Dua korban Titanic ditemukan selamat karena Lorong waktu - Klarifikasi

Up 0 komentar
Sejak tahun 2008, beredar kisah ditemukannya dua korban selamat Titanic termasuk sang kapten setelah 79 tahun berlalu. Kedua korban tersebut disebut tidak bertambah tua sedikitpun dan kisah ini dianggap sebagai pembuktian bahwa Lorong Waktu benar-benar ada. Benarkah kisah ini pernah terjadi ?

Sebenarnya, saya sudah menerima pertanyaan mengenai kisah ini sejak beberapa bulan yang lalu dari seorang teman. Namun dua hari yang lalu, ketika salah seorang dari kalian menanyakannya kembali, saya baru teringat dan memutuskan untuk menulis mengenai kisah misterius ini.

Saya rasa banyak dari kalian sudah pernah mendengarnya karena ketika saya mencari referensi mengenai kisah ini, saya menemukan kisah yang sama persis dengan kalimat yang sama persis di entah berapa banyak Blog, website, link facebook dan hampir semua forum.

Untuk menyegarkan ingatan kalian, saya akan menampilkan kembali kisahnya, Kali ini saya akan mengkopi pastenya dari sumber yang bersangkutan. Tapi, saya akan mencantumkan sumber beserta linkback ke web yang bersangkutan :

DUA orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula. Teori lorong waktu telah menjawabnya. Misteri peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup.

Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991. Kapten kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung es.

Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912. Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith.

Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga. Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia. Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya. Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. (rileks.com)

Ketika membaca kisah ini, sebagian dari kalian akan segera percaya bahwa kisah ini hanyalah hoax belaka. Begitu juga saya. Sekarang, yang perlu saya lakukan adalah membuktikannya. Dan penyelidikan sayapun dimulai.

Semuanya diawali dari sebuah pertanyaan. Jika memang ini adalah kisah nyata, mengapa saya tidak pernah mendengarnya dibahas di televisi atau koran ? Mengapa saya tidak pernah melihat kapten Smith atau Wenny Kathe muncul di TV dan berbicara mengenai pengalamannya ? Apakah mungkin saya yang kuper dan jarang menonton Televisi ?

Jadi saya membuka google dan mengetik kata Wenny Kathe, mencoba untuk menemukan kisah ini di discovery atau national geographic, atau paling tidak di salah satu media asing lainnya. Ketika saya mengetik nama itu, google menemukan 3.510 hasil pencarian. Oh My God, this must be real story !

Tapi, tunggu...ada yang janggal. Semua hasil pencarian yang muncul adalah kisah yang berbahasa Indonesia. Saya mengklik hasil pencarian tersebut hingga halaman terakhir google dan menemukan hanya 2 blog berbahasa Inggris dan 1 blog berbahasa Melayu (bisa Malaysia atau Brunei) yang membahas kisah ini. Saya tidak menemukan kisah ini dibahas di Discovery atau media Asing lainnya. There Is Something Wrong !

Setelah saya mengecek dua blog berbahasa Inggris tersebut, ternyata satu diantaranya dibuat oleh orang Indonesia. Jadi tinggal satu blog lagi yang bernama theuniquenews.blogspot.com yang memposting kisah ini pada bulan Februari 2007 . Dan saya percaya blog inilah yang PERTAMA KALI memuat kisah ini di internet. Blog yang berbahasa Melayu yang juga memuat kisah ini bernama kebenarannya.tripod.com. Tidak ada keterangan tanggal atau bulan ia memposting kisah ini.

Seperti yang sudah saya katakan, saya menemukan kisah ini dengan kalimat bahasa Indonesia yang sama persis di seluruh blog dan web yang bisa saya temukan di google, dan hampir semua blog yang mengkopi paste kisah ini tidak mencantumkan sumber. Jadi, pada awalnya saya mengalami kesulitan untuk menemukan sumber pertama dari kisah ini (di media Indonesia).

Tapi akhirnya saya menemukan dan saya percaya (walaupun bukti saya juga tidak kuat) bahwa web yang pertama kali mempopulerkan kisah ini di Indonesia adalah rileks.com yang mempostingnya pada tanggal 07 Juni 2008. Mungkin rileks.com menerjemahkannya dari uniquenews.blogspot.com atau blog kebenarannya.tripod.com.

Lalu sayapun meneruskan penyelidikan.

Pertama, saya membaca kisah ini dan berusaha memahaminya. Lalu, saya menemukan beberapa kejanggalan atau ketidakakuratan yang menurut saya cukup mengganggu.

Misalnya, kapten Smith harusnya berusia 141 tahun pada tahun 1991, bukan 139 tahun. Lalu disebutkan bahwa identitas kapten Smith diverifikasi dengan catatan sidik jari yang tersimpan di catatan pelayaran. Saya meragukan bahwa tahun 1912, catatan pelayaran sudah menggunakan sidik jari untuk mendata awaknya.

Kemudian di paragraf kedua, disebutkan bahwa Wenny Kathe diselamatkan dari gunung es, sedangkan di paragraf keempat disebutkan bahwa Wenny diselamatkan dari atas gumpalan es. Gunung dengan gumpalan es tentu saja berbeda.

Lalu, mungkin yang paling mengganggu adalah kontradiksi kalimat di dalam kisah itu.

Kisah di atas dikaitkan dengan fenomena lorong waktu karena disebut :
"Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912 "

Tapi teori lorong waktu dipatahkan oleh kalimatnya sendiri yang berbunyi :
"Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah."

Jika Kapten Smith terapung-apung di laut selama puluhan tahun, apakah itu ada hubungannya dengan lorong waktu ? Saya rasa tidak. Jika ia masuk ke dalam lorong waktu, maka ia hanya butuh waktu sekejap untuk sampai ke tahun 1991.

