Kompleks arkeologi raksasa pra Stonehenge ditemukan di Inggris
15 Juni 2009, secara tak terduga, para arkeolog menemukan sebuah kompleks raksasa pra-Stonehenge di Damerham, Inggris selatan. Dari atas udara, kompleks itu terlihat seperti sebuah formasi crop circle. Kompleks ini dipercaya lebih tua 1.000 tahun dibanding dengan Stonehenge yang termashyur itu.
Situs ini terdiri dari sisa-sisa kuil kayu tempat pemujaan dan dua kuburan raksasa yang berumur 6.000 tahun. Menurut arkeolog Helen Wickstead, dari universitas Kingston dan juga direktur Damerham Archeology Project, reruntuhan ini dipercaya sebagai "arsitektur mula-mula Inggris". "Penemuan ini sungguh luar mengingat arsitektur luar biasa ini tidak pernah ditemukan, padahal ia terbaring begitu saja di ruang terbuka." Kata Helen.
Arkeolog lain bernama Joshua Pollard yang tidak terlibat dalam penemuan itu setuju dengan Helen. Penemuan ini luar biasa, mengingat sebelumnya perhatian para arkeolog hanya tertuju pada Stonehenge.
Situs seluas 200 hektar itu hanya berjarak 24 kilometer dari Stonehenge dan ditemukan ketika Badan pemeliharaan benda-benda bersejarah Inggris (English Heritage) melakukan survei rutin atas wilayah-wilayah pedesaan di Inggris. Foto diatas yang menunjukkan formasi seperti crop circle terjadi akibat struktur bangunan arkeologi itu yang bertindihan dengan tanaman yang tumbuh.
Bangunan utama dalam reruntuhan ini adalah dua kuburan yang diperkirakan berumur 6.000 tahun dan salah satunya memiliki panjang 70 meter. Perkiraan umur ini diambil dari situs-situs pekuburan lain yang serupa di bagian Inggris lainnya.
Menurut para arkeolog, pada masa 6.000 tahun yang lalu, penduduk di wilayah itu dipercaya menaruh mayat di wilayah terbuka supaya jasadnya dimakan oleh burung-burung dan hewan lainnya. Kemudian sisa mayat berupa tengkorak dan kerangka ditaruh di pekuburan itu. Secara teknis, wilayah itu adalah rumah bagi kerangka manusia itu. Selain itu para arkeolog juga menemukan sebuah tempat yang dipercaya sebagai sarana ritual dan pemujaan. Bukti-bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa wilayah itu terakhir digarap pada jaman bangsa Romawi menginvasi Inggris yang juga diyakini sebagai akhir masa prasejarah.
Pengawasan administratif dipercaya sebagai penyebab tersembunyinya situs itu. Ketika situs-situs prasejarah Inggris dipetakan pada tahun 1890-an, perubahan perbatasan wilayah membuat Damerham masuk kedalam wilayah Hampshire, bukan Wiltshire, tempat Stonehenge berada. "Mungkin orang di Hampshire berpikir monumen itu adalah urusan orang lain" Kata Helen.
Misteri Stonehenge sendiri masih belum terpecahkan hingga sekarang. namun dengan adanya monumen ini, maka fokus para arkeolog akan beralih ke situs ini untuk mencari kaitannya dengan Stonehenge.
Arkeolog lain bernama Joshua Pollard yang tidak terlibat dalam penemuan itu setuju dengan Helen. Penemuan ini luar biasa, mengingat sebelumnya perhatian para arkeolog hanya tertuju pada Stonehenge.
Situs seluas 200 hektar itu hanya berjarak 24 kilometer dari Stonehenge dan ditemukan ketika Badan pemeliharaan benda-benda bersejarah Inggris (English Heritage) melakukan survei rutin atas wilayah-wilayah pedesaan di Inggris. Foto diatas yang menunjukkan formasi seperti crop circle terjadi akibat struktur bangunan arkeologi itu yang bertindihan dengan tanaman yang tumbuh.
Bangunan utama dalam reruntuhan ini adalah dua kuburan yang diperkirakan berumur 6.000 tahun dan salah satunya memiliki panjang 70 meter. Perkiraan umur ini diambil dari situs-situs pekuburan lain yang serupa di bagian Inggris lainnya.
Menurut para arkeolog, pada masa 6.000 tahun yang lalu, penduduk di wilayah itu dipercaya menaruh mayat di wilayah terbuka supaya jasadnya dimakan oleh burung-burung dan hewan lainnya. Kemudian sisa mayat berupa tengkorak dan kerangka ditaruh di pekuburan itu. Secara teknis, wilayah itu adalah rumah bagi kerangka manusia itu. Selain itu para arkeolog juga menemukan sebuah tempat yang dipercaya sebagai sarana ritual dan pemujaan. Bukti-bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa wilayah itu terakhir digarap pada jaman bangsa Romawi menginvasi Inggris yang juga diyakini sebagai akhir masa prasejarah.
Pengawasan administratif dipercaya sebagai penyebab tersembunyinya situs itu. Ketika situs-situs prasejarah Inggris dipetakan pada tahun 1890-an, perubahan perbatasan wilayah membuat Damerham masuk kedalam wilayah Hampshire, bukan Wiltshire, tempat Stonehenge berada. "Mungkin orang di Hampshire berpikir monumen itu adalah urusan orang lain" Kata Helen.
