuh waktu empat menit baginya untuk melintasi angkasa di depan mata kita.
Namun, karena perbedaan musim, kita hanya bisa melihat ISS dengan jelas pada bulan-bulan tertentu. Kalau kita beruntung, kita bisa melihat ISS melintasi langit malam beberapa kali dalam semalam.
Tentu saja ISS hanyalah satu kemungkinan. Masih banyak satelit artifisial lainnya yang melintasi langit setiap harinya.
Di bawah ini adalah contoh foto dan rekaman ISS yang melintasi langit malam.
ISS - Glocester, Massachusets 24 Desember 2006
ISS - Texas 19 November 2008
Di bawah ini rekaman videonya.
Nah, suatu hari, jika kalian melihat objek serupa, paling tidak kalian punya dugaan mengenai identitas objek itu yang sebenarnya.
Jika kalian tertarik untuk melihat salah satu objek tersebut melintasi langit di daerah kalian, kunjungi website heavens-above.com untuk melihat jadwal penampakan satelit.
Atau kunjungi spaceflight.nasa.gov, pilih wilayah kediaman kalian, dan kalian akan bisa melihat jadwal waktu terbaik untuk mengamati objek-objek angkasa tersebut.
Selamat mengamati!
Source, Source2, Source3
Apa identitas objek yang terlihat seperti bintang dan bergerak di langit malam?
Mad Gasser of Mattoon - Misteri orang gila penyebar gas dari Mattoon
Lebih dari 50 tahun yang lalu, media-media di Virginia dan Illinois dihebohkan dengan sosok misterius di dalam kegelapan yang menyerang para penduduk.dengan gas berbau aneh. Misteri yang sering sering disebut "Mad Gasser of Mattoon" atau "orang gila penyebar gas dari Mattoon" ini termasuk salah satu misteri besar dunia yang belum terpecahkan.
Peristiwa ini bermula pada tahun 1933.
Pada pukul 10 malam, tanggal 22 Desember 1933, sebuah kota kecil bernama Botetourt County, Virginia, sudah terlihat sepi. Pada malam ini, untuk pertama kalinya oknum yang disebut orang gila penyebar gas akan segera beraksi.
Nyonya Cal Huffman masih terjaga saat itu.
Tidak berapa lama kemudian, ia mencium bau manis yang aneh di dalam rumahnya. Seumur-umur, ia belum pernah mencium bau seperti ini. Nyonya Huffman merasa pusing, namun bau itu segera sirna.
Pada pukul 22.30, bau itu datang kembali. Kali ini sensasi yang ditimbulkannya lebih kuat sehingga delapan orang anggota keluarga Huffman dan seorang tamu bernama Ashby Henderson yang sedang menginap merasakan efeknya.
Semua yang mencium bau itu mulai merasakan mual, pusing, kram pada wajah dan sesak nafas. Alice, putri Nyonya Huffman yang berusia 20 tahun merasakan akibat yang paling parah. Ia mengalami sesak nafas yang sangat parah sehingga harus diberikan nafas buatan. Untungnya nyawanya berhasil diselamatkan. Namun, beberapa minggu setelah peristiwa itu, ia masih sering mengalami kram pada anggota tubuhnya.
Tidak ada yang bisa menjelaskan darimana bau itu berasal. Namun, Mr. Huffman yakin kalau ia melihat sesosok pria melarikan diri di kegelapan malam. Ketika polisi memeriksa lokasi kejadian, mereka hanya menemukan sebuah jejak sepatu hak tinggi di dekat jendela.
Dua hari kemudian, bau misterius itu kembali muncul di Cloverdale.
Mr. Clarence Hall dan istrinya sedang berada di rumahnya. Saat itu pukul sembilan malam. Kemudian, penciuman mereka menangkap bau manis aneh yang sangat kuat. Dengan segera keduanya merasakan lemas dan pusing.