Ya, saya semakin yakin bahwa kisah ini adalah hoax. Tapi, seperti yang sering saya katakan. Sebuah kisah tidak bisa disebut hoax tanpa bukti yang kuat. Saya merasa belum menemukan bukti yang bisa meyakinkan kalian para pembaca bahwa kisah ini hanyalah imajinasi. Lagipula, saya tahu bahwa pembaca blog enigma adalah orang-orang yang kritis dan jeli (ini terbukti dari komentar-komentar kalian).

Ada yang mengatakan bahwa untuk mengetahui kebenaran sebuah peristiwa, kita harus berada langsung di tempat kejadian. Tapi, Saya rasa tidak demikian. Saya tidak perlu ada di Haiti untuk mengetahui bahwa terjadi gempa besar disana beberapa hari yang lalu. Untuk mengetahui kebenaran sebuah peristiwa, kita hanya perlu mencari bukti yang berdasarkan pada "common sense" bisa disebut sebagai bukti yang kuat. Dan saya rasa, internet dapat menjadi salah satu sarananya.

Ok, sekarang saya akan melanjutkan penyelidikan untuk mencari bukti yang lebih meyakinkan.

Seperti yang saya katakan, ada sesuatu yang salah. Nama Wenny Kathe tidak bisa ditemukan dimanapun di web berbahasa Inggris selain dua blog yang telah saya singgung tadi. Jadi saya memutuskan untuk berfokus pada nama ini. Lagipula, ia tokoh utama kita kan ?

Tapi bagaimana caranya ? Bukankah nama ini tidak ditemukan di sumber-sumber media asing ?

Karena itu, saya memutuskan untuk langsung mencari nama ini di tempat yang seharusnya, yaitu di daftar penumpang kapal Titanic yang tenggelam itu. Ya, di internet, daftar nama seperti sangat gampang ditemukan. Jadi, saya masuk ke encyclopedia-titanica.org dan...... Eureka !

Maksud saya dengan Eureka adalah saya MENEMUKAN bahwa nama Wenny Kathe TIDAK ada di dalam daftar penumpang Titanic. Wenny Kathe ternyata tokoh fiktif.

Karena itu potongan kalimat di atas mengenai Wenny Kathe yang berbunyi : "Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya." adalah pernyataan palsu ! Ini adalah sebuah fakta !

Soal kapten Smith, kita semua tahu bahwa dia bukan tokof fiktif. Kapten Edward John Smith memang kapten kapal Titanic.

Sekarang, saya sudah mendapatkan satu fakta. Karena nama Wenny Kathe adalah tokoh fiktif, saya tidak bisa lagi menggunakan kata kunci itu di google. Lalu, saya bereksperimen dengan beberapa kata kunci dan akhirnya saya menemukan sebuah petunjuk yang mungkin bisa menjadi bukti yang konklusif dan kuat untuk meyakinkan kalian bahwa kisah ini adalah sebuah hoax.

Petunjuk yang saya maksud adalah sumber pertama kali kisah ini muncul di dalam bahasa Inggris.

Ya, Ternyata saya salah.

Saya salah karena ternyata bukan theuniquenews.blogspot.com yang pertama kali memuat kisah ini. Sumber pertamanya adalah majalah Weekly World News Edisi Juni 1992 !

Saya menemukan majalah ini di dalam arsip google books. Ini sampul majalah itu edisi Juni 1992.
Saya tahu, kalian tidak suka dengan sampulnya yang kesannya seperti majalah "freak", majalah ini memang majalah semi fiksi yang sering memuat berita-berita imajinatif. Contohnya dalam salah satu edisi, majalah ini pernah memuat foto seekor monster laut yang sedang menyerang sebuah perahu. Dalam artikel ini, kejadian dan foto itu disebut sebagai kisah nyata.
Ini contoh artikel di dalam edisi Juni 1992.
Amazing right ?

Lalu ini halaman yang memuat kisah Titanic kita.
Dengan integritas majalah yang seperti ini, Bisakah kita menyebutkan bahwa kisah ini adalah hoax ?

Tentu saja belum ! Majalah ini juga pernah memuat berita nyata. Tapi saya menemukan sebuah petunjuk lainnya. Petunjuk yang saya maksud adalah foto wanita di bawah kiri itu. Baca nama yang ada di bawahnya.
Perempuan yang selamat dari Titanic yang disebut di majalah itu ternyata bernama Winnie Coutts, bukan Wenny Kathe. Pantas, saya tidak bisa menemukan nama Wenny Kathe di dalam media bahasa Inggris. Jadi, fakta selanjutnya yang kita ketahui adalah bahwa media Indonesia mengikuti kesalahan theuniquenews.blogspot.com.

I am getting excited.

Sekarang, mata saya tertuju pada nama Winnie Coutts. saya kembali membuka google dan mengetik nama Winnie Coutts dan Eureka !

Yang saya maksud dengan Eureka adalah saya MENEMUKAN bahwa Winnie Coutts ternyata salah satu penumpang Titanic !

Sayapun kembali ke encyclopedia-titanica.org untuk melihat daftar penumpang Titanic dan saya menemukan nama Winnie Coutts memang ada di daftar penumpang kelas III. Kalian bahkan bisa melihat harga tiket yang ia bayar di gambar ini.
Jika Winnie Coutts memang benar penumpang Titanic, jangan-jangan....Weekly World News tidak berbohong ? Pikiran ini memenuhi kepala saya selama beberapa saat.

Namun sekonyong-konyong, saya mendapatkan sebuah firasat. Jika dugaan saya benar, maka petunjuk ini dapat menjadi bukti konklusif yang saya cari. Dengan segera saya kembali ke encyclopedia-titanica.org.

Dugaan saya ternyata benar ! saya MENEMUKAN bahwa Winnie Coutts ternyata SELAMAT dari bencana Titanic. Setelah tragedi itu, ia dan keluarganya pindah ke New Jersey hingga meninggal pada tanggal 29 February 1960 pada usia 84 tahun. Sedangkan kapten Smith, seperti yang kita ketahui bersama, tewas dalam peristiwa itu.

Weekly World News ternyata telah mencatut nama Winnie Coutts untuk menciptakan kisah fiktif ! Tidak ada penemuan Kapten Smith atau Winnie Coutts (ataupun Wenny Kathe) pada tahun 1990 dan 1991.