Misteri Stonehenge sendiri masih belum terpecahkan hingga sekarang. namun dengan adanya monumen ini, maka fokus para arkeolog akan beralih ke situs ini untuk mencari kaitannya dengan Stonehenge.
Kompleks arkeologi raksasa pra Stonehenge ditemukan di Inggris
Reaktor dan Ledakan nuklir purba
Tulisan ini adalah permintaan dari beberapa orang yang meminta saya untuk menulis tentang reaktor nuklir zaman purba. Seperti yang kita ketahui, di internet beredar kisah-kisah mengenai adanya ledakan nuklir zaman purba yang masih menjadi teka-teki. Bukti-bukti dimunculkan, dari sebuah pertambangan di Oklo, kota mati di Mohenjo Daro dan Harappa hingga ke sebuah kawah raksasa di Bombay. Tapi apakah ledakan nuklir zaman purba benar-benar ada ?
Mungkin beberapa dari anda sudah pernah membaca kisah ini sebelumnya. Bagi yang belum, mungkin akan menjadi sedikit membingungkan. Kisahnya begini :
Dikisahkan bahwa para arkeolog menemukan bukti-bukti bahwa pernah terjadi perang nuklir di zaman purba. Jadi, teknologi nuklir sebenarnya sudah dikenal oleh nenek moyang kita. Benarkah demikian ? Beberapa sumber di internet mengutip sebuah paragraf dari kitab yang diklaim sebagai bagian dari kutipan Mahabharata untuk membuktikan adanya perang nuklir pada zaman purba. Namun, masalahnya satu, sebagian besar kisah yang anda baca di internet adalah hoax !
Saya mengatakan "sebagian besar hoax" karena memang tidak semuanya hoax. Saya akan menunjukkan kepada anda yang mana hoax dan yang bukan.
PERBEDAAN REAKTOR DAN LEDAKAN NUKLIR
Pertama, kisah ini harus dibagi menjadi dua bagian, yaitu REAKTOR NUKLIR purba dan LEDAKAN NUKLIR purba. Banyak orang tidak mengetahui perbedaan ini sehingga mereka mencampuradukkan kisah reaktor nuklir purba dengan ledakan nuklir purba.
REAKTOR NUKLIR adalah sebuah fasilitas atau alat dimana reaksi berantai nuklir diinisiasi, dikendalikan dan ditahan dalam kondisi tetap. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR adalah sebuah reaksi berantai yang tidak terkontrol yang berasal dari bom nuklir. Jadi sebuah REAKTOR nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan BOM nuklir yang dapat menjadi LEDAKAN nuklir. Sangat berbeda kan ?
Nah, untuk mempermudahnya, saya akan mengatakannya begini, Kisah REAKTOR NUKLIR purba, benar adanya. Kisah LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax.
REAKTOR NUKLIR PURBA
Kisah Reaktor nuklir zaman purba bermula pada tahun 1972. Saat itu, di fasilitas pengolahan bahan bakar nuklir Pierrelatte, Ilmuwan Perancis bernama Bougzigues sedang bekerja melakukan analisa rutin terhadap uranium yang telah diekstrak dari biji uranium. kemudian ia menyadari sesuatu yang aneh dari biji uranium yang ditelitinya.
Uranium memiliki tiga isotop yang memiliki massa atom yang berbeda dengan proporsi yang berbeda, yaitu : U 238 sebanyak 99.274%, U 235 sebanyak 0.720% dan U 234 sebanyak 0.005%.
Saya mengatakan "sebagian besar hoax" karena memang tidak semuanya hoax. Saya akan menunjukkan kepada anda yang mana hoax dan yang bukan.
PERBEDAAN REAKTOR DAN LEDAKAN NUKLIR
Pertama, kisah ini harus dibagi menjadi dua bagian, yaitu REAKTOR NUKLIR purba dan LEDAKAN NUKLIR purba. Banyak orang tidak mengetahui perbedaan ini sehingga mereka mencampuradukkan kisah reaktor nuklir purba dengan ledakan nuklir purba.
REAKTOR NUKLIR adalah sebuah fasilitas atau alat dimana reaksi berantai nuklir diinisiasi, dikendalikan dan ditahan dalam kondisi tetap. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR adalah sebuah reaksi berantai yang tidak terkontrol yang berasal dari bom nuklir. Jadi sebuah REAKTOR nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan BOM nuklir yang dapat menjadi LEDAKAN nuklir. Sangat berbeda kan ?
Nah, untuk mempermudahnya, saya akan mengatakannya begini, Kisah REAKTOR NUKLIR purba, benar adanya. Kisah LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax.
REAKTOR NUKLIR PURBA
Kisah Reaktor nuklir zaman purba bermula pada tahun 1972. Saat itu, di fasilitas pengolahan bahan bakar nuklir Pierrelatte, Ilmuwan Perancis bernama Bougzigues sedang bekerja melakukan analisa rutin terhadap uranium yang telah diekstrak dari biji uranium. kemudian ia menyadari sesuatu yang aneh dari biji uranium yang ditelitinya.
Uranium memiliki tiga isotop yang memiliki massa atom yang berbeda dengan proporsi yang berbeda, yaitu : U 238 sebanyak 99.274%, U 235 sebanyak 0.720% dan U 234 sebanyak 0.005%.
