Apakah FBI memiliki departemen X-Files?
Di situs resmi FBI, pertanyaan ini dijawab dalam bagian Top Ten Myths in FBI History. Saya menerjemahkannya kata per kata.
Myth #9) The FBI has “X-Files.”
Myth #9) The FBI has “X-Files.”
Well, pertama, FBI tidak bertujuan untuk menyelidiki peristiwa supranatural seperti yang dilakukan Scully dan Mulder di film seri the X-Files. Ya, kami memang memiliki beberapa kasus yang berhubungan dengan fenomena yang tidak biasa seperti mutilasi ternak, ufo dan Roswell. Namun itu hanya karena beberapa orang mulai melaporkan sesuatu dan kami menerima dan mencatat laporan tersebut.
Beberapa kasus itu memang memiliki potensi pelanggaran terhadap hukum-hukum federal di dalam wilayah yurisdiksi kami sehingga kami menyelidikinya. Salah satu contohnya adalah Operation Majestic 12, sebuah organisasi yang disebut merupakan kumpulan rahasia para pejabat pemerintah yang ditugaskan presiden Truman untuk mempelajari insiden Roswell. Ketika dokumen yang disebut-sebut sebagai dokumen rahasia Majestic 12 muncul ke permukaan, kami diminta untuk menyelidiki kemungkinan adanya pembocoran informasi rahasia negara.
Biro akhirnya menyimpulkan bahwa dokumen tersebut palsu. Jadi, intinya adalah : Walaupun agen-agen FBI yang memburu alien dan makhluk supranatural lainnya bisa menjadi hiburan yang menarik, hal itu bukan deskripsi pekerjaan kami dan kami juga tidak memiliiki koleksi rahasia "X-Files" dimanapun.
Dalam situs fbi.gov juga terdapat satu bagian yang disebut "Unusual Phenomena Listing". Di dalamnya terdapat daftar beberapa kasus tidak biasa seperti yang disinggung di pernyataan diatas, yaitu :
Animal/Cattle Mutilation
Majestic 12
Project Blue Book
Roswell
Unidentified Flying Objects.
Jadi, FBI memang menyelidiki beberapa kasus yang tidak biasa, namun biro ini tidak memiliki departemen X-Files.
Mungkin beberapa dari kalian akan berkata,"Tapi, brother enigma, bisa saja kan mereka menutup-nutupinya ?"
Beberapa kasus itu memang memiliki potensi pelanggaran terhadap hukum-hukum federal di dalam wilayah yurisdiksi kami sehingga kami menyelidikinya. Salah satu contohnya adalah Operation Majestic 12, sebuah organisasi yang disebut merupakan kumpulan rahasia para pejabat pemerintah yang ditugaskan presiden Truman untuk mempelajari insiden Roswell. Ketika dokumen yang disebut-sebut sebagai dokumen rahasia Majestic 12 muncul ke permukaan, kami diminta untuk menyelidiki kemungkinan adanya pembocoran informasi rahasia negara.
Biro akhirnya menyimpulkan bahwa dokumen tersebut palsu. Jadi, intinya adalah : Walaupun agen-agen FBI yang memburu alien dan makhluk supranatural lainnya bisa menjadi hiburan yang menarik, hal itu bukan deskripsi pekerjaan kami dan kami juga tidak memiliiki koleksi rahasia "X-Files" dimanapun.
Dalam situs fbi.gov juga terdapat satu bagian yang disebut "Unusual Phenomena Listing". Di dalamnya terdapat daftar beberapa kasus tidak biasa seperti yang disinggung di pernyataan diatas, yaitu :
Animal/Cattle Mutilation
Majestic 12
Project Blue Book
Roswell
Unidentified Flying Objects.
Jadi, FBI memang menyelidiki beberapa kasus yang tidak biasa, namun biro ini tidak memiliki departemen X-Files.
Mungkin beberapa dari kalian akan berkata,"Tapi, brother enigma, bisa saja kan mereka menutup-nutupinya ?"
Apakah FBI memiliki departemen X-Files?
Legenda Spring heeled Jack - Jack si tumit pegas
Penyerang itu bertubuh tinggi, memiliki telinga dan hidung yang ujungnya lancip dengan mata yang terlihat menyala-nyala. Ia mengenakan sebuah tudung di kepalanya. Ketika ia menyerang korban perempuannya, ia mengoyak pakaian dan tubuh mereka dengan cakarnya yang tajam seperti besi. Apabila ia melarikan diri, ia tidak berlari seperti manusia pada umumnya, ia melompat dengan tinggi. Para saksi mata yang melihat figur itu berani bersumpah kalau ia memiliki pegas di kedua tumitnya.
Hampir 200 tahun berlalu sejak makhluk yang dijuluki Spring Heeled Jack (Jack si tumit pegas) meneror kota London. Hingga kini, setiap peneliti yang melihat kembali kepada kisah luar biasa ini hanya bisa berspekulasi mengenai identitasnya yang misterius.
Sepertinya akan sangat sukar untuk menganggap keberadaannya sebagai kebohongan karena penampakan Jack tercatat di seluruh Inggris mulai dari London hingga Liverpool.
Beberapa peneliti menganggap makhluk ini sesungguhnya hanyalah seorang peneror sakit jiwa seperti Jack the Ripper. Namun, sebagian lagi percaya kalau Jack adalah makhluk yang bersifat supranatural, bahkan mungkin ia adalah sang iblis sendiri.
Dalam dunia Cryptozoology, Jack digolongkan ke dalam "Penyerang siluman", sejajar dengan Penyebar gas gila dari Matton dan Badut Siluman. Penyerang siluman sendiri adalah kategori makhluk penyebar teror dengan penampilan seperti manusia namun memiliki kemampuan melebihi manusia pada umumnya.
Tetapi, siapa Jack si tumit pegas sebenarnya?
Laporan penampakan pertamaJack si tumit pegas pertama kali muncul dari kegelapan pada tahun 1837 di London.
Di tahun itu, pada suatu malam, seorang pria sedang berjalan pulang dari kantornya ketika ia menyaksikan satu makhluk melompati sebuah pagar tinggi di pekuburan dengan mudahnya dan mendarat tepat di jalan di depannya. Makhluk itu kemudian segera menghilang di kegelapan malam.
Perjumpaan selama beberapa detik itu sudah cukup untuk membuatnya bergidik ketakutan.
Apa yang membuat pria itu kaget setengah mati adalah figurnya yang tidak biasa. Tubuhnya terlihat seperti seorang pria berotot dengan mata merah menyala serta telinga dan hidung yang ujungnya lancip.
Peristiwa perjumpaan itu mulai menyebar di kota London. Awalnya hanya terdengar seperti sebuah rumor, namun para penduduk London segera menyadari kalau mungkin mereka memang sedang berhadapan dengan sesuatu yang nyata.
Pada tahun-tahun berikutnya, Jack mulai terkenal karena penyerangan-penyerangan yang dilakukannya terhadap para wanita.
Mary Stevens
Pada bulan Oktober tahun yang sama, seorang perempuan bernama Mary Stevens sedang berjalan menuju lavender Hill.
Ketika ia berjalan melewati Clapham Common, satu makhluk misterius melompat keluar dari gang yang gelap. Makhluk itu segera memegang Mary di kedua lengannya dan menciumi wajahnya. Mary bisa merasakan cakarnya yang dingin merobek kulitnya.
Dalam ketakutan yang luar biasa, Mary berteriak dengan sekuat tenaga sehingga makhluk itu segera melarikan diri.
Hari berikutnya, makhluk itu muncul di dekat rumah Mary. Ia melompat di dekat sebuah kereta yang menyebabkan sang kusir panik dan kehilangan kendali sehingga keretanya terbalik. Menurut mereka, makhluk itu melompat hingga ketinggian sekitar 2,7 meter sambil mengeluarkan suara tertawa yang aneh.
Intensitas laporan yang meningkat membuat media-media di London mulai memberitakannya. Segera, makhluk misterius itu mendapatkan sebuah nama: Spring heeled Jack atau Jack si tumit pegas.
Jane Alsop
Beberapa bulan kemudian, Jack kembali beraksi!
Pada suatu malam pada tanggal 19 Februari 1838, Jane Alsop mendengar suara ketukan di pintunya. Suara yang menyertai ketukan itu menyebutkan kalau dirinya adalah petugas polisi.
"Saya adalah seorang petugas polisi. Demi Tuhan, cepat bawakan sebuah lampu, kami telah berhasil menangkap Jack si tumit pegas di jalan desa."Mendengar itu, Jane bergegas mengambil sebatang lilin untuk pria tersebut dan kemudian menyadari kalau pria itu mengenakan sebuah tudung di kepalanya. Ketika ia menyodorkan lilin itu, pria itu membuka tudungnya dan memperlihatkan wajahnya yang mengerikan.