Jika Weekly World News menggunakan nama penumpang Titanic yang hilang, maka mungkin masih ada unsur yang bisa diperdebatkan. Tapi dengan menggunakan nama penumpang yang selamat, seakan-akan majalah ini ingin memberitahukan kepada kita bawa kisah ini hanyalah sebuah hoax.
Dua korban Titanic ditemukan selamat karena Lorong waktu - Klarifikasi
BACA FULL»

Kerangka manusia raksasa, benarkah?

Up 0 komentar
Di internet, akhir-akhir ini beredar kembali foto-foto apa yang disebut sebagai kerangka
manusia raksasa. Mulai dari yang ditemukan di India hingga Timur Tengah. Apakah kerangka tersebut benar-benar ditemukan, atau sekedar hoax ?

Saya mendapatkan sebuah pertanyaan :
Devy D said...

Boleh request ttg raksasa.. saya lihat di beberapa blog ttg penemuan kerangka raksasa, tapi saya nggak yakin, saya bisa yakin bila yg mengeluarkan info tsb... thanks ya
January 22, 2010 9:27 PM

Sebenarnya, saya tidak mengetahui artikel mana yang dimaksud oleh Devy. Jadi saya mengeceknya via google. Dan ternyata memang ada banyak blog yang membahas soal ini. Sebagian artikel tersebut memang hoax, namun sebagian lagi bukan.

Jika kerangka itu disebut memiliki tinggi badan sekitar 3-4 meter, maka berita itu kemungkinan bukan hoax karena memang pernah ada penemuan kerangka manusia dengan badan setinggi itu. Tetapi jika disebut kerangka yang ditemukan memiliki tinggi lebih dari 10 meter, maka kemungkinan berita itu hoax karena hingga saat ini belum pernah ada konfirmasi dari sumber yang kredibel mengenai penemuan kerangka dengan tinggi seperti itu.

Saya tidak mengatakan bahwa manusia yang memiliki tinggi 10 meter lebih itu tidak ada. Saya hanya mengatakan bahwa HINGGA SAAT INI belum ada konfirmasi dari sumber yang kredibel mengenai penemuan kerangka manusia dengan tinggi seperti itu.

Pada tulisan kali ini, saya akan menanggapi pemberitaan mengenai penemuan kerangka raksasa yang hoax terlebih dahulu, soal penemuan kerangka raksasa yang bukan hoax akan saya tulis lain kali.

Sebelum saya menjawab pertanyaan di atas, saya ingin memberitahukan kepada kalian bagaimana saya memandang sebuah fenomena misterius.

Saya sering mengatakan bahwa saya bukan seorang skeptis, tapi saya juga bukan orang yang suka mengada-ada.

Jika sebuah fenomena terlalu "spektakuler", maka saya akan mengambil posisi "skeptis" yang membuat saya akan menelitinya lebih lanjut. Namun, jika sebuah fenomena tidak terlalu "spektakuler" (walaupun luar biasa), maka saya akan mengambil posisi "believer" yang membuat saya merasa tidak perlu untuk menelitinya lebih lanjut.

Tentu saja saya memiliki penafsiran sendiri mengenai definisi "spektakuler".

Mengenai kerangka raksasa, pada kisah-kisah yang menyertainya selalu disebut kerangka tersebut memiliki tinggi puluhan meter. Ada yang bilang 30 meter dan ada yang bilang 90 meter. Menurut saya, itu terlalu spektakuler. Jadi saya mengambil posisi skeptis. Lagipula, saya melihat sentuhan photoshop yang sangat jelas di foto-foto itu.

Sebenarnya, pada awalnya saya merasa tidak perlu menanggapi berita-berita hoax ini karena saya yakin sebagian besar dari kalian sudah mengetahuinya. Namun karena National Geographic pernah menanggapi salah satu foto hoax tersebut, maka sepertinya tidak ada salahnya untuk ikut menanggapi.

Pertama, foto ini :

Ini adalah foto kerangka manusia raksasa yang paling terkenal di dunia. Pertama kali muncul di publik lewat sebuah surat kabar India pada Maret 2007.
Foto di atas adalah ternyata merupakan penggabungan dari dua foto. Foto pertama adalah foto ekskavasi tulang Mastodon di Hyde Park, New York, pada tahun 2000.

Sedangkan foto kedua adalah foto kerangka manusia tanpa keterangan yang saya temukan di internet.

Bukan itu saja. hasil photoshop ini bahkan bisa ditemukan di situs worth1000.com, yaitu situs yang khusus memperlombakan foto-foto hasil photoshop. Foto ini dilombakan dalam kategori archeological anomaly.

Jika kalian pernah membaca postingan saya sebelumnya mengenai rekayasa ular raksasa Borneo, maka kalian juga bisa menemukan bahwa foto ular palsu itu adalah hasil photoshop yang juga ikut dilombakan di situs ini.

Nah, selain foto itu, foto raksasa lain yang ikut dilombakan dalam kategori archeological anomaly di worth1000.com adalah sebagai berikut :
Kenal dengan foto-foto di atas ?

Tentu saja, tiga foto berikutnya juga merupakan foto-foto penemuan kerangka raksasa yang beredar di internet.

Jadi saya sudah mengklarifikasi empat foto.

Sekarang, foto kelima yang juga banyak beredar di internet :
Sekarang, kalian akan berteriak, wow, itu baru tengkorak raksasa !

Ya, memang, sayangnya foto ini juga adalah hasil photoshop. Lihat, ini foto aslinya :
Kalian bisa melihat dalam foto ini tidak ada tengkorak manusianya. Foto ini sebenarnya adalah foto ekskavasi tulang Jobaria Tiguidensis, salah satu species baru dinosaurus yang ditemukan di gurun Sahara oleh tim dari universitas Chicago. Ya, tulang itu memang tulang raksasa, tapi bukan milik manusia.