Uranium 235 adalah uranium yang paling dicari diseluruh dunia karena kemampuannya menahan reaksi nuklir dan uranium inilah yang dipakai di reaktor nuklir modern. Dimanapun di bumi ini, atom uranium 235 membentuk 0,720 persen dari total uranium. Namun sampel yang dipegang olehnya hanya memiliki 0,717 persen. Ini menunjukkan bahwa sampel uranium ini pernah mengalami reaksi pelepasan energi (reaksi fisi). Badan tenaga atom Perancis segera bergerak untuk menyelidiki penyebabnya. Sampel itu dilacak hingga ke sebuah pertambangan di Oklo, Gabon, Afrika. Para ilmuwan bergegas ke Oklo. Penelitian lanjutan yang dilakukan menemukan ada enam belas lokasi yang berfungsi sama seperti reaktor nuklir modern dan reaktor purba itu diperkirakan berumur 2 milyar tahun.
Bagaimana Oklo bisa berfungsi seperti reaktor nuklir purba ?
Badan tenaga atom Perancis berusaha mencari jawabannya. Dan kemudian mereka mendapatkan jawabannya dari sebuah tulisan tahun 1956 yang dibuat oleh Paul Kazuo Kuroda, seorang ahli kimia dari universitas Arkansas. Kuroda mengatakan apabila jumlah U235 cukup banyak dan ada moderator neutron seperti aliran air tanah, maka reaktor nuklir alami bisa terjadi. Kondisi pertambangan Oklo menyerupai apa yang diprediksi Kuroda.
Misteri reaktor nuklir purba sebenarnya telah terjawab secara ilmiah oleh Paul Kuroda, jadi faktor misterinya boleh dibilang hampir lenyap.
LEDAKAN NUKLIR PURBA
Sekarang kita akan melihat kisah LEDAKAN NUKLIR purba yang adalah hoax. Kisah ini sering digabungkan dengan reaktor Oklo karena ketidaktahuan mengenai perbedaan antara reaktor dengan ledakan nuklir. Kita mulai dari hoax pertama.
Hoax Pertama
Di internet, beredar paragraf yang diakui berasal dari kitab Mahabharata yang dikatakan mendeskripsikan dan membuktikan adanya perang (ledakan) nuklir di zaman purba. Saya menemukan paragraf ini dikutip banyak web atau blog yang membahas reaktor nuklir purba. Saya menerjemahkannya dan inilah bunyi paragraf itu :
"Gurkha, menerbangkan vimana (pesawat) yang kuat dan cepat melontarkan sebuah proyektil (rudal) yang diisi dengan kekuatan alam semesta (nuklir). pijaran tiang api dan asap sama terangnya dengan cahaya 10.000 matahari bangkit dengan seluruh kemegahannya. Itu adalah senjata yang tidak dikenal, sebuah petir besi, raksasa pembawa pesan kematian yang menjadikan seluruh suku Vrishnis dan Andhakas menjadi abu. Mayat-mayat menjadi begitu hangus hingga tidak dapat dikenali lagi. Rambut dan kuku berjatuhan, keramik tanah liat pecah tanpa sebab yang jelas dan burung-burung berubah menjadi putih...setelah beberapa jam, semua bahan makanan tercemar (radiasi)...untuk menyelamatkan diri dari api ini, para tentara melompat kedalam arus air untuk membersihkan diri mereka dan peralatannya. (Mahabharata - 6.500 SM? )
Nah, masalahnya adalah kitab Mahabharata tidak pernah memuat paragraf itu di dalamnya. Anda boleh mencarinya di internet lewat google.
Hoax kedua - Mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan
Disebut bahwa di kota Mohenjodaro dan Harappa, para ilmuwan menemukan kota-kota kuno dengan kerangka yang berserakan di jalan-jalan, kebanyakan terlihat berpegangan tangan dijalan-jalan, ini menunjukkan kematian mendatangi mereka dengan tiba-tiba. Dan umur kerangka ini ribuan tahun. Dan kerangka-kerangka ini memiliki kadar radioaktif tinggi yang sama dengan korban bom Hiroshima Nagasaki.
Misteri reaktor nuklir purba sebenarnya telah terjawab secara ilmiah oleh Paul Kuroda, jadi faktor misterinya boleh dibilang hampir lenyap.
LEDAKAN NUKLIR PURBA
Sekarang kita akan melihat kisah LEDAKAN NUKLIR purba yang adalah hoax. Kisah ini sering digabungkan dengan reaktor Oklo karena ketidaktahuan mengenai perbedaan antara reaktor dengan ledakan nuklir. Kita mulai dari hoax pertama.
Hoax Pertama
Di internet, beredar paragraf yang diakui berasal dari kitab Mahabharata yang dikatakan mendeskripsikan dan membuktikan adanya perang (ledakan) nuklir di zaman purba. Saya menemukan paragraf ini dikutip banyak web atau blog yang membahas reaktor nuklir purba. Saya menerjemahkannya dan inilah bunyi paragraf itu :
"Gurkha, menerbangkan vimana (pesawat) yang kuat dan cepat melontarkan sebuah proyektil (rudal) yang diisi dengan kekuatan alam semesta (nuklir). pijaran tiang api dan asap sama terangnya dengan cahaya 10.000 matahari bangkit dengan seluruh kemegahannya. Itu adalah senjata yang tidak dikenal, sebuah petir besi, raksasa pembawa pesan kematian yang menjadikan seluruh suku Vrishnis dan Andhakas menjadi abu. Mayat-mayat menjadi begitu hangus hingga tidak dapat dikenali lagi. Rambut dan kuku berjatuhan, keramik tanah liat pecah tanpa sebab yang jelas dan burung-burung berubah menjadi putih...setelah beberapa jam, semua bahan makanan tercemar (radiasi)...untuk menyelamatkan diri dari api ini, para tentara melompat kedalam arus air untuk membersihkan diri mereka dan peralatannya. (Mahabharata - 6.500 SM? )
Nah, masalahnya adalah kitab Mahabharata tidak pernah memuat paragraf itu di dalamnya. Anda boleh mencarinya di internet lewat google.