Jane melihat pria yang berdiri di hadapannya memiliki mata yang merah menyala. Ia bahkan berani bersumpah kalau ia melihat pria itu mengeluarkan lidah api berwarna biru dan putih dari mulutnya. Selain itu, ia juga terlihat mengenakan sesuatu seperti helm dan pakaian yang ketat.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, pria itu segera mencengkeram wanita malang itu dan merobek pakaiannya. Jane berteriak sekuat tenaga dan akhirnya berhasil melepaskan diri dan berlari ke depan rumah. Makhluk itu berhasil menangkapnya kembali dan merobek leher dan lengannya dengan cakarnya yang sepertinya terbuat dari besi.
Setelah itu, makhluk itu menghilang begitu saja. Akhirnya Jane ditemukan dan ditolong oleh kakak perempuannya. Nyawanya berhasil diselamatkan.
Namun, Jack belum selesai. Delapan hari kemudian, ia kembali menyerang.
Lucy Scales
Pada malam tanggal 28 Februari 1838, Lucy Scales yang berusia 18 tahun sedang berjalan melewati distrik Limehouse bersama kakak perempuannya. Ketika mereka melewati jalan Green Dragon, satu figur tinggi dengan jubah terlihat berdiri di hadapan mereka. Tiba-tiba makhluk itu meludah, namun yang keluar dari mulutnya adalah lidah api berwarna biru.
Lidah api itu mengenai wajah Lucy dan membuatnya buta sesaat. Sementara Lucy terkapar di tanah dan mengeluh kesakitan, makhluk itu dengan tenang membalikkan badannya dan menghilang dalam kegelapan malam.
Berita penyerangan itu menyebar dengan cepat dan sekarang rasa panik menyerang kota London!
Jack meneror Inggris
Tidak berapa lama setelah media-media London memberitakan kisah penyerangan Jane Alsop, seorang pria bernama Thomas Millibank muncul ke publik dan mengaku sebagai Jack si tumit pegas. Tanpa buang waktu, polisi segera menangkapnya. Namun ia segera dilepaskan karena Jane bersikeras kalau makhluk yang dilihatnya mengeluarkan nafas yang terlihat seperti lidah api. Thomas mengaku kalau ia tidak bisa melakukan hal itu.
Setelah pengakuan Thomas Millibank, Jack menghilang selama beberapa tahun.
Pada tahun 1840, gelombang penampakan kembali menyapu Inggris. Para saksi mengaku melihat Jack, mulai dari Northamptonshire hingga East Anglia.
Pada tahun 1855, Jack muncul di Black Country. Ia terlihat di Old Hill sedang melompat dari atap sebuah penginapan menuju atap sebuah toko daging di seberang jalan.
Pada tahun itu juga, jejak-jejak kaki misterius, yang sering disebut jejak kaki setan, muncul di Devon. Jack disebut-sebut sebagai makhluk yang meninggalkan jejak tersebut.
Lalu, Jack kembali menghilang selama hampir 20 tahun.
Pada November 1872, harian News of the World melaporkan adanya makhluk misterius yang disebut "Peckham Ghost" yang telah muncul dan menyebar teror di kota Peckham. Banyak yang percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah Jack si tumit pegas yang kembali beraksi.
Pada April dan Mei 1873, para penduduk Sheffield melaporkan adanya makhluk yang deskripsinya mirip dengan Jack si tumit pegas.
Pada Agustus 1877, Jack muncul di barak perajurit Aldershot. Kemunculannya di tempat ini tercatat sebagai salah satu kisah penampakan Jack yang paling terkenal.
Saat itu seorang prajurit jaga melihat sebuah figur besar sedang berdiri dan membuat suara-suara berisik dengan logam. Prajurit itu menegurnya, namun tidak terdengar adanya jawaban. Lalu, figur itu menghilang selama beberapa saat.
Prajurit itu membalikkan badannya karena ingin kembali ke pos jaga. Tak disangka, figur itu muncul di sebelahnya dan memukul wajahnya. Beberapa prajurit lain yang mendengar keributan itu segera berdatangan ke lokasi. Ketika sampai di tempat kejadian, mereka melihat teman mereka sedang terkapar di tanah dengan satu figur aneh berdiri di dekatnya.
Figur itu lalu melompat tinggi melewati kepala dan mendarat di belakang mereka. Salah seorang prajurit segera menembaknya. Namun ia segera menghilang di semak-semak, terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan itu.
Pada musim gugur 1877, Jack terlihat muncul di Newport Arch di Lincolnshire. Di tempat itu, Jack berhasil dikepung oleh para penduduk desa. Namun, ia melompat tinggi dan berhasil lolos.
Pada tahun 1886, Birmingham Post melaporkan penampakan Jack di salah satu edisinya:
"Pertama, seorang perempuan muda, lalu seorang pria, mereka merasakan sebuah tangan yang dingin menyentuh pundak mereka. Ketika mereka membalikkan badan, mereka melihat wajah bercahaya yang mengucapkan selamat malam."Pada tahun 1888, 51 tahun setelah Jack pertama kali muncul, ia kembali terlihat di Everton, di atas atap gereja Saint Francis Xavier.
Pada tahun 1904, beberapa saksi mengaku melihat Jack di William Henry Street. Ia melompat dari jalan itu menuju atap-atap rumah penduduk.
Penampakan William Henry Street adalah penampakan Jack yang terakhir dilaporkan karena setelah itu Jack seperti menghilang ditelan bumi. Jika makhluk yang terlihat itu benar-benar Jack si Tumit pegas, itu artinya ia telah meneror Inggris selama 67 tahun.
Siapakah Jack si Tumit Pegas sesungguhnya?
Tidak ada yang tahu pasti siapa Jack si tumit pegas sebenarnya. Ini menyebabkan munculnya berbagai teori mengenai identitas makhluk ini sebenarnya.
Sebagian percaya kalau Jack adalah makhluk ekstra terestrial dengan mata merah retro reflektif dan nafas fosfor. Sebagian lagi percaya kalau Jack adalah Iblis yang diundang oleh para pelaku okultis.
Namun, menurut mereka yang skeptis, laporan penampakan Jack hanyalah sebuah histeria massa yang dipicu oleh kepercayaan adanya bogeyman atau iblis yang dipercaya banyak orang di abad ke-19. Tentu saja, ini adalah jawaban yang paling mudah. Namun, bagi peneliti lainnya, ada jawaban yang lebih masuk akal.
Beberapa penulis percaya kalau Jack sesungguhnya hanyalah seorang manusia dengan peralatan yang aksinya kemudian ditiru oleh orang lain pada tahun-tahun berikutnya.
Salah satu yang percaya dengan teori ini adalah Sir John Cowan, walikota London pada saat Jack meneror kota itu. Ia percaya kalau sekelompok anak-anak muda kaya yang iseng mungkin telah bertanggung jawab menciptakan karakter Jack.
Sebuah rumor populer yang beredar pada tahun 1840 menyebutkan kalau Jack sebenarnya adalah seorang bangsawan Irlandia bernama Henry de la Poer Beresford III, The Marquess of Waterford.
Tuduhan ini muncul karena bangsawan itu terkenal karena kesukaannya akan humor kasar, vandalisme dan perilaku buruknya terhadap wanita. Perilaku buruk Ini membuatnya dijuluki "Mad Marquess".
Pada tahun 1880, penulis E. Cobham Brewer juga menuduh Marquess Waterford sebagai Jack Spring Heeled. Menurutnya:
"Marquess biasa menghibur dirinya dengan mengejutkan para pejalan kaki, ia biasa menakut-nakuti mereka, dan dari waktu ke waktu orang-orang selalu mengikuti perilakunya."
Henry de la poer Beresford III
Marquess of Waterford meninggal pada tahun 1859. Brewer percaya, kalau sepeninggalnya, keisengan sang Marquess telah ditiru oleh orang lain.
Penulis buku "The legend and Bizarre Crimes of Spring Heeled Jack" bernama Peter Haining juga percaya dengan teori ini. Menurut Haining, Marquess mungkin telah meminta temannya untuk menciptakan peralatan yang memungkinkannya melompat tinggi dan menyemburkan nafas api.
Argumen lainnya yang cukup menguatkan teori ini adalah keberadaan Marquess yang sesuai dengan munculnya serangan-serangan Jack.