Sekarang foto-foto berikutnya yang juga beredar di internet :
Untuk mengetahui status kebenaran foto-foto ini sebenarnya sangat mudah sekali karena foto itu sendiri telah menyediakan jawabannya. Coba lihat tulisan (watermark) di kanan bawah foto yang terakhir. Disitu tertulis Theorionconspiracy.com. Kalian juga bisa melihat tulisan yang sama di foto sebelumnya (agak samar).

Pertanyaannya adalah, siapakah yang berani membuat watermark di sebuah foto ?

Cuma ada dua orang. Pertama adalah pemilik foto tersebut. Kedua adalah orang lain yang mengambil foto tersebut dan mencantumkan watermark tersebut sebagai sumber aslinya.

Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa situs theorionconspiracy.com adalah kuncinya.

Mungkin jika mendengar namanya, orang akan menyimpulkan situs itu sebagai situs misteri. Namun jika kita masuk ke websitenya, maka kita akan menemukan bahwa theorionconspiracy sebenarnya adalah sebuah situs yang mempromosikan film dokumenter fiksi yang disutradarai oleh seorang seniman grafis Perancis bernama Seb Janiak. Ia membuat foto-foto palsu untuk membuat filmnya terlihat lebih meyakinkan.

Ketika saya mengecek websitenya, inilah yang saya temukan :
Saya menemukan galeri kerangka raksasa di sana.

Perhatikan di foto di kanan bawah. Ternyata foto ekskavasi tulang Jobaria Tiguidensis di Sahara juga ada di situ. Situs ini telah memphotoshop foto ekskavasi itu dan foto lainnya untuk mendukung film science fictionnya. Tapi wajar saja, karena memang tidak pernah ada orang yang menganggap karya Seb Janiak sebagai dokumenter ilmiah.

Namun anehnya, sepertinya banyak orang tidak merasa perlu untuk bertanya mengapa watermark di foto itu bertuliskan theorionconspiracy. Mengapa bukan watermark bertuliskan national geographic ? atau watermark salah satu universitas ternama di dunia ? Aneh kan, penemuan kerangka seperti itu malah bersumber dari sebuah situs science fiction, bukan dari sumber lain yang kredibel dalam soal sains.

Should I continue ?

Apakah saya harus menemukan bukti-bukti lanjutan untuk meyakinkan kalian soal palsunya foto-foto tersebut ?

Saya rasa tidak perlu :)

Kerangka manusia raksasa, benarkah?
BACA FULL»

Ditemukan buaya 15 meter ? Hoax !!

Up 0 komentar
Breaking News ! Buaya sepanjang 15 meter ditemukan di Kalimantan ! Tunggu
...Kamu bilang apa ? 15 meter ?



Perhatian ! butuh konsentrasi tinggi untuk mengerti isi tulisan ini !

Buaya ini ditemukan di Teluk Pakedai, Kalimantan, dan diklaim memiliki panjang 15 meter. Berita mengenai penemuan ini ditayangkan oleh TV One beberapa waktu yang lalu.

Beberapa dari kalian, sama seperti saya, meragukan ukuran buaya tersebut. Menurut saya, memang buaya sepanjang 15 meter di jaman modern ini adalah sesuatu yang mengada-ada.

Jadi, ketika mendengar berita itu, tentu saja saya sama sekali tidak percaya. Jangankan 15 meter, buaya dengan panjang 5 meter saja sudah sangat jarang.

Oleh karena itu, hari ini, mari kita bermain permainan mengukur buaya. Kita akan mencoba untuk mengestimasi panjang buaya yang ditemukan di Teluk Pakedai.

Sebelum kita bermain, ini rekaman video yang ditayangkan oleh TV One.


Saya tidak menonton berita yang ditayangkan TV One, tapi saya tahu dari beberapa blog bahwa rekaman ini adalah yang disiarkan oleh TV One.

Fakta pertama yang kita ketahui adalah, TV One ternyata ketinggalan dua tahun karena rekaman ini telah bertengger di Youtube sejak 15 Maret 2008. Keterangannya di Youtube adalah :

"Buaya terbesar yang pernah saya lihat, tertangkap di Teluk Pakedai / Mangkang di Kalimantan Barat." (Saya juga tidak tahu darimana angka 15 meter bisa muncul).

Tanda-tanda hoax sebenarnya sudah mulai tercium. Buaya terpanjang di dunia saat ini adalah buaya dengan panjang tubuh sekitar 6 meter. Jika buaya teluk Pakedai itu benar-benar memiliki tubuh sepanjang 15 meter, maka seharusnya buaya itu sudah masuk ke rekor dunia, terkenal dimana-mana, diliput oleh berbagai media di dunia. Tapi kenyataannya tidak.

Tapi, okelah, walaupun ditemukan pada Maret 2008, tidak ada salahnya juga kita mengestimasi ukurannya.

Rekaman video di atas diambil dengan handphone. Jika pertama kali kita memutar rekamannya, maka kesannya buaya tersebut memang sangat besar. Tapi sebenarnya ini adalah tipuan dari angle pengambilan gambar (force perspective).

Perekam buaya ini mengambil gambar buaya dari jarak yang sangat dekat. Ini membuat tubuh buaya menutupi hampir seluruh layar dan orang-orang yang berdiri di belakangnya menjadi terlihat lebih kecil. Wajar, jika mereka yang melihatnya sekilas akan percaya bahwa buaya itu benar-benar memiliki panjang 15 meter.

Lalu pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengestimasi ukurannya ?

Caranya adalah dengan menggunakan benda lain di dekat buaya yang bisa dijadikan perbandingan.

Mata saya tertuju kepada gelas yang terguling persis di samping ekor buaya.

Yeah..This is good.

Namun, kita memiliki masalah. Kita tidak memiliki foto buaya itu yang menampakkan tubuhnya secara lengkap dari ujung kepala sampai ke ujung ekor. Kita hanya memiliki sebuah rekaman. Tetapi, rekaman ini juga sedikit bermasalah.