Sekali lagi, tidak ada yang bisa memastikan asal bau misterius itu. Polisi yang menyelidiki kasus ini menemukan kalau bau tersebut ternyata terkonsentrasi pada sebuah lubang paku di jendela. Polisi percaya kalau lubang ini telah digunakan untuk menyemprotkan gas berbau itu kedalam rumah.
Ini berarti ada oknum yang bertanggung jawab atas serangan ini!
Pada pukul 10 malam, tanggal 22 Desember 1933, sebuah kota kecil bernama Botetourt County, Virginia, sudah terlihat sepi. Pada malam ini, untuk pertama kalinya oknum yang disebut orang gila penyebar gas akan segera beraksi.
Nyonya Cal Huffman masih terjaga saat itu.
Tidak berapa lama kemudian, ia mencium bau manis yang aneh di dalam rumahnya. Seumur-umur, ia belum pernah mencium bau seperti ini. Nyonya Huffman merasa pusing, namun bau itu segera sirna.
Pada pukul 22.30, bau itu datang kembali. Kali ini sensasi yang ditimbulkannya lebih kuat sehingga delapan orang anggota keluarga Huffman dan seorang tamu bernama Ashby Henderson yang sedang menginap merasakan efeknya.
Semua yang mencium bau itu mulai merasakan mual, pusing, kram pada wajah dan sesak nafas. Alice, putri Nyonya Huffman yang berusia 20 tahun merasakan akibat yang paling parah. Ia mengalami sesak nafas yang sangat parah sehingga harus diberikan nafas buatan. Untungnya nyawanya berhasil diselamatkan. Namun, beberapa minggu setelah peristiwa itu, ia masih sering mengalami kram pada anggota tubuhnya.
Tidak ada yang bisa menjelaskan darimana bau itu berasal. Namun, Mr. Huffman yakin kalau ia melihat sesosok pria melarikan diri di kegelapan malam. Ketika polisi memeriksa lokasi kejadian, mereka hanya menemukan sebuah jejak sepatu hak tinggi di dekat jendela.
Dua hari kemudian, bau misterius itu kembali muncul di Cloverdale.
Mr. Clarence Hall dan istrinya sedang berada di rumahnya. Saat itu pukul sembilan malam. Kemudian, penciuman mereka menangkap bau manis aneh yang sangat kuat. Dengan segera keduanya merasakan lemas dan pusing.
Sekali lagi, tidak ada yang bisa memastikan asal bau misterius itu. Polisi yang menyelidiki kasus ini menemukan kalau bau tersebut ternyata terkonsentrasi pada sebuah lubang paku di jendela. Polisi percaya kalau lubang ini telah digunakan untuk menyemprotkan gas berbau itu kedalam rumah.
Ini berarti ada oknum yang bertanggung jawab atas serangan ini!
Sekarang, serangan gas berbau ini dan kemungkinan adanya oknum jahat yang menyebarkannya telah menarik perhatian media.
Pada tanggal 11 Januari, serangan itu berlanjut lagi. Juga pada pukul 10 malam, Nyonya Moore dari Howell's Mill, melaporkan adanya suara-suara aneh di halaman yang diikuti dengan sosok bayangan berkelebat dekat jendela yang telah lama pecah. Segera setelah itu, nyonya Moore mulai mencium bau gas yang aneh. Mrs. Moore yang lebih waspada segera meraih bayinya dan berlari keluar. Namun, walaupun ia telah bertindak dengan sigap, gas itu tetap saja membuat tubuhnya merasakan kram untuk sesaat.
Pada malam yang sama, GD Kinzie dari Troutville juga mengalami serangan yang serupa. Menurut dokter yang datang memeriksanya, Mr.Kinzie kemungkinan telah diberi gas Chlorine yang berbahaya.