Sebagai tambahan bukti, Haining mengatakan kalau seorang bocah yang pernah melihat Jack mengaku menyaksikan adanya huruf W pada tudung yang dikenakannya. Ini bisa jadi merupakan inisial dari "Waterford".
Namun menariknya, jika sang bangsawan itu adalah Jack, peralatan macam apa yang digunakannya?
Selama perang dunia II, para prajurit Jerman dilaporkan pernah menggunakan pegas pada sepatu mereka. Ketika mereka menggunakannya, yang didapat adalah kaki dan tumit yang patah.
Jika Marquess of Waterford adalah Jack, maka pastilah ia memiliki peralatan yang sangat menarik.
Walaupun mungkin kita tidak akan pernah tahu identitas makhluk ini sebenarnya, namun, mungkin saja suatu hari dari kegelapan malam yang pekat, Jack si tumit pegas akan muncul dan melompat kembali.
Source, Source2, Source3
Legenda Spring heeled Jack - Jack si tumit pegas
Apakah Hawk MK 209 bisa menciptakan sonic boom ?
Di pontianak pada tanggal 20 januari 2010 sekitar pukul 9-10 pagi wib terjadi ledakan seperti bom diangkasa, saya lagi berada didalam kantor sempat kaget beserta teman-teman yang lain. Setelah tanya sana-sini, dikatakan sebelum ledakan terlihat cahaya seperti kilat bewarna merah, kemudian terlihat gumpalan awan tebal berbentuk lingkaran. Ledakan sangat kuat hingga terdengar keseluruh kota, dari koran setempat di dapat pernyataan dari TNI AU bahwa telah terjadi sonic boom dari pesawat tempur jenis Hawk 200 yang sedang latihan. Benarkah Hawk 200 bisa membuat sonic boom di ketinggian 30.000 kaki ?
Jawaban :
Sonic Boom adalah sebuah gelombang kejut yang dihasilkan oleh pesawat atau objek lain yang bergerak dengan kecepatan supersonic. Gelombang kejut ini juga akan terdengar dalam bentuk suara ledakan. Sedangkan Istilah supersonic merujuk kepada kecepatan yang melebihi kecepatan suara.
Jika sebuah pesawat bergerak sama dengan kecepatan suara, maka kecepatan pesawat itu disebut Mach 1. Jika ia terbang dua kali kecepatan suara, maka kecepatannya disebut Mach 2. Jika pesawat bergerak dengan kecepatan Mach 5 keatas, maka kecepatan itu disebut Hypersonic.
Sonic Boom adalah sebuah gelombang kejut yang dihasilkan oleh pesawat atau objek lain yang bergerak dengan kecepatan supersonic. Gelombang kejut ini juga akan terdengar dalam bentuk suara ledakan. Sedangkan Istilah supersonic merujuk kepada kecepatan yang melebihi kecepatan suara.
Jika sebuah pesawat bergerak sama dengan kecepatan suara, maka kecepatan pesawat itu disebut Mach 1. Jika ia terbang dua kali kecepatan suara, maka kecepatannya disebut Mach 2. Jika pesawat bergerak dengan kecepatan Mach 5 keatas, maka kecepatan itu disebut Hypersonic.
Pesawat yang dimiliki oleh TNI AU di Pontianak (Lanud Supadio) adalah pesawat jenis Hawk MK 209, salah satu varian dari Hawk 200 (bukan skyhawk 200). Ini dikonfirmasi oleh website resmi TNI AU. Pesawat ini hanya memiliki kecepatan terbang Maksimal 1.019 km/jam atau 633 mil/jam.
Pada suhu normal, sekitar 20 derajat celcius, gelombang suara bergerak dengan kecepatan sekitar 343 meter/detik atau 768 mil/jam atau 1.236 km/jam. Jadi untuk menciptakan sonic boom, sebuah pesawat harus bergerak melebihi kecepatan ini.
Pada ketinggian 30.000 kaki temperatur udara menjadi lebih rendah. Temperatur yang rendah membuat kecepatan suara menjadi lebih lambat. Mach 1 pada ketinggian ini hanya berkisar pada 670 mil/jam. Tapi itu tidak berarti sonic boom bisa lebih mudah tercipta. Hal ini dikarenakan temperatur yang rendah ini akan membengkokkan gelombang suara ke atas.
Jadi supaya sonic boom bisa terdengar sampai ke bumi, maka pesawat tersebut harus terbang di atas kecepatan Mach 1 lebih dari biasanya. Misal, pada ketinggian 30.000 kaki, kecepatan suara adalah 670 mil/jam, namun supaya suara sonic boom bisa terdengar ke bumi, maka pesawat tersebut harus bergerak dengan kecepatan 750 mil/jam atau Mach 1,12.
Kecepatan ini melebihi kecepatan maksimal Hawk 209 yang cuma 633 mil/jam.
Jadi, menurut saya, pesawat Hawk 209 tidak bisa menciptakan sonic boom.
Pada ketinggian 30.000 kaki temperatur udara menjadi lebih rendah. Temperatur yang rendah membuat kecepatan suara menjadi lebih lambat. Mach 1 pada ketinggian ini hanya berkisar pada 670 mil/jam. Tapi itu tidak berarti sonic boom bisa lebih mudah tercipta. Hal ini dikarenakan temperatur yang rendah ini akan membengkokkan gelombang suara ke atas.
Jadi supaya sonic boom bisa terdengar sampai ke bumi, maka pesawat tersebut harus terbang di atas kecepatan Mach 1 lebih dari biasanya. Misal, pada ketinggian 30.000 kaki, kecepatan suara adalah 670 mil/jam, namun supaya suara sonic boom bisa terdengar ke bumi, maka pesawat tersebut harus bergerak dengan kecepatan 750 mil/jam atau Mach 1,12.
Kecepatan ini melebihi kecepatan maksimal Hawk 209 yang cuma 633 mil/jam.
Jadi, menurut saya, pesawat Hawk 209 tidak bisa menciptakan sonic boom.
Apakah Hawk MK 209 bisa menciptakan sonic boom ?
Time traveler terlihat di film Charlie Chaplin tahun 1928?
Pada tanggal 20 Oktober 2010, seorang sutradara film independen dari Irlandia mengupload sebuah rekaman yang berasal dari tahun 1928 yang sepertinya memperlihatkan seorang wanita sedang berbicara dengan menggunakan ponsel. Mungkinkah wanita itu seorang Time Traveler?
George Clarke, nama sutradara itu, menemukan rekaman itu dari DVD film Charlie Chaplin yang berjudul The Circus. Adegan itu sendiri bukan bagian dari film The Circus, melainkan adegan extra yang terdapat dalam DVD itu yang memperlihatkan sekumpulan orang-orang yang sedang menghadiri pemutaran perdana film tersebut.
Time Traveler yang sedang menelepon
Dalam cuplikan tersebut, kita bisa melihat seorang perempuan berjalan dengan posisi tangan seperti sedang memegang sebuah ponsel. Pada saat wanita itu berhenti sesaat, dalam rekaman terlihat kalau mulutnya bergerak seperti sedang berbicara. Lalu, gambar rekaman itu berpindah ke adegan lain (transisi).
Time Traveler yang sedang menelepon
Dalam cuplikan tersebut, kita bisa melihat seorang perempuan berjalan dengan posisi tangan seperti sedang memegang sebuah ponsel. Pada saat wanita itu berhenti sesaat, dalam rekaman terlihat kalau mulutnya bergerak seperti sedang berbicara. Lalu, gambar rekaman itu berpindah ke adegan lain (transisi).
Clarke mengatakan:
"Satu-satunya kesimpulan yang bisa saya ambil - yang akan terdengar mengada-ngada bagi sebagian orang - wanita itu seorang Time Traveler."
"Satu-satunya kesimpulan yang bisa saya ambil - yang akan terdengar mengada-ngada bagi sebagian orang - wanita itu seorang Time Traveler."
Menurut Clarke ia telah memperlihatkan rekaman itu kepada lebih dari 100 orang dan tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan penjelasan yang memuaskan.
Memang benar. Saya rasa memang tidak ada yang bisa memberikan teori yang bisa menjelaskan misteri ini dengan memuaskan (termasuk teori time travel). Tetapi saya akan mengajak kalian untuk melihat kisah ini dari sudut pandang yang berbeda-beda supaya kalian bisa memutuskan apa yang ingin kalian percayai.
Baiklah, kalau begitu mari kita mulai meneliti rekaman ini.
Hoax dan Viral Marketing
Pertama, ada anggapan kalau rekaman ini sebenarnya sebuah hoax atau bagian dari Viral Marketing yang dilancarkan oleh Clarke. Kecurigaan ini cukup beralasan karena dalam video yang diupload Clarke, ia menyebutkan kalau dalam tahun-tahun mendatang, film-film yang dibuatnya akan segera tayang. Lalu ia juga mempromosikan situs-situs miliknya.