Perekam hanya merekam ekor buaya, lalu menggerakkan handphone ke kepala. Ia tidak mengambil dari jarak jauh untuk mendapatkan satu tubuh yang utuh dalam satu scene.

Jadi, saya berpikir...

Baiklah, jika ia tidak memberikan kepada saya rekaman gambar tubuh yang utuh, maka saya akan membuatnya sendiri.

Bagaimana caranya ?

Saya memutar ulang rekaman tersebut dan memutuskan mengambil beberapa screen shot untuk digabungkan. Maksud saya adalah screen shot kepala, tubuh dan ekor buaya.

Tapi, saya mengalami masalah. Ketika merekam bagian badan, sang perekam memajukan handphonenya sehingga gambarnya menjadi lebih dekat (besar). Lalu angle pengambilan gambar berubah. Ini membuat saya tidak dapat menyusun seluruh tubuh buaya dengan proporsi yang benar.

Karena itu, Saya tidak bisa menggabungkan seluruh tubuh buaya itu dari kepala hingga ekor.

Namun saya menemukan pemecahan untuk masalah ini.

Saya hanya akan mengambil bagian ekor hingga kaki belakang buaya. Dalam rekaman, bagian kaki belakang hingga ekor memiliki sudut pengambilan gambar yang tidak terlalu jauh menyimpang. Jadi Saya bisa menyusunnya dengan proporsi tubuh yang lumayan benar.

Soal mengapa saya hanya mengambil bagian kaki belakang hingga ujung ekor, akan saya jelaskan sebentar lagi.

Jadi saya mulai menggabung-gabungkan potongan-potongan rekaman yang menunjukkan bagian ekor buaya hingga kaki belakangnya. Dan gelas kita termasuk ke dalam gambar yang saya gabungkan. Ini hasilnya (Gambar paling atas).

Mungkin kalian mengira saya asal-asalan menempel dan menggabungkan. Karena itu saya menaruh lima potongan gambar asal yang bisa kalian jadikan patokan untuk menilai benar atau tidaknya hasil karya saya. (foto kaki belakang buaya ada di paling bawah kanan, yang ada talinya).

Periksa pola pada kulit buaya, jangan jadikan orang-orang yang berdiri di belakang sebagai patokan karena mereka bergerak.

Apakah hasil karya saya sudah lumayan akurat ?

Ingat, kita tidak butuh akurasi tinggi. Ini hanya permainan estimasi.

Lalu, sekarang saatnya. Kita akan mulai mengestimasi.

Gelas itu adalah kuncinya. Saya memperkirakan gelas itu memiliki tinggi 12 cm (Karena gelas itu berada dalam posisi tertidur, untuk berikutnya saya akan menyebutnya panjang gelas, bukan tinggi gelas).

Lalu saya membuat anak panah sepanjang gelas itu (12 cm), kemudian mengcopy pastenya (sehingga sama panjang) dan menyusunnya di bawah foto buaya.
Hasilnya adalah 16 anak panah dari kaki belakang buaya hingga ke ujung ekor.

Oh ya, anak panah ke-16 lebih panjang dari foto karena saya memperkirakan ujung ekor buaya ada disitu.

Jadi, sekarang, sedikit berhitung. Jika satu gelas panjangnya 12 cm. Berapakah panjang 16 gelas yang dijejerkan ?

Jawabannya adalah 192 cm, atau 1,92 meter.

Jadi, panjang buaya itu dari kaki belakang hingga ujung ekor adalah sekitar 1,92 meter.

Kemudian, kalian akan bertanya kepada saya : "Tapi, brother enigma, saya ingin tahu panjang dari ujung kepala sampai ujung ekor. Bukan cuma setengah-setengah."

Ok, saya memang belum selesai.

Kita akan tetap bisa mengukur panjang total buaya karena Tuhan menciptakan makhluk hidup dengan ukuran dan proporsi yang akurat.

Karena itu, kita akan menggunakan perbandingan kedua, yaitu foto buaya yang lain.

Nah, saya menemukan satu foto buaya yang menampakkan ujung kepala hingga ekor dengan posisi horizontal yang lurus. Sangat sesuai dengan yang saya butuhkan. Ini fotonya :
Konon, buaya di atas panjangnya 10 meter. Itu katanya....

Sekarang, apa gunanya foto ini ?

Lihat, saya menambahkan anak panah dari ujung ekor hingga kaki belakang buaya ini. Lalu saya kopi paste anak panah itu (sehingga sama panjang) dan menaruhnya ke sebelahnya seperti ini.
Dari ilustrasi ini, kita bisa mengetahui bahwa :

Jarak dari kaki belakang buaya hingga ujung ekor Lebih Panjang dibanding Jarak dari kaki belakang hingga ujung moncong buaya.

Estimasi kasar saya, panjang dari kaki belakang hingga moncong buaya hanya 75% dari kaki belakang hingga ujung ekor.

Lalu mungkin kalian akan berkata lagi, "Bro, apakah buaya ini bisa dijadikan patokan. Jangan-jangan buaya ini badannya tidak proporsional sejak lahir ? "

Oke..oke.., saya akan menggunakan contoh buaya yang lain. Ini fotonya. Tidak sebagus foto sebelumnya, tapi lumayanlah.
Lihat, sama kan ?

Panjang dari kaki belakang hingga ujung moncong hanya sekitar 75% dari panjang kaki belakang hingga ujung ekor (ujung ekor yang bengkok saya luruskan dengan panah).

Apakah saya harus memberi contoh 10 buaya lain ? Nggak perlu deh kayaknya :)

Sekarang masuk ke estimasi panjang buaya Pakedai.

Jika panjang kaki belakang hingga ujung ekornya adalah 192 cm, maka panjang kaki belakang hingga ujung moncong adalah 75% X 192 cm = 144 cm. Atau lengkapnya :

Panjang total buaya pakedai =

(192cm X 75%) + 192cm = 336 cm

atau 3,36 meter.

Jadi, estimasi saya mengenai panjang buaya Pakedai dari ujung moncong hingga ujung ekor adalah 3,36 meter.