Pada tanggal 16 Januari, Mr. FB Duval yang tiba di rumahnya pada pukul 23.30 menemukan kalau keluarganya telah diserang oleh sang penyebar gas. Dalam perjalanannya menuju kantor polisi, ia melihat sekelebat sosok manusia sedang berlari menuju mobil yang ada di dekat situ. Mr. Duval mengejarnya, namun sosok tersebut menghilang dalam kegelapan.
Beberapa penduduk lain juga melaporkan serangan serupa yang berlangsung hingga tanggal 28 Januari ketika lima orang di kediaman Ed Stanley di Colon Siding mengalami pusing akibat bau gas tersebut. Salah seorang dari mereka, Frank Guy, berhasil mendapatkan udara segar sehingga mendapatkan kesadarannya kembali. Ketika itu ia sempat menyaksikan empat pria sedang berlari di dekat hutan kecil. Frank meraih senjata dan menembak. Namun, sepertinya tidak mengenai pria-pria tersebut.
Keesokan harinya polisi yang mulai menyadari bahaya serangan-serangan ini telah menyediakan hadiah sebesar $500 bagi siapa saja yang bisa memberikan keterangan mengenai para penjahat penyebar gas. Jumlah ini cukup besar untuk ukuran saat itu.
Serangan terakhir yang terjadi pada tahun 1934 terjadi pada tanggal 11 Februari ketika lima laporan serangan masuk ke kantor polisi.
Pada hari itu juga, polisi menemukan sebuah botol kecil berisi cairan di salju di sekitar rumah korban serangan di Botetourt. Keesokan harinya, polisi berhasil mengetahui kalau cairan itu adalah campuran dari cairan yang tidak berbahaya bagi manusia, kurang lebih seperti penyemprot serangga yang ada di setiap rumah tangga.
Setelah penemuan bukti kecil itu, entah kenapa seluruh serangan gas tiba-tiba berhenti. Tidak ada lagi laporan-laporan yang masuk dan orang-orang mulai berspekulasi kalau apa yang telah terjadi dalam beberapa bulan ini mungkin hanyalah sebuah histeria massa.
Harian Roanoke Times bahkan dengan yakin menurunkan editorial yang berjudul "Tidak ada penyebar gas di Roanoke."
Tetapi 10 tahun kemudian, orang gila penyebar gas kembali beraksi.
Kali ini serangan-serangan tersebut terjadi di Mattoon, Illinois, yang dimulai pada akhir Agustus 1944. Serangan ini berlangsung hingga beberapa minggu.
Pada pagi hari tanggal 31 Agustus, Urban Raef terbangun oleh bau menyengat yang segera membuatnya menjadi pusing dan muntah-muntah. Istrinya yang berniat bangun untuk mencari tahu segera menyadari kalau tubuhnya sendiri telah mengalami kram dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.
Pada tanggal 2 September 1944, Seorang perempuan bernama Aline Kearney sudah berbaring di tempat tidur sambil membaca surat kabar ketika ia mencium bau gas yang manis dan sangat kuat. Bau itu membuat ia dan anak perempuannya yang berusia tiga tahun menjadi mual-mual. Ketika Aline mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya, ia menemukan kalau ia tidak bisa menggerakkan kakinya.
Ketika menemukan kakaknya dalam keadaan seperti itu, adik Aline yang sedang menginap di rumah itu segera menghubungi polisi.
Ketika polisi datang dan menyelidiki, mereka tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Namun, pada pukul 12.30 malam itu, ketika suami Aline yang berprofesi sebagai supir taksi pulang, ia menemukan seseorang sedang mengendap-endap di samping rumahnya. Ia mengejarnya, namun penyelinap itu berhasil melarikan diri.
Apa yang dialami oleh Aline Kearney segera menjadi sensasi dengan cepat. Media-media mulai memberitakan kalau orang gila penyebar gas yang pernah meneror Virginia 10 tahun yang lalu telah datang ke Illinois.