Namun, saya kira anggapan ini cukup tidak beralasan karena Clarke memperlihatkan DVD yang berisi adegan itu. Tentu saja, semua orang bisa membeli DVD tersebut dan memeriksanya sendiri. Jadi, kecil kemungkinan rekaman ini sebuah hoax yang dibuat untuk Viral Marketing.
Kalau rekaman ini bukan hoax, apa yang sesungguhnya terlihat disitu? benarkah wanita itu sedang menggunakan ponsel?
Wanita misterius dan ponsel
Argumen utama mengapa banyak yang mengatakan kalau wanita itu seorang Time Traveler adalah karena perilaku wanita tersebut terlihat seperti sedang menelepon dengan sebuah ponsel yang jelas belum ada pada tahun 1928.
Namun masalahnya adalah saya tidak bisa melihat adanya ponsel di dalam genggamannya.
Dengan kata lain, orang yang beranggapan kalau wanita ini sedang menelepon bisa jadi hanya berpersepsi.
Beberapa orang beranggapan kalau bayangan hitam di dekat telapak tangannya adalah sebuah benda padat. Namun saya yakin kalau bayangan hitam itu benar-benar bayangan telapak tangan wanita itu. Soal ini akan saya jelaskan sebentar lagi.
Kemudian, lihat foto-foto di bawah ini, dan temukan persamaan pada cara memegang ponsel.
Jawabannya ada dua:
Pertama, Jari tengah, jari manis dan kelingking akan tersusun dengan rapi.
Kedua, kelingking yang memegang ponsel selalu berada di bawah ujung hidung.
Kedua posisi itu bertujuan supaya ponsel yang dipegang membentuk sudut 45 derajat. Jika kalian memegang ponsel saat ini, kalian bisa mencobanya sendiri.
Sekarang lihat screen shot dari rekaman itu. Saya tambahkan sebuah ponsel imajiner berdasarkan posisi jari-jari wanita itu.
Pertama, Jari tengah, jari manis dan kelingking akan tersusun dengan rapi.
Kedua, kelingking yang memegang ponsel selalu berada di bawah ujung hidung.
Kedua posisi itu bertujuan supaya ponsel yang dipegang membentuk sudut 45 derajat. Jika kalian memegang ponsel saat ini, kalian bisa mencobanya sendiri.
Sekarang lihat screen shot dari rekaman itu. Saya tambahkan sebuah ponsel imajiner berdasarkan posisi jari-jari wanita itu.
Wanita itu memegang ponsel dengan cara yang sangat tidak biasa karena kelingkingnya berada di tengah hidung, di atas ujung hidung. Posisi jari tengah dan jari telunjuk terbuka lebar, tidak mirip seperti seseorang yang sedang menelepon.
Mungkin kalian akan berkata kepada saya:
"Bro, itu tidak membuktikan apa-apa. Saya bahkan biasa menelepon dengan memegang ponsel hanya dengan dua jari. Penjelasanmu tidak menjawab misteri ini sama sekali."
Saya tahu. Mari kita berbicara posisi tangan pada umumnya saja terlebih dahulu. Biarkan saya melanjutkannya terlebih dahulu.
Karena kejanggalan posisi jari-jari ini, ada kemungkinan kalau wanita itu bukan sedang memegang ponsel.
Lalu apa yang sedang dilakukannya?
Menutupi wajah dengan tangan
Beberapa orang percaya kalau ia sebenarnya sedang menutupi wajahnya dari sinar matahari. Namun saya meragukannya karena umumnya seseorang menutupi wajah dari sinar matahari dengan telapak tangan yang terbuka, bukan dengan jari-jari menekuk (kecuali kalau wanita ini memiliki jari-jari yang cacat).
Aktor pria dengan pakaian wanita
Ada lagi yang percaya kalau wanita itu sesungguhnya seorang aktor pria. Ini bisa terlihat dari sepatunya yang cukup besar dan aneh. Walaupun disebutkan kalau rekaman itu menunjukkan masyarakat umum yang hendak menonton pemutaran perdana film The Circus, selalu ada kemungkinan kalau sang sutradara, yaitu Chaplin sendiri, menggunakan aktor untuk memerankan orang-orang tersebut. Ini hal yang biasa dalam pembuatan film.
Jika ia adalah seorang pria yang diminta mengenakan pakaian wanita, maka ia perlu menutupi wajahnya untuk mengurangi kesan "prianya" dari para penonton. Ketika ia berhenti, kemungkinan ia menjadi ragu dengan suatu hal dan sedang berbicara dengan kru film mengenai instruksi selanjutnya. Karena itu, adegan itu segera berpindah ke adegan lain sehingga kita tidak menyadari kesalahan tersebut.
Penjelasan ini cukup masuk akal walaupun tidak cukup menjelaskan mengenai keanehan posisi jari-jarinya.
Alat bantu dengar
Teori lain yang cukup masuk akal adalah wanita itu sesungguhnya sedang menggunakan alat bantu dengar. Ia berbicara sedikit untuk mengetes pendengarannya.
Penjelasan ini juga cukup masuk akal. Coba lihat poster di bawah ini, dan tebak, apa yang sedang dilakukan oleh pria tua itu?
Mungkin kalian akan berkata kepada saya:
"Bro, itu tidak membuktikan apa-apa. Saya bahkan biasa menelepon dengan memegang ponsel hanya dengan dua jari. Penjelasanmu tidak menjawab misteri ini sama sekali."
Saya tahu. Mari kita berbicara posisi tangan pada umumnya saja terlebih dahulu. Biarkan saya melanjutkannya terlebih dahulu.
Karena kejanggalan posisi jari-jari ini, ada kemungkinan kalau wanita itu bukan sedang memegang ponsel.
Lalu apa yang sedang dilakukannya?
Menutupi wajah dengan tangan
Beberapa orang percaya kalau ia sebenarnya sedang menutupi wajahnya dari sinar matahari. Namun saya meragukannya karena umumnya seseorang menutupi wajah dari sinar matahari dengan telapak tangan yang terbuka, bukan dengan jari-jari menekuk (kecuali kalau wanita ini memiliki jari-jari yang cacat).
Aktor pria dengan pakaian wanita
Ada lagi yang percaya kalau wanita itu sesungguhnya seorang aktor pria. Ini bisa terlihat dari sepatunya yang cukup besar dan aneh. Walaupun disebutkan kalau rekaman itu menunjukkan masyarakat umum yang hendak menonton pemutaran perdana film The Circus, selalu ada kemungkinan kalau sang sutradara, yaitu Chaplin sendiri, menggunakan aktor untuk memerankan orang-orang tersebut. Ini hal yang biasa dalam pembuatan film.
Jika ia adalah seorang pria yang diminta mengenakan pakaian wanita, maka ia perlu menutupi wajahnya untuk mengurangi kesan "prianya" dari para penonton. Ketika ia berhenti, kemungkinan ia menjadi ragu dengan suatu hal dan sedang berbicara dengan kru film mengenai instruksi selanjutnya. Karena itu, adegan itu segera berpindah ke adegan lain sehingga kita tidak menyadari kesalahan tersebut.
Penjelasan ini cukup masuk akal walaupun tidak cukup menjelaskan mengenai keanehan posisi jari-jarinya.
Alat bantu dengar
Teori lain yang cukup masuk akal adalah wanita itu sesungguhnya sedang menggunakan alat bantu dengar. Ia berbicara sedikit untuk mengetes pendengarannya.
Penjelasan ini juga cukup masuk akal. Coba lihat poster di bawah ini, dan tebak, apa yang sedang dilakukan oleh pria tua itu?
Mungkin kalian akan berkata "Sudah jelas! Ia sedang menelepon dengan ponsel."
Sebenarnya pria itu adalah raja Portugal yang hidup pada abad ke-19. Gambar di atas adalah ilustrasi yang menggambarkan sang raja sedang menggunakan alat bantu dengar yang disebut king Gowa Chair.
Alat bantu dengar lain yang cukup populer pada tahun 1920an adalah alat bantu dengar berbentuk terompet seperti ini.
Sebenarnya pria itu adalah raja Portugal yang hidup pada abad ke-19. Gambar di atas adalah ilustrasi yang menggambarkan sang raja sedang menggunakan alat bantu dengar yang disebut king Gowa Chair.
Alat bantu dengar lain yang cukup populer pada tahun 1920an adalah alat bantu dengar berbentuk terompet seperti ini.