Panjang ini berdasarkan asumsi bahwa gelas itu memiliki panjang 12 cm. Jika panjang gelas saya ubah menjadi 10 cm, maka buaya itu memiliki panjang 2,8 meter. Jika Gelas itu memiliki panjang 15 cm, maka buaya itu memiliki panjang 4,2 meter.

Jauh sekali dari 15 meter.

Kesimpulan saya adalah Buaya itu memiliki panjang sekitar 3,36 meter. Jika mau diambil range jarak, maka saya rasa panjangnya hanya antara 3-4 meter. Ukuran yang luar biasa, tapi tidak langka.

Penutup - sedikit tambahan
Saya ingin mengakhiri tulisan ini karena sudah kepanjangan. Tapi saya tahu beberapa dari kalian akan meminta saya untuk mengestimasi buaya pada foto kedua yang katanya memiliki panjang 10 meter.

Menurut saya, buaya di foto itu hanya memiliki panjang sekitar 5 meter.

Cara saya memperkirakannya adalah :

Lihat bapak yang telanjang dada di paling kanan foto. Saya memperkirakan tingginya adalah tinggi penduduk Asia pada umumnya, yaitu 165 cm.

Potong foto bapak itu, lalu tidurkan di bawah buaya. Maka kalian akan membutuhkan tiga foto berjejer untuk menjadi sama dengan panjang buaya. Jadi panjang buaya itu adalah 3 X 165 = 495 cm atau 4,95 meter.

Benar-benar Penutup
Ini cuma estimasi. Saya tidak tertarik dengan akurasi tinggi untuk kasus yang satu ini. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa buaya dengan panjang 15 meter di masa modern ini adalah sesuatu yang terlalu mengada-ada.

Buaya dengan panjang 2 meter - biasa
Buaya dengan panjang 4 meter - luar biasa
Buaya dengan panjang 7 meter - Rekor dunia yang baru
Buaya dengan panjang 15 meter - Benar-benar HOAX !

Apakah TV One bersalah karena menyebarkan berita ini ?

Jawabannya adalah tidak. Media ternama manapun di dunia ini pernah tertipu dengan berita hoax. Jadi menurut saya, wajar saja. Yang penting niat TV One tidak membodohi masyarakat.

Lagipula, rekamannya memang luar biasa. Setuju kan ?


Source
Ditemukan buaya 15 meter ? Hoax !!
BACA FULL»

Penemuan Jejak Tapak kaki Raksasa Aceh - sedikit klarifikasi

Up 0 komentar
Jumat, tanggal 12 Februari 2010, Kompas.com menayangkan berita yang mengisahkan penemuan sebuah jejak kaki raksasa di Aceh. Panjangnya disebut 95 cm dan lebarnya 40 cm. Tulisan kali ini tidak untuk membantah kisah penemuan itu. Melainkan untuk sedikit meluruskan kesalahpahaman yang cukup mengganggu dalam pemberitaan tersebut. Karena itu saya menyebutnya "sedikit klarifikasi".

Beberapa pembaca menanyakan kepada saya mengenai penemuan jejak kaki ini dengan memberikan kepada saya link ke kompas.com.

Ini kutipan dari kompas.com :
Jumat, 12 Februari 2010 | 21:08 WIB

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Ribuan warga dari berbagai desa di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, berduyun-duyun menyaksikan tapak kaki berukuran raksasa di pinggir Sungai Tamiang, Desa Gelung, Kecamatan Seruway.

"Itu merupakan fakta, dan saya sendiri menyaksikan sebuah tapak kaki berukuran panjang 95 centimeter dan lebar 40 centimeter di pinggir Sungai Tamiang," kata Camat Kecamatan Seruway, Asra, saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat (12/2/2010) malam. Ia menyebutkan informasi tentang adanya tapak kaki mirip tapak kaki kiri manusia, namun ukurannya cukup besar itu, tersebar begitu cepat, sehingga masyarakat antusias berbondong-bondong menyaksikannya.
Mengenai kisah ini, saya tidak akan membantahnya. Namun ada praktek cukup mengganggu yang dilakukan oleh kompas.com, termasuk beberapa media yang mengkopi dari kompas.com. Yang saya maksud adalah foto yang menyertainya.

Jika foto yang disertai adalah sebuah ilustrasi, maka media tersebut seharusnya mencantumkan kata "ilustrasi" dibawahnya. Pada berita ini, kompas.com tidak menyebut bahwa foto tersebut adalah ilustrasi. Hanya ada tulisan Shutterstock dibawahnya.


Jadi, awalnya saya mengira foto tersebut adalah benar-benar foto jejak kaki yang ditemukan itu (walaupun saya merasa aneh karena di dalam cerita disebutkan bahwa jejak kaki tersebut ditemukan di pinggir sungai, namun di foto, jejak tersebut tercetak di atas pasir).

Sampai saya membaca media lain yang juga memuat kisah itu...

Tribunpekanbaru.com memuat berita yang isinya sama persis dengan kompas.com, namun fotonya berbeda.
What is this ??

Walaupun Tribunkaltim.com memuat cerita yang sama (dan juga menulis sumber "kompas.com" di akhir cerita), namun ia menampilkan foto yang berbeda dan juga tidak menulis kata ilustrasi dibawahnya. Sepertinya semua keluarga "tribun" menampilkan foto yang sama, seperti yang bisa dilihat di Tribunjambi.com.

Ini menunjukkan bahwa kompas.com mungkin tidak mencantumkan foto jejak raksasa yang sebenarnya.

Bagi sebagian orang, praktek seperti ini mungkin dianggap wajar saja. Tapi percaya atau tidak, banyak orang yang tertipu dengan mengira jejak kaki tersebut sebagai jejak yang asli !

Jadi, saya mencoba untuk menelusuri foto yang dicantumkan kompas.com.

Foto jejak kompas.com tidak punya benda pembanding disampingnya, jadi saya tidak bisa mengukurnya seperti saya mengukur buaya teluk Pakedai.