Lalu, media mulai menjuluki oknum penyebar gas itu dengan berbagai julukan. Mulai dari Mad Gasser of Mattoon, Anesthetic Prowler atau Phantom Anesthetic. Figur misterius ini kemudian dianggap bertanggungjawab atas serangan-serangan yang menyusul pada minggu-minggu berikutnya.
Pada tanggal 11 Januari, serangan itu berlanjut lagi. Juga pada pukul 10 malam, Nyonya Moore dari Howell's Mill, melaporkan adanya suara-suara aneh di halaman yang diikuti dengan sosok bayangan berkelebat dekat jendela yang telah lama pecah. Segera setelah itu, nyonya Moore mulai mencium bau gas yang aneh. Mrs. Moore yang lebih waspada segera meraih bayinya dan berlari keluar. Namun, walaupun ia telah bertindak dengan sigap, gas itu tetap saja membuat tubuhnya merasakan kram untuk sesaat.
Pada malam yang sama, GD Kinzie dari Troutville juga mengalami serangan yang serupa. Menurut dokter yang datang memeriksanya, Mr.Kinzie kemungkinan telah diberi gas Chlorine yang berbahaya.
Pada tanggal 16 Januari, Mr. FB Duval yang tiba di rumahnya pada pukul 23.30 menemukan kalau keluarganya telah diserang oleh sang penyebar gas. Dalam perjalanannya menuju kantor polisi, ia melihat sekelebat sosok manusia sedang berlari menuju mobil yang ada di dekat situ. Mr. Duval mengejarnya, namun sosok tersebut menghilang dalam kegelapan.
Beberapa penduduk lain juga melaporkan serangan serupa yang berlangsung hingga tanggal 28 Januari ketika lima orang di kediaman Ed Stanley di Colon Siding mengalami pusing akibat bau gas tersebut. Salah seorang dari mereka, Frank Guy, berhasil mendapatkan udara segar sehingga mendapatkan kesadarannya kembali. Ketika itu ia sempat menyaksikan empat pria sedang berlari di dekat hutan kecil. Frank meraih senjata dan menembak. Namun, sepertinya tidak mengenai pria-pria tersebut.
Keesokan harinya polisi yang mulai menyadari bahaya serangan-serangan ini telah menyediakan hadiah sebesar $500 bagi siapa saja yang bisa memberikan keterangan mengenai para penjahat penyebar gas. Jumlah ini cukup besar untuk ukuran saat itu.
Serangan terakhir yang terjadi pada tahun 1934 terjadi pada tanggal 11 Februari ketika lima laporan serangan masuk ke kantor polisi.
Pada hari itu juga, polisi menemukan sebuah botol kecil berisi cairan di salju di sekitar rumah korban serangan di Botetourt. Keesokan harinya, polisi berhasil mengetahui kalau cairan itu adalah campuran dari cairan yang tidak berbahaya bagi manusia, kurang lebih seperti penyemprot serangga yang ada di setiap rumah tangga.
Setelah penemuan bukti kecil itu, entah kenapa seluruh serangan gas tiba-tiba berhenti. Tidak ada lagi laporan-laporan yang masuk dan orang-orang mulai berspekulasi kalau apa yang telah terjadi dalam beberapa bulan ini mungkin hanyalah sebuah histeria massa.
Harian Roanoke Times bahkan dengan yakin menurunkan editorial yang berjudul "Tidak ada penyebar gas di Roanoke."
Tetapi 10 tahun kemudian, orang gila penyebar gas kembali beraksi.
Kali ini serangan-serangan tersebut terjadi di Mattoon, Illinois, yang dimulai pada akhir Agustus 1944. Serangan ini berlangsung hingga beberapa minggu.
Pada pagi hari tanggal 31 Agustus, Urban Raef terbangun oleh bau menyengat yang segera membuatnya menjadi pusing dan muntah-muntah. Istrinya yang berniat bangun untuk mencari tahu segera menyadari kalau tubuhnya sendiri telah mengalami kram dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.