Hoax kedua - Mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan
Disebut bahwa di kota Mohenjodaro dan Harappa, para ilmuwan menemukan kota-kota kuno dengan kerangka yang berserakan di jalan-jalan, kebanyakan terlihat berpegangan tangan dijalan-jalan, ini menunjukkan kematian mendatangi mereka dengan tiba-tiba. Dan umur kerangka ini ribuan tahun. Dan kerangka-kerangka ini memiliki kadar radioaktif tinggi yang sama dengan korban bom Hiroshima Nagasaki.
Sedangkan di Rajasthan disebut bahwa telah ditemukan lapisan debu radioaktif yang meliputi area seluas tiga mil persegi di sepuluh mil sebelah barat Jodhpur. Penelitian yang menemukan Radioaktif ini dilakukan setelah para peneliti melihat adanya tingkat cacat yang tinggi pada bayi yang baru lahir di wilayah itu dan banyaknya penduduk lokal yang menderita kanker. Level radiasi di tempat itu sangat tinggi sehingga peneliti meminta pemerintah india mengisolasi wilayah itu.
Jika anda menelusuri website-website pemerintah atau website swasta di mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan, tidak ada satupun yang pernah menyebut adanya penemuan-penemuan kerangka tersebut. Website-website arkeologi juga tidak pernah menyebut hasil penemuan ini. Kisah "penemuan" ini hanya beredar di website di luar India. Bahkan orang-orang India yang tinggal di wilayah Jodhpur mengaku bahwa ia tidak pernah tahu ada penemuan-penemuan itu. Memang ada beberapa tempat di India yang mengandung radiasi, namun itu adalah akibat percobaan nuklir India di masa modern ini. Seorang India pernah menulis bahwa kisah-kisah ledakan ini tidak layak beredar di India.
Jika anda menelusuri website-website pemerintah atau website swasta di mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan, tidak ada satupun yang pernah menyebut adanya penemuan-penemuan kerangka tersebut. Website-website arkeologi juga tidak pernah menyebut hasil penemuan ini. Kisah "penemuan" ini hanya beredar di website di luar India. Bahkan orang-orang India yang tinggal di wilayah Jodhpur mengaku bahwa ia tidak pernah tahu ada penemuan-penemuan itu. Memang ada beberapa tempat di India yang mengandung radiasi, namun itu adalah akibat percobaan nuklir India di masa modern ini. Seorang India pernah menulis bahwa kisah-kisah ledakan ini tidak layak beredar di India.
Hoax ketiga - kawah raksasa Bombay
Disebut bahwa kawah raksasa di Bombay yang bernama kawah Lonar adalah bukti ledakan nuklir purba. Kawah itu terbentuk dari lapisan batu basalt setebal 600-700 meter. Diameter kawah itu sekitar 2.154 meter dan dalamnya sekitar 150 meter, berlokasi di sekitar 400 kilometer timur laut Bombay. Kawah tersebut diperkirakan berumur 50.000 tahun
Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa kawah itu diakibatkan oleh sebuah komet, bukan ledakan nuklir. (Sebenarnya ini tidak bisa disebut hoax, karena kawah tersebut memang ada, tapi saya memasukkannya untuk mempermudah pembahasan).
KESIMPULAN
REAKTOR NUKLIR purba memang ada dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax yang beredar di internet entah untuk tujuan apa. Oh ya, satu lagi, jika anda mencari di wikipedia dengan kata kunci "natural nuclear fission reactor" maka anda akan menemukan kisah tentang oklo, tapi tidak tentang mohenjo Daro dan kawan-kawan. Wikipedia is right !!!!
Disebut bahwa kawah raksasa di Bombay yang bernama kawah Lonar adalah bukti ledakan nuklir purba. Kawah itu terbentuk dari lapisan batu basalt setebal 600-700 meter. Diameter kawah itu sekitar 2.154 meter dan dalamnya sekitar 150 meter, berlokasi di sekitar 400 kilometer timur laut Bombay. Kawah tersebut diperkirakan berumur 50.000 tahun
Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa kawah itu diakibatkan oleh sebuah komet, bukan ledakan nuklir. (Sebenarnya ini tidak bisa disebut hoax, karena kawah tersebut memang ada, tapi saya memasukkannya untuk mempermudah pembahasan).
KESIMPULAN
REAKTOR NUKLIR purba memang ada dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax yang beredar di internet entah untuk tujuan apa. Oh ya, satu lagi, jika anda mencari di wikipedia dengan kata kunci "natural nuclear fission reactor" maka anda akan menemukan kisah tentang oklo, tapi tidak tentang mohenjo Daro dan kawan-kawan. Wikipedia is right !!!!
Reaktor dan Ledakan nuklir purba
Crop Circle Rumit Yang Belum Terpecahkan
Sebuah lingkaran ladang gandum (Crop Circle) yang muncul di pinggiran kota Wroughton, Wiltshire di Inggris telah lama membuat para peneliti menghabiskan waktu untuk menyingkap misterinya. Namun kali ini, pola crop circle yang paling rumit di Inggris itu telah dipecahkan oleh seorang ahli astrofisika. entah siapa yang membuatnya, yang jelas pembuatnya mengerti matematika dengan baik.