Tapi ada petunjuk yang bisa dijadikan patokan awal, yaitu kata "shutterstock".

Shutterstock adalah web yang meyimpan foto-foto gratis. Jadi saya masuk ke web tersebut dan memasukkan kata kunci "footprint". Dan saya menemukan foto kompas.com di antaranya :
Keterangan foto ini jelas sekali : "Left male footprint on fine beach sand" atau jejak kaki kiri pria di atas pasir pantai. Tidak ada keterangan soal Raksasa !

Oleh karena itu, dengan tulisan ini, saya mengklarifikasi fakta mengena foto tersebut bagi para pembaca.

Soal kisahnya, saya tidak akan membantahnya karena menurut saya penemuan jejak itu bisa saja terjadi. Tapi soal asli atau tidaknya, tidak bisa dipastikan tanpa foto.

Menurut saya, jika foto yang ditampilkan di media sudah jelas terlihat seperti ilustrasi, maka mungkin memang tidak perlu dicantumkan kata "ilustrasi". Tapi jika foto tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman, maka saya rasa perlu dicantumkan.

Oh ya, kabar baiknya adalah, ada beberapa media yang menayangkan kisah ini dengan benar, diantaranya adalah : beritasore.com dan antasari.net. Mereka hanya memberitakan kisah ini tanpa mencantumkan foto. Good Job !

Sayang, ya, Padahal saya ingin sekali melihat foto jejak kaki tersebut.

Penemuan Jejak Tapak kaki Raksasa Aceh - sedikit klarifikasi
BACA FULL»

Fosil naga bertanduk ditemukan di Cina?

Up 0 komentar
Ini menarik. Harian pikiran rakyat online pada tanggal 01 April 2010 menurunkan berita
mengenai fosil naga bertanduk yang dipamerkan pada tanggal 4 Maret 2010 di Xinwei Ancient Life Fossils Museum di Anshun, China. Dan sekarang, kita akan melihat kredibilitas berita ini.

Ini cuplikan berita dari pikiran rakyat:
"PADA 4 Maret 2010, di Xinwei Ancient Life Fossils Museum, Anshun, Guangzhou, ada beberapa fosil unik dipamerkan. Materi yang dipamerkan dinamakan ”China Dragon Fossils”, merupakan fosil utuh yang ditemukan di bawah timbunan es abadi di Pegunungan Thianshan, Jalan Sutera. Mereka menemukan fosil ular naga yang selama beratus-ratus tahun diragukan keberadaannya. Ia memiliki sepasang tanduk di atas kepalanya dan bentuk tubuhnya sangat legendaris seperti hewan yang sering digambarkan dalam buku cerita dan patung kelenteng, serta hiasan istana kekaisaran."
Lalu, dilanjutkan dengan:
"Fosil naga awalnya ditemukan di Guanling County, Anshun City, tahun 1996. Para arkeolog menutup rapat-rapat penemuan itu sehingga masyarakat dunia tidak mengetahui temuan spektakuler tersebut."

Dan di paragraf terakhir berita ini, tertulis:
"Fosil tersebut merupakan temuan pertama di Cina dalam bentuk tubuh lengkap dengan sepasang tanduk dan sepasang cakarnya. Di situs Discovery Channel diperlihatkan beberapa bukti bahwa naga benar-benar memiliki tanduk."

Berita ini kemudian dikutip di kaskus, namun dengan tambahan berupa sebuah foto seperti bangkai naga.
Di pikiran rakyat, hanya ada berita tanpa foto. Di kaskus, berita ini ditambahkan sebuah foto. Apakah kaskus salah dengan menampilkan foto?

Jawabannya adalah tidak. Akan saya jelaskan sebabnya sebentar lagi.

Pertama, kita akan melihat terlebih dahulu pemberitaan oleh pikiran rakyat.

Ketidakakuratan Pikiran Rakyat
Harian ini tidak memuat sumber pemberitaannya sehingga kita tidak tahu darimana ia menyadur kisah ini. Jadi, saya harus menjelajahi internet untuk menemukan sumber pertamanya.

Nah, saya memang menemukan sebuah website yang saya yakini sebagai sumber awal berita ini (walaupun saya tidak bisa memastikannya). Website yang saya maksud adalah weirdasianews.com. Isi pemberitaannya boleh dibilang sama dengan harian pikiran rakyat dan mereka menampilkan foto naga yang sama dengan yang ditambahkan ke kaskus.
Jadi foto tersebut memang milik pemberitaan itu. Kaskus telah menaruh foto yang benar.

Sekarang, kita akan mulai menyelidikinya.

Untuk mengetahui apakah sesuatu itu hoax atau bukan, kita harus selalu kembali kepada "common sense", seperti:

"Mengapa kisah luar biasa ini tidak pernah diberitakan besar-besaran? Apakah penemuan sebuah fosil naga bertanduk tidak cukup menjual?"

Atau pertanyaan seperti:

"Mengapa sumber kisah ini berasal dari weirdasianews.com, bukan national geographic, bbc atau discovery channel?"

Jika pertanyaan ini tidak bisa dijawab, maka kemungkinan besar berita tersebut adalah hoax.

Sekarang, mari kita lihat isi berita dari pikiran rakyat dan membandingkannya dengan weirdasianews.

Pikiran rakyat, ternyata melakukan beberapa ketidakakuratan dalam pemberitaannya.

Pertama, weirdasianews tidak menyinggung soal bukti yang dimiliki oleh Discovery Channel. Pikiran Rakyat telah menambahkannya sendiri. Dalam kalimat di paragraf terakhir disebutkan kalau Discovery memiliki bukti adanya naga bertanduk di situs mereka, tapi Pikiran rakyat tidak memberikan link situs tersebut.

Kedua, Weirdasianews mempublikasikan berita ini pada tanggal 29 Juni 2007 sehingga pemberitaan pikiran rakyat yang mengatakan kalau fosil itu dipamerkan pada tanggal 4 Maret 2010 adalah sebuah fakta yang tidak akurat dan jelas misleading.
Ketiga, Pikiran Rakyat menyebutkan kalau kota Anshun terletak di Guangzhou. Padahal Kota Anshun terletak di Guizhou. Dalam hal ini, weirdasianews benar karena mereka menulis Guizhou, bukan Guangzhou.