Pada tanggal 2 September 1944, Seorang perempuan bernama Aline Kearney sudah berbaring di tempat tidur sambil membaca surat kabar ketika ia mencium bau gas yang manis dan sangat kuat. Bau itu membuat ia dan anak perempuannya yang berusia tiga tahun menjadi mual-mual. Ketika Aline mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya, ia menemukan kalau ia tidak bisa menggerakkan kakinya.
Ketika menemukan kakaknya dalam keadaan seperti itu, adik Aline yang sedang menginap di rumah itu segera menghubungi polisi.
Ketika polisi datang dan menyelidiki, mereka tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Namun, pada pukul 12.30 malam itu, ketika suami Aline yang berprofesi sebagai supir taksi pulang, ia menemukan seseorang sedang mengendap-endap di samping rumahnya. Ia mengejarnya, namun penyelinap itu berhasil melarikan diri.
Apa yang dialami oleh Aline Kearney segera menjadi sensasi dengan cepat. Media-media mulai memberitakan kalau orang gila penyebar gas yang pernah meneror Virginia 10 tahun yang lalu telah datang ke Illinois.
Lalu, media mulai menjuluki oknum penyebar gas itu dengan berbagai julukan. Mulai dari Mad Gasser of Mattoon, Anesthetic Prowler atau Phantom Anesthetic. Figur misterius ini kemudian dianggap bertanggungjawab atas serangan-serangan yang menyusul pada minggu-minggu berikutnya.
Setelah pemberitaan oleh banyak media, beberapa orang mulai melaporkan terjadinya serangan serupa. Mereka mengklaim kalau serangan gas yang dialami telah menyebabkan mereka mengalami pusing, kelumpuhan, mual dan muntah.
Pada tanggal 5 September, Nyonya Carl Cordes melaporkan penemuan sebuah kain kecil basah di serambi rumahnya. Ketika ia memungutnya, ia mencium bau yang sangat kuat.
"Rasanya seperti lumpuh." Katanya. "Suamiku harus membantu aku masuk ke dalam rumah. Segera bibirku mulai membengkak dan langit-langit mulut dan tenggorokanku terasa seperti terbakar. Aku mulai memuntahkan darah dan suamiku segera memanggil dokter. Dibutuhkan waktu sekitar dua jam hingga aku merasa normal kembali."
Para penduduk Mattoon mulai diliputi ketakutan.
Ada alasan lain mengapa ketakutan ini lumayan cepat menyebar. Pada saat itu, perang dunia II sedang berlangsung dan media-media nasional di Amerika pernah memperingati kalau pasukan Nazi mungkin menggunakan gas racun untuk menyerang warga sipil. Jadi, para penduduk mulai menghubung-hubungkan peristiwa ini dan bertanya-tanya apakah Nazi terlibat dalam serangan-serangan ini.
Pada tanggal 5 September, Nyonya Carl Cordes melaporkan penemuan sebuah kain kecil basah di serambi rumahnya. Ketika ia memungutnya, ia mencium bau yang sangat kuat.
"Rasanya seperti lumpuh." Katanya. "Suamiku harus membantu aku masuk ke dalam rumah. Segera bibirku mulai membengkak dan langit-langit mulut dan tenggorokanku terasa seperti terbakar. Aku mulai memuntahkan darah dan suamiku segera memanggil dokter. Dibutuhkan waktu sekitar dua jam hingga aku merasa normal kembali."
Para penduduk Mattoon mulai diliputi ketakutan.
Ada alasan lain mengapa ketakutan ini lumayan cepat menyebar. Pada saat itu, perang dunia II sedang berlangsung dan media-media nasional di Amerika pernah memperingati kalau pasukan Nazi mungkin menggunakan gas racun untuk menyerang warga sipil. Jadi, para penduduk mulai menghubung-hubungkan peristiwa ini dan bertanya-tanya apakah Nazi terlibat dalam serangan-serangan ini.