Salah satu alat bantu dengar yang mungkin digunakan oleh wanita itu adalah Western Electric Model 34A "Audiphone" yang terlihat di foto di bawah ini.
Alat bantu ini diproduksi oleh Western Electric Company pada tahun 1925. Panjangnya sekitar 16 cm dengan lebar sekitar 8 cm.
Walaupun kita tidak bisa memastikannya, namun yang ingin saya tekankan disini adalah, benda kecil yang bisa dipegang seperti memegang sebuah ponsel bukan hal yang aneh pada tahun 1920an.
Menggaruk wajah atau kebiasaan kecil lainnya
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Posisi jari wanita itu sangat tidak biasa untuk bisa disebut sedang memegang sebuah ponsel. Saya juga telah mengatakan kalau saya tidak bisa melihat ponsel tersebut. Karena itu saya berpikir kalau wanita itu mungkin sedang menggaruk atau sedang melakukan kebiasaan kecil lainnya (seperti memegang daun telinga).
Dalam slow motion, sebelum adegan berpindah, kita bisa melihat wanita itu mengubah posisi jarinya.
Walaupun kita tidak bisa memastikannya, namun yang ingin saya tekankan disini adalah, benda kecil yang bisa dipegang seperti memegang sebuah ponsel bukan hal yang aneh pada tahun 1920an.
Menggaruk wajah atau kebiasaan kecil lainnya
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Posisi jari wanita itu sangat tidak biasa untuk bisa disebut sedang memegang sebuah ponsel. Saya juga telah mengatakan kalau saya tidak bisa melihat ponsel tersebut. Karena itu saya berpikir kalau wanita itu mungkin sedang menggaruk atau sedang melakukan kebiasaan kecil lainnya (seperti memegang daun telinga).
Dalam slow motion, sebelum adegan berpindah, kita bisa melihat wanita itu mengubah posisi jarinya.
Lalu lihat posisi jarinya. Apakah itu terlihat seperti seseorang yang sedang menelepon?
Sekarang lihat bayangan hitam pada telapak tangannya.
Bayangan itu berlekuk mengikuti telapak tangan. Ini menunjukkan kalau tidak ada objek padat di dalam genggamannya. Persepsi kalau wanita ini sedang menelepon lenyap begitu saya melihat screenshot ini. Bagi saya, sekarang ia terlihat seperti sedang menggaruk (tentu saja ini pun persepsi saya sendiri).
Lalu kalian mungkin akan kembali bertanya: "Bro, tidak ada orang yang menggaruk kepala sambil berbicara."
Baiklah, kita akan kesampingkan teori orang gila yang mungkin saja menggaruk sambil berbicara. Tetapi, jika kita perhatikan rekaman itu, sesungguhnya tidak ada satupun bukti yang menunjukkan kalau wanita itu sedang berbicara!
Yang terlihat pada rekaman itu adalah: Wanita itu membuka mulut dan menutupnya kembali pada saat ia berhenti sejenak. Gerakan mulut ini bisa saja hanya berupa ekspresi kagum, kaget atau heran. Ini juga menjelaskan mengapa ia berhenti sejenak. Mungkin ia melihat sesuatu yang membuatnya heran.
Lagipula, kalau mulut seseorang terlihat komat-kamit, itu tidak selalu berarti ia sedang berbicara. Bisa saja ia sedang berdoa atau bernyanyi. Kita sering melakukannya bukan?
Namun, disinilah hebatnya rekaman ini. Ketika jawaban atas perilaku wanita ini akan segera muncul, adegan berpindah. Jadi, kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya.
Perjalanan lintas waktu ke masa lampau
Jika wanita ini memang time traveler dan sedang berbicara di ponsel, pertanyaannya adalah: Mengapa ia begitu bodoh berjalan dengan santai sambil berbicara di ponsel di tengah keramaian yang penuh dengan kamera?
Jika ia memang sedang berbicara di ponsel, mengapa orang sekitarnya tidak bereaksi ketika melihat keganjilan itu?
Lalu, dengan siapa ia berbicara? dengan orang lain di tahun 1928? Jika iya, dengan apa sinyalnya dikirimkan? dengan satelitkah? satelit belum ada pada tahun itu.
Ataukah ia sedang berbicara dengan seseorang dari masa kini? Jika demikian, apakah sinyal telepon juga bisa melakukan perjalanan lintas waktu?
Mungkin kita berpikir, jika mereka bisa melakukan perjalanan lintas waktu, maka tentu saja mereka juga mampu menciptakan teknologi canggih untuk komunikasi antar waktu. Namun persoalannya perjalanan lintas waktu mundur ke masa lampau memiliki persoalannya sendiri. Karena itu fisikawan teoritis seperti Stephen Hawking tidak percaya kalau manusia bisa melakukan perjalanan lintas waktu ke masa lampau (Ia percaya manusia bisa ke masa depan, tetapi tidak ke masa lampau).
Bayangkan, jika wanita di adegan itu memang benar time traveler yang datang dari tahun 2010 atau 2011 misalnya. Ketika ia kembali ke masa kini, ia menemukan foto wajahnya terpampang di internet dan sedang dibahas dimana-mana. Menyadari telah melakukan keteledoran, ia segera kembali ke tahun 1928 untuk memperbaiki kesalahannya.
Di tahun 1928, persis saat pemutaran perdana film The Circus, ia melihat dirinya yang lain sedang berjalan sambil menelepon. Persis sebelum dirinya yang lain itu masuk ke dalam jangkauan kamera, ia segera menyetopnya dan berkata: "Jangan lewat situ, apakah kamu tidak menyadari kalau kamu masuk ke dalam rekaman film Chaplin yang kemudian ditemukan oleh seorang sutradara pada tahun 2010. Kamu membahayakan rahasia kita."
Menyadari hal itu, dia segera berbelok. Selamatlah rahasia mereka. Rekaman itu tidak pernah ada dan tiba-tiba postingan mengenai Time Traveler di film Chaplin lenyap dari seluruh website dan blog.
Tetapi masalahnya sekarang ada dua wanita time traveler dengan identitas yang sama.
Jika mereka berdua sama-sama kembali ke masa kini, bukankah sekarang ada dua wanita dengan identitas yang sama di masa kini?
Jika dua wanita ini kembali lagi ke tahun 1928, mereka berdua bisa bertemu dengan mereka yang lain di tahun 1928. Jadi jumlah mereka bertambah menjadi empat.
Siapakah yang berhak pulang dan tinggal dengan suaminya (yang cuma satu)?
Karena masalah-masalah seperti ini dan masalah lain seperti Grand Father Paradox, perjalanan lintas waktu ke masa lampau tidak mungkin bisa terjadi. Paling tidak, begitulah kata Hawking.
Pada saat saya mau mengakhiri tulisan ini, mungkin kalian kembali menginterupsi saya.
"Penjelasan ini tidak menjawab misteri ini. Wanita itu tidak terlihat seperti sedang menggaruk. Bagi saya ia terlihat seperti sedang menelepon walaupun posisi jarinya tidak wajar."
Nah, pertanyaan saya adalah:
"Jika kalian bisa percaya kalau wanita itu sedang menelepon dengan posisi jari yang tidak wajar, mengapa kalian tidak bisa percaya kalau wanita itu sedang menggaruk dengan posisi jari yang tidak wajar?"
Tetapi sekali lagi, kita bebas menentukan apa yang ingin kita percayai.
Bayangan itu berlekuk mengikuti telapak tangan. Ini menunjukkan kalau tidak ada objek padat di dalam genggamannya. Persepsi kalau wanita ini sedang menelepon lenyap begitu saya melihat screenshot ini. Bagi saya, sekarang ia terlihat seperti sedang menggaruk (tentu saja ini pun persepsi saya sendiri).
Lalu kalian mungkin akan kembali bertanya: "Bro, tidak ada orang yang menggaruk kepala sambil berbicara."
Baiklah, kita akan kesampingkan teori orang gila yang mungkin saja menggaruk sambil berbicara. Tetapi, jika kita perhatikan rekaman itu, sesungguhnya tidak ada satupun bukti yang menunjukkan kalau wanita itu sedang berbicara!
Yang terlihat pada rekaman itu adalah: Wanita itu membuka mulut dan menutupnya kembali pada saat ia berhenti sejenak. Gerakan mulut ini bisa saja hanya berupa ekspresi kagum, kaget atau heran. Ini juga menjelaskan mengapa ia berhenti sejenak. Mungkin ia melihat sesuatu yang membuatnya heran.
Lagipula, kalau mulut seseorang terlihat komat-kamit, itu tidak selalu berarti ia sedang berbicara. Bisa saja ia sedang berdoa atau bernyanyi. Kita sering melakukannya bukan?