Lingkaran yang berdiameter 46 meter itu adalah satu dari ratusan lingkaran yang muncul secara tiba-tiba selama dua dekade ini dan dianggap sebagai pola lingkaran yang paling rumit dari seluruh lingkaran gandum yang ada di Inggris. Pada pandangan pertama, pola yang ada pada lingkaran tersebut hanya terlihat seperti sebuah seni modern, namun seorang ahli astrofisika dari North Carolina, Amerika bernama Michael Reed menyatakan bahwa ia telah berhasil memecahkan pola rumit itu.
Reed menggambar garis-garis radial di lingkaran itu dan membaginya menjadi 10 potongan yang sama besar. Dari situ, segala sesuatunya menjadi lebih mudah. Reed menjelaskan,
"Ambil pola tersebut lalu gambarlah garis radial dari tengah lingkaran. Lalu ambillah sudut sektor yang terkecil dan sebutlah sudut itu dengan kode 1. Lalu bandingkan dengan 9 sektor lain yang mengandung sudut yang terkecil, lalu pilihlah satu digit yang paling dekat dengan rasio tersebut. Maka hasilnya adalah angka 3,141592654."Sebagaimana yang kita ketahui, angka diatas adalah 10 angka pertama dari Pi, sebuah angka yang kita kenal sejak kita duduk di bangku sekolah dasar. Reed mengatakan bahwa 10 digit yang didapat dari pola lingkaran gandum tersebut bahkan telah dibulatkan ke atas dengan benar. Titik di dekat tengah lingkaran adalah desimal.
Hal ini akhirnya memicu spekulasi lanjutan bahwa memang makhluk ekstra terestrial cerdaslah yang membuat lingkaran ladang gandum tersebut. Namun para ilmuwan serta merta menolaknya dengan mengatakan bahwa setiap jago matematika dapat membuat lingkaran itu dengan mudah.
Kode matematika dan pola geometri adalah kunci yang penting dalam formasi lingkaran ladang gandum. Salah satu lingkaran ladang gandum yang paling terkenal adalah lingkaran yang dijuluki The Julia Set yang muncul di dekat Stonehenge 12 tahun yang lalu yang menunjukkan gambar lingkaran dengan sebuah kelompok fraktal yang sangat kompleks.
Crop Circle Rumit Yang Belum Terpecahkan
Lingkaran misterius di Swiss
Pada pagi hari tanggal 24 April 2009, seorang pegawai di MeteoSwiss (Departemen meteorologi Swiss) terkejut ketika melihat radar mereka menangkap sebuah citra berbentuk lingkaran melayang diatas Swiss. Lingkaran berwarna biru pada gambar dibawah ini terlihat mengelilingi seluruh negara. Pertanyaannya apakah lingkaran itu adalah sebuah UFO raksasa yang sedang melayang diatas atmosfer Swiss ataukah hanya tanda dari sebuah badai.
Felix Schacher, seorang meteorolog senior di MateoSwiss mengklaim bahwa lingkaran itu bukan UFO atau tanda-tanda badai. Mr Schacher mengatakan kepada sebuah situs berita Swiss "20 minutes" bahwa citra itu hanyalah refleksi tetesan air. Anehnya beberapa menit setelah berita itu bocor ke masyarakat, gambar itu segera disingkirkan dari website MeteoSwiss. Apakah para ahli di MeteoSwiss mengetahui sesuatu dan menyembunyikannya dari kita ?
Lingkaran misterius di Swiss
Misteri Pulau Paskah dan Moai
Pada hari paskah tahun 1722, penjelajah Belanda mendarat di Easter Island atau pulau Paskah. Sebuah peradaban yang terisolasi oleh samudera Pasifik seluas 4.000 km akan segera bertemu dengan kebudayaan luar untuk pertama kalinya. Namun para penjelajah Belanda yang tiba di tempat itu menemukan sesuatu yang aneh, sebuah pulau yang dihiasi oleh ratusan patung-patung batu raksasa dan sebuah kebudayaan yang ternyata tidak se-primitif yang mereka kira. Dari mana asal para penduduk tersebut ? Mengapa dan bagaimana caranya mereka membuat patung-patung batu raksasa itu ? Ilmu pengetahuan modern masih berusaha menyusun kepingan-kepingan puzzle itu.
Sejarah
Pulau paskah saat ini terletak di teritori negara Chili, tepatnya di sebelah selatan samudera Pasifik. Perjumpaan pertama antara penduduk pulau paskah atau Rapa Nui, begitu penduduk lokal menyebutnya, dengan penjelajah Belanda adalah sebuah kejutan budaya yang luar biasa. Beberapa pelaut membunuh 10 penduduk asli hanya dalam tempo beberapa menit setelah mereka mendarat. Belum lagi bencana alam yang menyusul. Populasi pulau itu menyusut dari 12.000 orang hingga 111 orang hanya dalam beberapa abad. Hingga kini, para penduduk yang mendiami pulau paskah diketahui memiliki garis keturunan Chili - yang justru menimbulkan teka-teki baru. Tidak ada yang bisa dimintai keterangan mengenai asal mula penduduk pulau tersebut. Hanya ilmu pengetahuanlah satu-satunya harapan untuk membongkar misteri jatuh bangunnya peradaban misterius ini.