Pada minggu-minggu berikutnya, pihak kepolisian menerima beberapa laporan serangan setiap malam. Banyak korban melaporkan kalau mereka melihat figur tinggi berpakaian hitam yang terlihat berlari dari halaman rumah mereka sesaat setelah serangan terjadi. Selain itu, ada yang melaporkan melihat asap berwarna biru dan mendengar suara berdengung yang aneh.
Karena polisi tidak kunjung memecahkan misteri ini, para warga berinisiatif membentuk kelompok ronda yang menyisir jalan setiap malam. Namun usaha ini tidak juga membawa hasil.
Pada tanggal 13 September, korban serangan gas telah mencapai lebih dari 30 orang.
Namun, setelah tanggal itu, tidak ada lagi laporan adanya serangan. Seakan-akan, orang gila penyebar gas dari mattoon telah memutuskan untuk berhenti total. Akibatnya, polisi yang belum berhasil mengumpulkan petunjuk yang memadai menemui jalan buntu dan misteri ini menjadi tidak terpecahkan hingga saat ini.
Selama lebih dari setengah abad, para penulis, peneliti dan sejarawan mencoba untuk melihat kembali kasus ini dan berusaha menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi di Botetourt County dan Mattoon pada saat itu. Walaupun kasus ini tidak membawa korban jiwa, situasi kasus yang misterius telah menarik perhatian banyak peneliti sehingga orang gila penyebar gas dari Mattoon dikategorikan ke dalam misteri penyerang siluman sejajar dengan Jack si tumit pegas.
Beberapa penulis cenderung menganggap peristiwa ini sebagai contoh histeria massa. Ini terlihat dari headline harian Roanoke Times yang beranggapan kalau sesungguhnya tidak pernah ada orang gila penyebar gas. Teori ini kemudian didukung oleh pihak kepolisian yang menyimpulkan kalau peristiwa ini adalah histeria massa yang dibantu penyebarannya oleh media. Selama puluhan tahun, kisah ini bahkan sering dijadikan contoh histeria massa yang terjadi akibat perang dunia dan akibat istri-istri yang ditinggal suami pergi berperang.
Karena polisi tidak kunjung memecahkan misteri ini, para warga berinisiatif membentuk kelompok ronda yang menyisir jalan setiap malam. Namun usaha ini tidak juga membawa hasil.
Pada tanggal 13 September, korban serangan gas telah mencapai lebih dari 30 orang.
Namun, setelah tanggal itu, tidak ada lagi laporan adanya serangan. Seakan-akan, orang gila penyebar gas dari mattoon telah memutuskan untuk berhenti total. Akibatnya, polisi yang belum berhasil mengumpulkan petunjuk yang memadai menemui jalan buntu dan misteri ini menjadi tidak terpecahkan hingga saat ini.
Selama lebih dari setengah abad, para penulis, peneliti dan sejarawan mencoba untuk melihat kembali kasus ini dan berusaha menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi di Botetourt County dan Mattoon pada saat itu. Walaupun kasus ini tidak membawa korban jiwa, situasi kasus yang misterius telah menarik perhatian banyak peneliti sehingga orang gila penyebar gas dari Mattoon dikategorikan ke dalam misteri penyerang siluman sejajar dengan Jack si tumit pegas.
Beberapa penulis cenderung menganggap peristiwa ini sebagai contoh histeria massa. Ini terlihat dari headline harian Roanoke Times yang beranggapan kalau sesungguhnya tidak pernah ada orang gila penyebar gas. Teori ini kemudian didukung oleh pihak kepolisian yang menyimpulkan kalau peristiwa ini adalah histeria massa yang dibantu penyebarannya oleh media. Selama puluhan tahun, kisah ini bahkan sering dijadikan contoh histeria massa yang terjadi akibat perang dunia dan akibat istri-istri yang ditinggal suami pergi berperang.