Namun, disinilah hebatnya rekaman ini. Ketika jawaban atas perilaku wanita ini akan segera muncul, adegan berpindah. Jadi, kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya.
Perjalanan lintas waktu ke masa lampau
Jika wanita ini memang time traveler dan sedang berbicara di ponsel, pertanyaannya adalah: Mengapa ia begitu bodoh berjalan dengan santai sambil berbicara di ponsel di tengah keramaian yang penuh dengan kamera?
Jika ia memang sedang berbicara di ponsel, mengapa orang sekitarnya tidak bereaksi ketika melihat keganjilan itu?
Lalu, dengan siapa ia berbicara? dengan orang lain di tahun 1928? Jika iya, dengan apa sinyalnya dikirimkan? dengan satelitkah? satelit belum ada pada tahun itu.
Ataukah ia sedang berbicara dengan seseorang dari masa kini? Jika demikian, apakah sinyal telepon juga bisa melakukan perjalanan lintas waktu?
Mungkin kita berpikir, jika mereka bisa melakukan perjalanan lintas waktu, maka tentu saja mereka juga mampu menciptakan teknologi canggih untuk komunikasi antar waktu. Namun persoalannya perjalanan lintas waktu mundur ke masa lampau memiliki persoalannya sendiri. Karena itu fisikawan teoritis seperti Stephen Hawking tidak percaya kalau manusia bisa melakukan perjalanan lintas waktu ke masa lampau (Ia percaya manusia bisa ke masa depan, tetapi tidak ke masa lampau).
Bayangkan, jika wanita di adegan itu memang benar time traveler yang datang dari tahun 2010 atau 2011 misalnya. Ketika ia kembali ke masa kini, ia menemukan foto wajahnya terpampang di internet dan sedang dibahas dimana-mana. Menyadari telah melakukan keteledoran, ia segera kembali ke tahun 1928 untuk memperbaiki kesalahannya.
Di tahun 1928, persis saat pemutaran perdana film The Circus, ia melihat dirinya yang lain sedang berjalan sambil menelepon. Persis sebelum dirinya yang lain itu masuk ke dalam jangkauan kamera, ia segera menyetopnya dan berkata: "Jangan lewat situ, apakah kamu tidak menyadari kalau kamu masuk ke dalam rekaman film Chaplin yang kemudian ditemukan oleh seorang sutradara pada tahun 2010. Kamu membahayakan rahasia kita."
Menyadari hal itu, dia segera berbelok. Selamatlah rahasia mereka. Rekaman itu tidak pernah ada dan tiba-tiba postingan mengenai Time Traveler di film Chaplin lenyap dari seluruh website dan blog.
Tetapi masalahnya sekarang ada dua wanita time traveler dengan identitas yang sama.
Jika mereka berdua sama-sama kembali ke masa kini, bukankah sekarang ada dua wanita dengan identitas yang sama di masa kini?
Jika dua wanita ini kembali lagi ke tahun 1928, mereka berdua bisa bertemu dengan mereka yang lain di tahun 1928. Jadi jumlah mereka bertambah menjadi empat.
Siapakah yang berhak pulang dan tinggal dengan suaminya (yang cuma satu)?
Karena masalah-masalah seperti ini dan masalah lain seperti Grand Father Paradox, perjalanan lintas waktu ke masa lampau tidak mungkin bisa terjadi. Paling tidak, begitulah kata Hawking.
Pada saat saya mau mengakhiri tulisan ini, mungkin kalian kembali menginterupsi saya.
"Penjelasan ini tidak menjawab misteri ini. Wanita itu tidak terlihat seperti sedang menggaruk. Bagi saya ia terlihat seperti sedang menelepon walaupun posisi jarinya tidak wajar."
Nah, pertanyaan saya adalah:
"Jika kalian bisa percaya kalau wanita itu sedang menelepon dengan posisi jari yang tidak wajar, mengapa kalian tidak bisa percaya kalau wanita itu sedang menggaruk dengan posisi jari yang tidak wajar?"
Tetapi sekali lagi, kita bebas menentukan apa yang ingin kita percayai.
Time traveler terlihat di film Charlie Chaplin tahun 1928?
Apakah film Fourth Kind berdasarkan pada kisah nyata?
Film Fourth Kind adalah sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Olatunde Osunsanmi yang mulai tayang perdana pada tanggal 6 November 2009. Film ini mengklaim bahwa apa yang diceritakannya berdasarkan pada kisah nyata mengenai misteri hilangnya sekelompok orang di sebuah desa bernama Nome di Alaska.
Pada awal-awal film ini, penonton disuguhi dengan pemandangan berupa gunung dengan pohon-pohon yang indah. Namun, sebenarnya Nome tidak memiliki pemandangan seperti itu. Wajar, karena film ini sebenarnya diambil di Bulgaria.
Lalu, dimulailah kisah film ini yang belakangan menceritakan bahwa sekelompok orang yang hilang secara misterius tersebut sebenarnya diculik oleh para alien.
Namun sebelum melihat kasus ini lebih jauh, saya akan bercerita sedikit mengenai judul film ini.
Close Encounter
Kata "Fourth Kind" mungkin sedikit asing bagi beberapa dari kalian. Istilah ini sebenarnya merupakan sebuah terminologi dalam dunia ufo.
Dalam bukunya yang berjudul "The UFO experience : A scientific Inquiry" yang terbit tahun 1972, seorang peneliti UFO bernama J. Allen Hynek pertama kali mulai mengemukakan istilah Close Encounter of the First Kind hingga Third Kind. Lalu Fourth kind dan seterusnya ditambahkan oleh peneliti lainnya.
Untuk sekedar menambah pengetahuan, saya akan jelaskan secara singkat mengenai istilah-istilah ini :
Close Encounter of the First kind adalah pengalaman penampakan satu atau lebih objek terbang tidak dikenal yang bisa berupa piring terbang atau cahaya-cahaya aneh.
Close Encounter of the Second Kind adalah pengalaman dengan UFO yang disertai dengan efek fisik seperti panas, radiasi, kerusakan pada daratan, efek pada manusia, hewan yang ketakutan, sinyal yang terganggu atau waktu yang hilang (Lost Time).
Close Encounter of the Third Kind adalah perjumpaan dengan makhluk alien. Hynek tidak mendefinisikan makhluk ini dengan jelas atau menyebut asal-usulnya. Ia hanya mengatakannya sebagai "animate beings". Istilah ini juga pernah digunakan oleh Stephen Spielberg untuk salah satu judul filmnya.
Sedangkan istilah Close Encounter of the Fourth Kind merujuk kepada peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, dimulailah kisah film ini yang belakangan menceritakan bahwa sekelompok orang yang hilang secara misterius tersebut sebenarnya diculik oleh para alien.
Namun sebelum melihat kasus ini lebih jauh, saya akan bercerita sedikit mengenai judul film ini.
Close Encounter
Kata "Fourth Kind" mungkin sedikit asing bagi beberapa dari kalian. Istilah ini sebenarnya merupakan sebuah terminologi dalam dunia ufo.
Dalam bukunya yang berjudul "The UFO experience : A scientific Inquiry" yang terbit tahun 1972, seorang peneliti UFO bernama J. Allen Hynek pertama kali mulai mengemukakan istilah Close Encounter of the First Kind hingga Third Kind. Lalu Fourth kind dan seterusnya ditambahkan oleh peneliti lainnya.
Untuk sekedar menambah pengetahuan, saya akan jelaskan secara singkat mengenai istilah-istilah ini :
Close Encounter of the First kind adalah pengalaman penampakan satu atau lebih objek terbang tidak dikenal yang bisa berupa piring terbang atau cahaya-cahaya aneh.
Close Encounter of the Second Kind adalah pengalaman dengan UFO yang disertai dengan efek fisik seperti panas, radiasi, kerusakan pada daratan, efek pada manusia, hewan yang ketakutan, sinyal yang terganggu atau waktu yang hilang (Lost Time).
Close Encounter of the Third Kind adalah perjumpaan dengan makhluk alien. Hynek tidak mendefinisikan makhluk ini dengan jelas atau menyebut asal-usulnya. Ia hanya mengatakannya sebagai "animate beings". Istilah ini juga pernah digunakan oleh Stephen Spielberg untuk salah satu judul filmnya.
Sedangkan istilah Close Encounter of the Fourth Kind merujuk kepada peristiwa penculikan oleh alien.
Selain empat Close Encounter tersebut, masih ada Close Encounter tambahan lainnya, yaitu :
Fifth Kind, yang merujuk kepada kontak atau hubungan dengan alien yang terjadi secara sadar dan proaktif.