Pulau paskah saat ini terletak di teritori negara Chili, tepatnya di sebelah selatan samudera Pasifik. Perjumpaan pertama antara penduduk pulau paskah atau Rapa Nui, begitu penduduk lokal menyebutnya, dengan penjelajah Belanda adalah sebuah kejutan budaya yang luar biasa. Beberapa pelaut membunuh 10 penduduk asli hanya dalam tempo beberapa menit setelah mereka mendarat. Belum lagi bencana alam yang menyusul. Populasi pulau itu menyusut dari 12.000 orang hingga 111 orang hanya dalam beberapa abad. Hingga kini, para penduduk yang mendiami pulau paskah diketahui memiliki garis keturunan Chili - yang justru menimbulkan teka-teki baru. Tidak ada yang bisa dimintai keterangan mengenai asal mula penduduk pulau tersebut. Hanya ilmu pengetahuanlah satu-satunya harapan untuk membongkar misteri jatuh bangunnya peradaban misterius ini.
Darimanakah mereka datang ?
Ilmu pengetahuan bidang genetika telah berhasil menjawab pertanyaan pertama : Darimanakah para penduduk pulau itu berasal ? dari manakah mereka berlayar ? Pada tahun 1950-an, seorang penjelajah dunia ternama bernama Thor Heyerdahl menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk berlayar dari Amerika Selatan menuju pulau paskah melalui samudera luas. Thor kemudian berteori bahwa para penduduk asli pulau paskah adalah keturunan para penjelajah Amerika Selatan.
Namun teknologi memberikan kesimpulan yang lain. Penelitian terhadap DNA dari sebuah tengkorak yang digali dari pulau itu menunjukkan bahwa DNA itu mengandung sebuah "sidik jari" yang disebut "Motif Polynesia". Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk asli pulau paskah adalah orang polynesia. Para pelaut polynesia berlayar dari barat ke timur, sebuah perjalanan yang menandai permulaan petualangan kaum polynesia. Teori Thor Hayerdahl terbantahkan.
Penelitian lain terhadap artefak pulau paskah dengan menggunakan metode karbon menunjukkan bahwa para pelaut polynesia itu tiba di pulau paskah sekitar tahun 700 Masehi. Dan bukti-bukti menunjukkan bahwa 1.000 tahun kemudian, para polynesian masih hidup terisolasi di pulau berukuran 22 X 11 Km itu.
Para penduduk pulau paskah hidup dari menangkap ikan dan bercocok tanam. Pada awalnya diperkirakan penduduknya berjumlah 12.000 orang. Keberhasilan membangun kebudayaan di tempat itu dimanifestasikan dengan sebuah karya monumental, sebuah karya yang masih menjadi misteri hingga saat ini, yaitu patung moai.
Ilmu pengetahuan bidang genetika telah berhasil menjawab pertanyaan pertama : Darimanakah para penduduk pulau itu berasal ? dari manakah mereka berlayar ? Pada tahun 1950-an, seorang penjelajah dunia ternama bernama Thor Heyerdahl menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk berlayar dari Amerika Selatan menuju pulau paskah melalui samudera luas. Thor kemudian berteori bahwa para penduduk asli pulau paskah adalah keturunan para penjelajah Amerika Selatan.
Namun teknologi memberikan kesimpulan yang lain. Penelitian terhadap DNA dari sebuah tengkorak yang digali dari pulau itu menunjukkan bahwa DNA itu mengandung sebuah "sidik jari" yang disebut "Motif Polynesia". Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk asli pulau paskah adalah orang polynesia. Para pelaut polynesia berlayar dari barat ke timur, sebuah perjalanan yang menandai permulaan petualangan kaum polynesia. Teori Thor Hayerdahl terbantahkan.
Penelitian lain terhadap artefak pulau paskah dengan menggunakan metode karbon menunjukkan bahwa para pelaut polynesia itu tiba di pulau paskah sekitar tahun 700 Masehi. Dan bukti-bukti menunjukkan bahwa 1.000 tahun kemudian, para polynesian masih hidup terisolasi di pulau berukuran 22 X 11 Km itu.
Para penduduk pulau paskah hidup dari menangkap ikan dan bercocok tanam. Pada awalnya diperkirakan penduduknya berjumlah 12.000 orang. Keberhasilan membangun kebudayaan di tempat itu dimanifestasikan dengan sebuah karya monumental, sebuah karya yang masih menjadi misteri hingga saat ini, yaitu patung moai.
Bagaimana mereka membuat patung itu ?
Moai telah menimbulkan rasa ingin tahu sejak penemuannya pertama kali pada tahun 1722. Tidak ada satupun patung itu yang berdiri ketika para ilmuwan tiba di tempat itu. Patung-patung yang berdiri saat ini adalah hasil perbaikan dan penyusunan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya sebuah lingkungan masyarakat jaman batu membuat, mengukir dan memindahkan patung-patung itu ke tempatnya ? dan untuk apa ?
Saat ini kita dapat menemukan 900 moai di seluruh pulau paskah dengan tahapan konstruksi yang berbeda-beda. Beberapa patung memiliki berat hingga 80 ton masing-masing, dua kali lipat dari sebongkah batu Stonehenge di Inggris. Dan luar biasanya, tempat berdirinya patung itu berjarak sekitar 16 km dari tempat asal batu itu diambil. Bagaimana mereka memindahkan batu seberat itu dan sejauh itu ? Pertanyaan ini belum terjawab hingga saat ini.