Salah satu contoh media yang dianggap membantu penyebarannya adalah Mattoon Journal Gazzette yang membuat pemberitaan dengan headline "Mrs.Kearney dan putrinya korban pertama."
Pada saat itu, belum diketahui apakah akan ada korban berikutnya. Namun, judul pemberitaan yang provokatif itu dianggap telah membantu menimbulkan histeria yang berkepanjangan.
Teori histeria massa ini juga dikutip dan didukung oleh psikolog bernama Donald M Johnson yang mendokumentasikan kasus Mattoon pada tahun 1945 dan JP Chaplin pada tahun 1959. Menurut para psikolog ini, efek-efek fisik seperti pusing, mual dan muntah sesungguhnya adalah efek dari histeria yang umum terjadi.
Selain teori histeria massa, ada juga teori polusi.
Kesimpulan ini cukup wajar karena bau gas yang menyengat itu dianggap sangat mirip dengan bau gas yang berasal dari polutan atau limbah buangan. Banyak yang bersepekulasi kalau bau itu berasal dari carbon tetrachloride atau trichloroethylene yang memiliki bau manis dan dapat mengakibatkan efek penyakit seperti pada korban.
Pada konferensi pers tanggal 12 September, pihak kepolisian sebenarnya juga sudah mengemukakan kemungkinan ini. Namun, teori ini segera dikesampingkan karena saat itu tidak ditemukan pabrik yang memiliki limbah buangan semacam itu.
Selain teori-teori diatas, ada penulis yang percaya kalau sesungguhnya memang ada oknum gila yang telah menyebarkan gas berbau tersebut. Salah seorang diantaranya adalah penulis bernama Scott Maruna. Bahkan ia yakin kalau ia mengetahui siapa sesungguhnya orang gila penyebar gas tersebut.
Maruna sendiri adalah seorang guru sains yang menulis sebuah buku berjudul "The Mad Gasser of Mattoon: Dispelling the Hysteria", yang terbit tahun 2003. Ia adalah penduduk asli Mattoon.
Menurut Maruna, peristiwa ini tidak bisa dianggap sebagai histeria massa karena banyaknya laporan yang menyebutkan bau gas yang datang dari jendela dan adanya sosok manusia yang sedang berlari di kegelapan. Jadi memang ada oknum yang menyebarkan gas tersebut.
Menurutnya lagi, pada masa itu, di Mattoon, ada seorang pelajar jenius yang sangat kutu buku. Namanya adalah Farley Llewellyn, seorang pelajar jurusan kimia yang suka bereksperimen dengan berbagai bahan kimia. Suatu hari laboratoriumnya bahkan sempat meledak hingga terdengar sampai ke tetangga-tetangganya.
Maruna percaya kalau Llewellyn adalah orang gila penyebar gas yang sesungguhnya.
Jika memang Llewellyn pelakunya, apa motifnya?
Llewellyn ternyata sakit hati akibat dikucilkan oleh masyarakat karena dicurigai sebagai seorang homoseksual. Jadi selain memiliki kemampuan, ia juga memiliki motif. Karena itu korban serangan tersebut terlihat acak karena ia memang dendam kepada keseluruhan masyarakat. Bahkan kebanyakan serangan juga terjadi di dekat rumahnya.
"Farley, sang jenius kimia yang jago dengan bahan kimia adalah penyebar gas yang sesungguhnya." Kata Maruna.
Ia percaya kalau gas yang disebarkan oleh Llewellyn adalah tetrachlorethane.
Tetapi Maruna gagal menjelaskan peristiwa yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya di Botetourt County. Apakah Llewellyn juga pelakunya? Sepertinya hampir tidak mungkin.
Ataukah Llewellyn hanya meniru serangan 10 tahun sebelumnya?
Pertanyaan ini masih belum terjawab hingga sekarang. Dan karena pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, misteri orang gila penyebar gas tidak pernah dianggap benar-benar terpecahkan.