Keempat. Pikiran rakyat secara tidak akurat membandingkan naga tersebut dengan naga Cina yang bisa ditemukan di kelenteng. Foto tersebut jelas menunjukkan kalau fosil naga tersebut adalah naga versi Eropa. Naga Cina, seperti yang kita ketahui berbentuk ular.

Empat kesalahan yang cukup mendasar.

Ketidakakuratan Weirdasianews.com
Sekarang, kita akan melihat apakah weirdasianews memberitakan sesuatu yang akurat. Kita akan mulai dari museum yang disinggung di dalam berita tersebut.

Saya memasukkan nama Xinwei Ancient Life Museum di google dan saya tidak bisa menemukan informasi mengenainya diluar soal fosil naga ini. Lalu, untuk memastikannya kembali, saya masuk ke www.chinamuseum.info dan menemukan adanya daftar nama museum berdasarkan kota.

Guizhou ternyata tidak memiliki museum sama sekali.
Bayangkan, sebuah berita yang menyebutkan adanya fosil naga menyebutkan nama sebuah museum yang fiktif. Dengan satu fakta ini saja, seluruh kredibilitas pemberitaan akan runtuh dengan sendirinya.

Lalu, jika kita mencari kisah penemuan fosil ini yang disebut ditemukan di Anshun tahun 1996, maka kita tidak akan menemukan sumber lain yang kredibel. Berita penemuan ini hanya bisa ditemukan di blog atau web yang memuat kisah yang sama dengan weirdasianews.

Jadi, menurut saya, kisah ini adalah hasil karangan dari penulis weirdasianews. Tapi untuk memastikannya, kita harus kembali kepada foto naga yang bersangkutan.


Asal usul foto Naga
Pertama kali melihat foto ini, kita akan segera tertarik untuk bertanya:
"Katanya fosil naga itu dipamerkan di museum, mengapa di foto itu, ia terlihat seperti tergeletak begitu saja di sebuah ruangan yang mirip dengan sebuah gudang?"

Disini, kita mencium bau amis.

Karena itu, mari kita telusuri asal-usul foto ini.

Kita tahu kalau sebuah hoax, isu, rumor atau pemberitaan yang tidak benar bisa tersebar di dunia maya karena satu praktek yang disebut Copy Paste. Satu blog mengcopas berita heboh, yang kemudian akan dicopas oleh blog lain hingga akhirnya memenuhi forum-forum dan facebook. Dan kita mendapatkan sebuah berita heboh.

Dalam kisah naga ini, cukup ironis karena saya menemukan bukti kalau berita ini hoax juga akibat praktek copy paste. Akan saya jelaskan maksudnya.

Jika seseorang mengcopas tulisan sebuah artikel, mereka akan mendrag tulisan tersebut dan mengklik Copy, lalu mereka akan mempastenya di blog mereka.

Jika ada foto, ada dua cara mengcopynya.

Cara pertama, mereka bisa menyimpan foto tersebut di komputer, lalu mengupload ke postingan. Jika kita menggunakan blogspot, otomatis foto itu akan terupload ke account Picasanya dengan alamat url baru dari Picasa.

Cara kedua, sama dengan mengcopy tulisan. Mereka akan mendrag foto tersebut dan mengklik copy, lalu mereka akan mempastenya di blog mereka. Dengan cara ini, foto tersebut tidak akan berpindah alamat url.

Inilah cara saya menemukan asal usul foto ini.

Saya masuk ke beberapa website dan memeriksa alamat url foto naga yang ditampilkan di situ. Jika kalian menggunakan Mozilla Firefox, kalian bisa mengarahkan kursor ke foto tersebut dan alamat url-nya akan ditampilkan di kiri bawah browser seperti di foto di bawah ini.
Di salah satu website yang memuat foto naga ini, saya menemukan kalau gambar itu memiliki url di www.crawley-creatures.com.

Maka dari sinilah penelitian kita harus dimulai.

Saya masuk ke website www.crawley-creatures.com dan langsung menemukan tulisan ini di halaman muka:
"Crawley Creatures was established in 1986 in the Oxfordshire village of Crawley, producing Animatronic Creatures, Prosthetic Make-ups, Action props and Models, for feature films, television and commercials."

Perusahaan ini ternyata memproduksi makhluk-makhluk animasi dan model untuk film-film. Dalam website itu juga disebut kalau mereka membuat model-model untuk film-film seperti Star Wars - Return of the Jedi, Frankenstein, An American Werewolf in Paris dan lain-lain.

Di bagian Dragon, saya menemukan foto naga kita beserta foto-foto naga versi lain.
Ya, naga itu sebenarnya adalah sebuah properti film. Sekarang kita tahu mengapa di foto itu ia tergeletak begitu saja di lantai.

Di halaman web tersebut juga disebut kalau naga tersebut adalah properti yang digunakan dalam film Dragons: A Fantasy Made Real.

Dragons: A Fantasy Made Real atau kadang dikenal dengan judul The last Dragon adalah sebuah film dokumenter FIKSI yang diproduksi tahun 2004 oleh Discovery Channel. Kalian bisa melihat serba-serbi film ini di website discovery channel, animal planet, disini.
Dalam film dokumenter fiksi ini, diceritakan kalau fosil naga tersebut ditemukan di Rumania. Ini menjelaskan mengapa naga tersebut terlihat seperti naga versi Eropa, bukan naga versi Cina.
Tunggu sebentar, Film dokumenter fiksi ini diproduksi oleh Discovery Channel?

Deja Vu?

Ya, paragraf terakhir dari harian pikiran rakyat mengatakan kalau Discovery Channel memiliki bukti adanya naga bertanduk. Inikah bukti yang dimaksud?

Hmmm.................

Fosil naga bertanduk ditemukan di Cina?
BACA FULL»