Lalu, untuk apa mereka membuat patung itu ? Para ilmuwan saat ini hanya bisa mempercayai legenda penduduk lokal mengenai tujuan pembuatan patung-patung itu. Seorang arkeolog bernama Sergio Rapu menemukan bahwa nama moai berarti "wajah hidup leluhur kami" dan ia juga menemukan bahwa pada awalnya patung-patung itu memiliki mata. Ia percaya bahwa para penduduk membangun patung itu sebagai pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercaya sebagai cara leluhur mereka melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.
Moai telah menimbulkan rasa ingin tahu sejak penemuannya pertama kali pada tahun 1722. Tidak ada satupun patung itu yang berdiri ketika para ilmuwan tiba di tempat itu. Patung-patung yang berdiri saat ini adalah hasil perbaikan dan penyusunan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya sebuah lingkungan masyarakat jaman batu membuat, mengukir dan memindahkan patung-patung itu ke tempatnya ? dan untuk apa ?
Saat ini kita dapat menemukan 900 moai di seluruh pulau paskah dengan tahapan konstruksi yang berbeda-beda. Beberapa patung memiliki berat hingga 80 ton masing-masing, dua kali lipat dari sebongkah batu Stonehenge di Inggris. Dan luar biasanya, tempat berdirinya patung itu berjarak sekitar 16 km dari tempat asal batu itu diambil. Bagaimana mereka memindahkan batu seberat itu dan sejauh itu ? Pertanyaan ini belum terjawab hingga saat ini.
Lalu, untuk apa mereka membuat patung itu ? Para ilmuwan saat ini hanya bisa mempercayai legenda penduduk lokal mengenai tujuan pembuatan patung-patung itu. Seorang arkeolog bernama Sergio Rapu menemukan bahwa nama moai berarti "wajah hidup leluhur kami" dan ia juga menemukan bahwa pada awalnya patung-patung itu memiliki mata. Ia percaya bahwa para penduduk membangun patung itu sebagai pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercaya sebagai cara leluhur mereka melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.
Masa-masa penuh kekerasan
Namun perlindungan para nenek moyang hancur berantakan pada tahun 1600-an. Moai dirubuhkan. Legenda menceritakan tentang masa-masa sulit, teror dan kanibalisme. Bukti arkeologi yang menunjukkan hal ini diantaranya adalah tengkorak-tengkorak yang ditemukan terkubur di pulau itu. Sepertinya para penduduk saling membunuh. Kejadian ini terjadi pada saat yang bersamaan dengan berkurangnya populasi burung dan hewan yang biasa dimakan.
Sebuah ukiran kayu kuno menunjukkan adanya ukiran orang-orang kurus kering diatasnya, merujuk kepada peristiwa kelaparan. Peristiwa kelaparan ini mungkin telah membawa penduduk pulau paskah saling memakan temannya. Populasi penduduk pulau itu telah melebihi pertumbuhan sumber-sumber alamnya.
Bukti lain yang mendukung adalah sebuah studi yang dilakukan oleh John Flenley. Ia menemukan bukti bahwa pada suatu masa, pulau itu dipenuhi oleh pohon palem. Namun penjelajah Belanda yang tiba di pulau itu pada tahun 1722 mengatakan bahwa pulau itu hanya sedikit sekali memiliki pohon. Sekali lagi, peristiwa lenyapnya pohon-pohon ini dipercaya mendahului perang saudara diantara penduduk. Keterbatasan pohon menyebabkan mereka tidak bisa membuat kapal untuk menangkap ikan. Karena itu kelaparan melanda. Erosi tanah menghantam pulau beberapa kali dan tidak ada kapal untuk melarikan diri. Flenley percaya bahwa pulau paskah adalah contoh kehancuran ekologis yang sistematis.
Pemulihan sumber daya
Apabila terjadi kelaparan dan kehancuran masyarakat, mengapa penjelajah Belanda yang mendarat tahun 1722 mengatakan bahwa mereka menemukan penduduk yang sehat dan ladang gandum yang subur ? Jawabannya terletak pada sebuah tempat di pulau itu yang bernama Orongo, sebuah tebing yang terletak diantara sebuah gunung berapi dan pulau kecil di laut. Disana ditemukan ukiran kayu kuno yang menunjukkan adanya "birdman" atau "manusia burung".
Catatan sejarah menunjukkan adanya sebuah kontes antar suku di pulau itu. Masing-masing suku mengutus satu orang untuk saling berlomba berenang sekitar 1 mil ke arah laut dan kemudian memanjat sebuah tebing disitu untuk mengambil sebuah sarang burung. Suku mana yang menang, maka kepala sukunya akan menjadi pemimpin pulau selama satu tahun dan ia punya hak untuk mengalokasikan sumber makanan yang terbatas. Di dalam masa yang penuh kekerasan dan keterbelakangan, demokrasi ditegakkan hingga kemakmuran kembali menghampiri pulau itu. Ya, mereka berhasil mengatasi tantangan alam dengan "birdman", Namun pulau itu tidak siap menghadapi bencana terbesar mereka yang akan segera datang.
Namun perlindungan para nenek moyang hancur berantakan pada tahun 1600-an. Moai dirubuhkan. Legenda menceritakan tentang masa-masa sulit, teror dan kanibalisme. Bukti arkeologi yang menunjukkan hal ini diantaranya adalah tengkorak-tengkorak yang ditemukan terkubur di pulau itu. Sepertinya para penduduk saling membunuh. Kejadian ini terjadi pada saat yang bersamaan dengan berkurangnya populasi burung dan hewan yang biasa dimakan.