Lalu Sixth Kind yang merujuk kepada insiden yang melibatkan UFO yang membawa dampak berupa luka atau kematian.
Sedangkan Seventh Kind merujuk kepada hibridisasi alien dengan manusia, sebuah konsep yang diterima luas oleh para penganut teori UFO masa purba.
Memisahkan Fiksi dengan Realita
Jadi, dari judulnya saja, film ini sudah mengindikasikan mengenai penculikan oleh alien. Namun, pertanyaannya apakah film ini benar-benar berdasarkan pada peristiwa nyata ?
Jawaban untuk pertanyaan ini adalah : Ya !
Memang, di Nome, Alaska, selama kurun waktu 40 tahun, puluhan orang yang kebanyakan adalah suku asli lokal menghilang atau tewas tanpa sebab yang jelas. Dalam hitungan statistik, Nome memang termasuk desa dengan persentase kehilangan orang terbesar di Amerika.
Tapi, benarkah para alien menculik para penduduk Nome yang hilang tersebut ?
Jawabannya adalah : Tidak ! Paling tidak itulah jawaban dari FBI dan para penduduk lokal Nome.
Teknik Penyutradaraan dan Marketing
Film ini sebenarnya hanyalah sebuah interpretasi liar dari seorang pembuat film, sama seperti interpretasi Stephen Spielberg yang percaya bahwa Crystal Skull adalah tengkorak alien di film Indiana Jones and the kingdom of Crystal Skull.
Yang membuat para penonton terkecoh adalah keahlian sang sutradara membuat narasi dan metode pengambilan gambar yang menciptakan atmosfer semi dokumenter pada film ini. Metode ini bukan hal yang baru karena sebelumnya film "Blair Witch Project" dan "Paranormal Activity" juga menggunakan metode yang serupa.
Selain metode pengambilan gambar yang cerdas, hal lain yang membuat banyak orang terkecoh adalah metode marketing yang dilancarkan untuk mempromosikan film ini.
Dalam facts sheet yang diberikan oleh Universal Studio mengenai film ini, disebutkan bahwa Olatunde Osunsami pertama kali terinspirasi untuk membuat film ini setelah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dari seorang temannya.
Fifth Kind, yang merujuk kepada kontak atau hubungan dengan alien yang terjadi secara sadar dan proaktif.
Lalu Sixth Kind yang merujuk kepada insiden yang melibatkan UFO yang membawa dampak berupa luka atau kematian.
Sedangkan Seventh Kind merujuk kepada hibridisasi alien dengan manusia, sebuah konsep yang diterima luas oleh para penganut teori UFO masa purba.
Memisahkan Fiksi dengan Realita
Jadi, dari judulnya saja, film ini sudah mengindikasikan mengenai penculikan oleh alien. Namun, pertanyaannya apakah film ini benar-benar berdasarkan pada peristiwa nyata ?
Jawaban untuk pertanyaan ini adalah : Ya !
Memang, di Nome, Alaska, selama kurun waktu 40 tahun, puluhan orang yang kebanyakan adalah suku asli lokal menghilang atau tewas tanpa sebab yang jelas. Dalam hitungan statistik, Nome memang termasuk desa dengan persentase kehilangan orang terbesar di Amerika.
Tapi, benarkah para alien menculik para penduduk Nome yang hilang tersebut ?
Jawabannya adalah : Tidak ! Paling tidak itulah jawaban dari FBI dan para penduduk lokal Nome.
Teknik Penyutradaraan dan Marketing
Film ini sebenarnya hanyalah sebuah interpretasi liar dari seorang pembuat film, sama seperti interpretasi Stephen Spielberg yang percaya bahwa Crystal Skull adalah tengkorak alien di film Indiana Jones and the kingdom of Crystal Skull.
Yang membuat para penonton terkecoh adalah keahlian sang sutradara membuat narasi dan metode pengambilan gambar yang menciptakan atmosfer semi dokumenter pada film ini. Metode ini bukan hal yang baru karena sebelumnya film "Blair Witch Project" dan "Paranormal Activity" juga menggunakan metode yang serupa.
Selain metode pengambilan gambar yang cerdas, hal lain yang membuat banyak orang terkecoh adalah metode marketing yang dilancarkan untuk mempromosikan film ini.
Dalam facts sheet yang diberikan oleh Universal Studio mengenai film ini, disebutkan bahwa Olatunde Osunsami pertama kali terinspirasi untuk membuat film ini setelah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dari seorang temannya.
Lalu, dalam Facts sheet itu juga disebutkan bahwa :
"Pada musim gugur tahun 2000, pasien sang terapis (Dr. Abigail Tyler), di bawah pengaruh hipnotis, menunjukkan sikap yang menunjukkan adanya perjumpaan dengan makhluk yang bukan manusia."
Disebutkan juga bahwa sementara sang psikolog menyelidiki fenomena ini, ia menemukan adanya sejarah kasus orang hilang di wilayah itu yang dimulai sejak tahun 1960an. Semakin ia menggali lebih dalam, semakin ia percaya bahwa cerita-cerita yang disampaikan pasiennya bukanlah False Memory, melainkan sebuah bukti komprehensif yang mengkonfirmasi adanya peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, di bagian lain statement itu juga mengatakan bahwa sebagian adegan yang ditampilkan di film itu adalah adegan-adegan nyata yang diciptakan ulang.
Untuk menambah kuat pengaruh pencitraan itu, pada awal film, Milla Jovovich tampil dengan mengatakan bahwa ia memerankan Dr. Abigail Tyler dan adegan yang akan disaksikan sangat mengganggu.
Kombinasi dari semua teknik ini akhirnya menciptakan kepercayaan bahwa peristiwa yang diceritakan dalam film ini sungguh-sungguh nyata.
Apa yang sebenarnya terjadi di Nome ?
Nome, adalah sebuah desa kecil di Alaska yang berpenduduk hanya sekitar 4.000 jiwa. Dalam rentang waktu sekitar 40 tahun, puluhan penduduk desa itu menghilang atau tewas karena sebab yang tidak bisa dijelaskan, kebanyakan adalah para penduduk asli Alaska.
Walaupun telah terjadi sejak tahun 1960an, baru pada tahun 2005 FBI dipanggil untuk menyelidiki kasus ini karena kecurigaan adanya pembunuh berantai yang bergentayangan di Alaska. Departemen analisa perilaku FBI dari Quantico setuju untuk memprofile setiap kasus dengan tujuan untuk menemukan mata rantai yang menghubungkannya.
Setelah melakukan penyelidikan intensif terhadap 24 kasus yang diserahkan oleh kepolisian setempat, FBI menemukan hanya 9 orang yang benar-benar menghilang tanpa jejak. Sisanya tewas oleh sebab yang tidak terlalu jelas. Namun FBI berkesimpulan bahwa tewasnya sejumlah orang ini sangat erat kaitannya dengan konsumsi alkohol dan cuaca musim dingin yang sangat tidak bersahabat. Nome memang terkenal dengan bar dan minuman kerasnya.
Mungkin sebagian dari kalian tidak percaya dengan kesimpulan FBI, tapi apapun kesimpulan mereka, tidak pernah sekalipun dalam kasus ini pernah muncul teori mengenai alien, baik dari FBI, kepolisian, penduduk ataupun keluarga korban.
Namun, bagi Olatunde Osunsanmi, kasus orang yang hilang ini dieksploitasi dengan menyebutnya sebagai kasus penculikan alien.
Kawerak Inc, sebuah organisasi nirlaba di Alaska yang turut mendorong pihak berwajib menyelidiki kasus ini lebih serius bahkan menganggap film Fourth Kind sebagai film yang mengada-ada.
"Pada musim gugur tahun 2000, pasien sang terapis (Dr. Abigail Tyler), di bawah pengaruh hipnotis, menunjukkan sikap yang menunjukkan adanya perjumpaan dengan makhluk yang bukan manusia."
Disebutkan juga bahwa sementara sang psikolog menyelidiki fenomena ini, ia menemukan adanya sejarah kasus orang hilang di wilayah itu yang dimulai sejak tahun 1960an. Semakin ia menggali lebih dalam, semakin ia percaya bahwa cerita-cerita yang disampaikan pasiennya bukanlah False Memory, melainkan sebuah bukti komprehensif yang mengkonfirmasi adanya peristiwa penculikan oleh alien.
Lalu, di bagian lain statement itu juga mengatakan bahwa sebagian adegan yang ditampilkan di film itu adalah adegan-adegan nyata yang diciptakan ulang.