Pada saat itu, belum diketahui apakah akan ada korban berikutnya. Namun, judul pemberitaan yang provokatif itu dianggap telah membantu menimbulkan histeria yang berkepanjangan.
Teori histeria massa ini juga dikutip dan didukung oleh psikolog bernama Donald M Johnson yang mendokumentasikan kasus Mattoon pada tahun 1945 dan JP Chaplin pada tahun 1959. Menurut para psikolog ini, efek-efek fisik seperti pusing, mual dan muntah sesungguhnya adalah efek dari histeria yang umum terjadi.
Selain teori histeria massa, ada juga teori polusi.
Kesimpulan ini cukup wajar karena bau gas yang menyengat itu dianggap sangat mirip dengan bau gas yang berasal dari polutan atau limbah buangan. Banyak yang bersepekulasi kalau bau itu berasal dari carbon tetrachloride atau trichloroethylene yang memiliki bau manis dan dapat mengakibatkan efek penyakit seperti pada korban.
Pada konferensi pers tanggal 12 September, pihak kepolisian sebenarnya juga sudah mengemukakan kemungkinan ini. Namun, teori ini segera dikesampingkan karena saat itu tidak ditemukan pabrik yang memiliki limbah buangan semacam itu.
Selain teori-teori diatas, ada penulis yang percaya kalau sesungguhnya memang ada oknum gila yang telah menyebarkan gas berbau tersebut. Salah seorang diantaranya adalah penulis bernama Scott Maruna. Bahkan ia yakin kalau ia mengetahui siapa sesungguhnya orang gila penyebar gas tersebut.
Maruna sendiri adalah seorang guru sains yang menulis sebuah buku berjudul "The Mad Gasser of Mattoon: Dispelling the Hysteria", yang terbit tahun 2003. Ia adalah penduduk asli Mattoon.
Menurut Maruna, peristiwa ini tidak bisa dianggap sebagai histeria massa karena banyaknya laporan yang menyebutkan bau gas yang datang dari jendela dan adanya sosok manusia yang sedang berlari di kegelapan. Jadi memang ada oknum yang menyebarkan gas tersebut.
Menurutnya lagi, pada masa itu, di Mattoon, ada seorang pelajar jenius yang sangat kutu buku. Namanya adalah Farley Llewellyn, seorang pelajar jurusan kimia yang suka bereksperimen dengan berbagai bahan kimia. Suatu hari laboratoriumnya bahkan sempat meledak hingga terdengar sampai ke tetangga-tetangganya.
Maruna percaya kalau Llewellyn adalah orang gila penyebar gas yang sesungguhnya.
Jika memang Llewellyn pelakunya, apa motifnya?
Llewellyn ternyata sakit hati akibat dikucilkan oleh masyarakat karena dicurigai sebagai seorang homoseksual. Jadi selain memiliki kemampuan, ia juga memiliki motif. Karena itu korban serangan tersebut terlihat acak karena ia memang dendam kepada keseluruhan masyarakat. Bahkan kebanyakan serangan juga terjadi di dekat rumahnya.
"Farley, sang jenius kimia yang jago dengan bahan kimia adalah penyebar gas yang sesungguhnya." Kata Maruna.
Ia percaya kalau gas yang disebarkan oleh Llewellyn adalah tetrachlorethane.
Tetapi Maruna gagal menjelaskan peristiwa yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya di Botetourt County. Apakah Llewellyn juga pelakunya? Sepertinya hampir tidak mungkin.
Ataukah Llewellyn hanya meniru serangan 10 tahun sebelumnya?
Pertanyaan ini masih belum terjawab hingga sekarang. Dan karena pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, misteri orang gila penyebar gas tidak pernah dianggap benar-benar terpecahkan.
Mad Gasser of Mattoon - Misteri orang gila penyebar gas dari Mattoon