Sebuah ukiran kayu kuno menunjukkan adanya ukiran orang-orang kurus kering diatasnya, merujuk kepada peristiwa kelaparan. Peristiwa kelaparan ini mungkin telah membawa penduduk pulau paskah saling memakan temannya. Populasi penduduk pulau itu telah melebihi pertumbuhan sumber-sumber alamnya.
Bukti lain yang mendukung adalah sebuah studi yang dilakukan oleh John Flenley. Ia menemukan bukti bahwa pada suatu masa, pulau itu dipenuhi oleh pohon palem. Namun penjelajah Belanda yang tiba di pulau itu pada tahun 1722 mengatakan bahwa pulau itu hanya sedikit sekali memiliki pohon. Sekali lagi, peristiwa lenyapnya pohon-pohon ini dipercaya mendahului perang saudara diantara penduduk. Keterbatasan pohon menyebabkan mereka tidak bisa membuat kapal untuk menangkap ikan. Karena itu kelaparan melanda. Erosi tanah menghantam pulau beberapa kali dan tidak ada kapal untuk melarikan diri. Flenley percaya bahwa pulau paskah adalah contoh kehancuran ekologis yang sistematis.
Pemulihan sumber daya
Apabila terjadi kelaparan dan kehancuran masyarakat, mengapa penjelajah Belanda yang mendarat tahun 1722 mengatakan bahwa mereka menemukan penduduk yang sehat dan ladang gandum yang subur ? Jawabannya terletak pada sebuah tempat di pulau itu yang bernama Orongo, sebuah tebing yang terletak diantara sebuah gunung berapi dan pulau kecil di laut. Disana ditemukan ukiran kayu kuno yang menunjukkan adanya "birdman" atau "manusia burung".
Catatan sejarah menunjukkan adanya sebuah kontes antar suku di pulau itu. Masing-masing suku mengutus satu orang untuk saling berlomba berenang sekitar 1 mil ke arah laut dan kemudian memanjat sebuah tebing disitu untuk mengambil sebuah sarang burung. Suku mana yang menang, maka kepala sukunya akan menjadi pemimpin pulau selama satu tahun dan ia punya hak untuk mengalokasikan sumber makanan yang terbatas. Di dalam masa yang penuh kekerasan dan keterbelakangan, demokrasi ditegakkan hingga kemakmuran kembali menghampiri pulau itu. Ya, mereka berhasil mengatasi tantangan alam dengan "birdman", Namun pulau itu tidak siap menghadapi bencana terbesar mereka yang akan segera datang.
Kisah akhir- Kelaparan bukanlah bencana terbesar bagi penduduk pulau.
Bencana terbesar bagi mereka adalah makhluk yang bernama manusia, yaitu para penjelajah Belanda yang tiba disitu pada tahun 1722. Adalah sebuah kebiasaan bagi para penjelajah beberapa abad yang lalu untuk mencari wilayah-wilayah baru di dunia. Dan bersama mereka, dibawa juga penyakit-penyakit baru yang segera menular ke para penduduk setempat. Dari sebuah tulang yang ditemukan terkubur di pulau itu, ditemukan sisa-sisa penyakit Sifilis.
Dan kehancuran populasi penduduk pulau tersebut difinalisasi oleh kedatangan para pedagang budak dari Peru pada tahun 1862. Mereka menahan dan membawa pergi 1.500 penduduk, sepertiga dari populasi pulau itu saat itu. Mereka dibawa ke Amerika Selatan, dan dalam tempo satu tahun, dari seluruh 1.500 orang, hanya tersisa 15 orang yang masih hidup. 15 orang itu kemudian dibawa kembali ke pulau paskah. Sial, dari antara 15 orang itu ada yang mengidap penyakit cacar sehingga penyakit itu mewabah ke penduduk pulau yang lain dan meninggalkan hanya 111 orang yang hidup di pulau itu pada tahun 1877.
Jadi, apa kesimpulan ketika kita melihat kehidupan kelam pulau paskah ?
Dan kehancuran populasi penduduk pulau tersebut difinalisasi oleh kedatangan para pedagang budak dari Peru pada tahun 1862. Mereka menahan dan membawa pergi 1.500 penduduk, sepertiga dari populasi pulau itu saat itu. Mereka dibawa ke Amerika Selatan, dan dalam tempo satu tahun, dari seluruh 1.500 orang, hanya tersisa 15 orang yang masih hidup. 15 orang itu kemudian dibawa kembali ke pulau paskah. Sial, dari antara 15 orang itu ada yang mengidap penyakit cacar sehingga penyakit itu mewabah ke penduduk pulau yang lain dan meninggalkan hanya 111 orang yang hidup di pulau itu pada tahun 1877.
Jadi, apa kesimpulan ketika kita melihat kehidupan kelam pulau paskah ?
Misteri pulau paskah telah banyak yang berhasil disingkapkan, namun ada sebuah pelajaran yang penting dari sejarah pulau ini. Dalam masa jatuh bangunnya kebudayaan yang diwarnai kekerasan, ada kemenangan yang didapatkan para penduduk. Mereka bertahan terhadap masa-masa sukar, dan hal itu tercermin dari filosofi "birdman', dan filosofi ini lebih berharga untuk dipelajari oleh umat manusia dibanding Moai dan pulau paskah itu sendiri.
Misteri Pulau Paskah dan Moai