Untuk menambah kuat pengaruh pencitraan itu, pada awal film, Milla Jovovich tampil dengan mengatakan bahwa ia memerankan Dr. Abigail Tyler dan adegan yang akan disaksikan sangat mengganggu.
Kombinasi dari semua teknik ini akhirnya menciptakan kepercayaan bahwa peristiwa yang diceritakan dalam film ini sungguh-sungguh nyata.
Apa yang sebenarnya terjadi di Nome ?
Nome, adalah sebuah desa kecil di Alaska yang berpenduduk hanya sekitar 4.000 jiwa. Dalam rentang waktu sekitar 40 tahun, puluhan penduduk desa itu menghilang atau tewas karena sebab yang tidak bisa dijelaskan, kebanyakan adalah para penduduk asli Alaska.
Walaupun telah terjadi sejak tahun 1960an, baru pada tahun 2005 FBI dipanggil untuk menyelidiki kasus ini karena kecurigaan adanya pembunuh berantai yang bergentayangan di Alaska. Departemen analisa perilaku FBI dari Quantico setuju untuk memprofile setiap kasus dengan tujuan untuk menemukan mata rantai yang menghubungkannya.
Setelah melakukan penyelidikan intensif terhadap 24 kasus yang diserahkan oleh kepolisian setempat, FBI menemukan hanya 9 orang yang benar-benar menghilang tanpa jejak. Sisanya tewas oleh sebab yang tidak terlalu jelas. Namun FBI berkesimpulan bahwa tewasnya sejumlah orang ini sangat erat kaitannya dengan konsumsi alkohol dan cuaca musim dingin yang sangat tidak bersahabat. Nome memang terkenal dengan bar dan minuman kerasnya.
Mungkin sebagian dari kalian tidak percaya dengan kesimpulan FBI, tapi apapun kesimpulan mereka, tidak pernah sekalipun dalam kasus ini pernah muncul teori mengenai alien, baik dari FBI, kepolisian, penduduk ataupun keluarga korban.
Namun, bagi Olatunde Osunsanmi, kasus orang yang hilang ini dieksploitasi dengan menyebutnya sebagai kasus penculikan alien.
Kawerak Inc, sebuah organisasi nirlaba di Alaska yang turut mendorong pihak berwajib menyelidiki kasus ini lebih serius bahkan menganggap film Fourth Kind sebagai film yang mengada-ada.
"Film itu terlihat menggelikan," Kata presiden Kawerak Inc, Melanie Edwards. "Film ini tidak sensitif terhadap anggota keluarga dari orang-orang yang menghilang di Nome."
Walikota Nome, Denise Michels, memberikan komentar senada,"Film horor yang berusaha mengatakan bahwa penduduk-penduduk Nome yang hilang adalah akibat penculikan alien hanyalah sebuah fantasi Holywood."
"Orang-orang harus sadar bahwa film ini cuma sebuah thriller science fiction."
Michels juga mengatakan bahwa akibat film ini, para penduduk Nome banyak menerima telepon dari orang-orang yang menanyakan soal kebenaran kisah film ini, dan mereka cukup lelah menanggapinya.
Lalu, jika teori penculikan alien dianggap mengada-ada, bagaimana dengan Dr. Abigail Tyler ?
Apakah psikolog ini benar-benar ada ?
Dr. Abigail Tyler - Psikolog Misterius
Inipun sebuah teknik marketing yang lain. Sang sutradara mengaku bahwa ia mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dan mendapatkan banyak informasi darinya mengenai peristiwa penculikan alien di Nome. Namun sebenarnya tidak ada orang yang pernah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler, termasuk badan pemberi lisensi psikolog negara bagian dan presiden Asosiasi Psikolog Negara Bagian.
Satu-satunya sumber website yang berhubungan dengan psikologi yang menyebutkan nama Dr.Abigail Tyler adalah alaskapsychiatryhournal.org. Dalam halaman web itu kita bisa menemukan nama dan biografi singkat Dr. Abigail Tyler.
Jika memang namanya ada di halaman web itu, mengapa namanya tidak dikenal sama sekali di kalangan psikolog ?
Jawabannya adalah : alaskapsychiatryhournal.org adalah bagian dari strategi pemasaran film tersebut.
Domain tersebut ternyata didaftarkan pada Agustus 2009, hanya 3 bulan sebelum peluncuran film tersebut. Setelah film tersebut beredar luas, web tersebut ternyata sudah tidak bisa diakses.
Terlalu kebetulan !
Tentu saja, web ini merupakan bagian dari strategi viral marketing yang dilancarkan pembuat film Fourth Kind.
Selain web itu, beberapa orang yang mencoba mencari keberadaan Dr Tyler selalu menemui jalan buntu dan sepertinya satu-satunya orang yang mengkonfirmasi keberadaan Dr.Tyler hanya sang sutradara film, Olatunde Osunsami.
Jika Dr. Abigail Tyler benar-benar ada, dimanakah dia berada sekarang ?
Catatan tambahan
Tulisan ini saya ambil dari beberapa media asing yang pernah menulis mengenai kisah Nome yang sesungguhnya. Link-linknya, bisa kalian lihat dengan mengklik sumber-sumber di bawah tulisan. Kesimpulannya, tentu saja, film ini hanyalah sebuah film science fiction, bukan dokumenter atau semi dokumenter.
Karena tulisan ini berfokus pada film Fourth Kind, maka saya tidak bercerita panjang lebar soal misteri lenyapnya penduduk Nome. Lagipula, informasi mengenai peristiwa Nome sangat sedikit sehingga saya tidak bisa membuatnya menjadi tulisan yang informatif. Jadi kalian harus puas dengan pembahasan ini.
"Orang-orang harus sadar bahwa film ini cuma sebuah thriller science fiction."
Michels juga mengatakan bahwa akibat film ini, para penduduk Nome banyak menerima telepon dari orang-orang yang menanyakan soal kebenaran kisah film ini, dan mereka cukup lelah menanggapinya.
Lalu, jika teori penculikan alien dianggap mengada-ada, bagaimana dengan Dr. Abigail Tyler ?
Apakah psikolog ini benar-benar ada ?
Dr. Abigail Tyler - Psikolog Misterius
Inipun sebuah teknik marketing yang lain. Sang sutradara mengaku bahwa ia mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler dan mendapatkan banyak informasi darinya mengenai peristiwa penculikan alien di Nome. Namun sebenarnya tidak ada orang yang pernah mendengar mengenai Dr. Abigail Tyler, termasuk badan pemberi lisensi psikolog negara bagian dan presiden Asosiasi Psikolog Negara Bagian.
Satu-satunya sumber website yang berhubungan dengan psikologi yang menyebutkan nama Dr.Abigail Tyler adalah alaskapsychiatryhournal.org. Dalam halaman web itu kita bisa menemukan nama dan biografi singkat Dr. Abigail Tyler.
Jika memang namanya ada di halaman web itu, mengapa namanya tidak dikenal sama sekali di kalangan psikolog ?
Jawabannya adalah : alaskapsychiatryhournal.org adalah bagian dari strategi pemasaran film tersebut.
Domain tersebut ternyata didaftarkan pada Agustus 2009, hanya 3 bulan sebelum peluncuran film tersebut. Setelah film tersebut beredar luas, web tersebut ternyata sudah tidak bisa diakses.
Terlalu kebetulan !
Tentu saja, web ini merupakan bagian dari strategi viral marketing yang dilancarkan pembuat film Fourth Kind.
Selain web itu, beberapa orang yang mencoba mencari keberadaan Dr Tyler selalu menemui jalan buntu dan sepertinya satu-satunya orang yang mengkonfirmasi keberadaan Dr.Tyler hanya sang sutradara film, Olatunde Osunsami.
Jika Dr. Abigail Tyler benar-benar ada, dimanakah dia berada sekarang ?
Catatan tambahan
Tulisan ini saya ambil dari beberapa media asing yang pernah menulis mengenai kisah Nome yang sesungguhnya. Link-linknya, bisa kalian lihat dengan mengklik sumber-sumber di bawah tulisan. Kesimpulannya, tentu saja, film ini hanyalah sebuah film science fiction, bukan dokumenter atau semi dokumenter.
Karena tulisan ini berfokus pada film Fourth Kind, maka saya tidak bercerita panjang lebar soal misteri lenyapnya penduduk Nome. Lagipula, informasi mengenai peristiwa Nome sangat sedikit sehingga saya tidak bisa membuatnya menjadi tulisan yang informatif. Jadi kalian harus puas dengan pembahasan ini.
Apakah film Fourth Kind berdasarkan pada kisah nyata?