Seorang terlihat jatuh dari langit dan menghilang!
Saya teringat dengan sebuah adegan film mengenai time travel. Dalam salah satu adegan, sang time travel jatuh dari gedung yang tinggi. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, ia mengaktifkan peralatannya yang canggih. Dengan segera sebuah portal ruang dan waktu terbuka. Time traveler tersebut masuk ke dalam portal tersebut, berpindah ruang dan waktu, dengan demikian selamat dari maut yang telah menantinya.
Nah, saya kembali teringat dengan adegan film ini ketika membaca sebuah berita mengenai peristiwa misterius yang terjadi di New Jersey. Walaupun kisah ini sederhana saja, namun cukup menimbulkan rasa ingin tahu. Jadi, saya ingin menceritakannya kepada kalian, para pembaca.
Pada tanggal 14 september 2010, pukul 15.20, telepon berdering di kantor polisi Egg Harbor, New jersey.
Di ujung telepon terdengar suara seorang wanita melaporkan apa yang baru saja disaksikannya, yang kemudian segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
Namun, apa yang terjadi sesungguhnya tetap menjadi teka-teki hingga hari ini.
Wanita yang menelepon tersebut adalah Kelly Hale yang bekerja di sebuah klinik hewan di Egg Harbor. Ketika petugas polisi mendatanginya, Kelly kembali menceritakan apa yang telah dilihatnya.
Saat itu, Kelly bersama beberapa rekannya sedang berada di klinik tempatnya bekerja. Tiba-tiba, dari jendela ruangannya (lantai dasar), Kelly bersama dua rekannya melihat seorang pria jatuh dari langit.
Ya, betul. Seorang pria jatuh dari langit.
"Saya melihat pria itu jatuh dengan sudut seperti ini." Kata Kelly sambil memperagakannya dengan tangan.
"Posisi jatuhnya lurus, tanpa parasut, tanpa paraglider. Kami bisa melihat kaki dan lengannya mengepak serta bajunya yang berwarna hitam, abu-abu dan biru, biru gelap seperti pakaian angkatan laut. Tidak ada keraguan bagi kami kalau yang jatuh itu adalah manusia. Kami yakin 100 persen. "
Kelly Hale
Mendengar laporan ini, polisi segera menyiapkan sebuah tim yang bekerjasama dengan petugas penjaga pantai. Tim ini segera melakukan pencarian besar-besaran.
Kelly dan rekan-rekannya menyaksikan pria itu jatuh di arah barat laut rute 322 dan Foster Avenue sehingga ia diperkirakan jatuh ke arah pepohonan yang ada di wilayah itu. Helikopter dan petugas darat pun dikerahkan untuk menyisir wilayah itu.
Tetapi, walaupun daerah itu telah diperiksa dengan teliti, tidak ditemukan mayat ataupun tanda-tanda adanya seseorang yang jatuh.
Seakan-akan pria misterius tersebut lenyap begitu saja.
Mendengar laporan ini, polisi segera menyiapkan sebuah tim yang bekerjasama dengan petugas penjaga pantai. Tim ini segera melakukan pencarian besar-besaran.
Kelly dan rekan-rekannya menyaksikan pria itu jatuh di arah barat laut rute 322 dan Foster Avenue sehingga ia diperkirakan jatuh ke arah pepohonan yang ada di wilayah itu. Helikopter dan petugas darat pun dikerahkan untuk menyisir wilayah itu.
Tetapi, walaupun daerah itu telah diperiksa dengan teliti, tidak ditemukan mayat ataupun tanda-tanda adanya seseorang yang jatuh.
Seakan-akan pria misterius tersebut lenyap begitu saja.
Lokasi jatuhnya pria misterius tersebut
Paul Whitmore, komandan penjaga pantai, yang ikut dalam usaha pencarian berkata:
"Kami tidak melihat ada tanda-tanda kerusakan akibat tertimpa benda jatuh, kami tidak menemukan dahan-dahan pohon yang patah atau sesuatu yang seperti itu. Kami tidak menemukan sesuatu yang tidak biasa.
Tetapi kami juga tidak bisa menyimpulkan kalau peristiwa itu tidak terjadi."
Pada saat kejadian, Kelly dan teman-temannya melihat sebuah pesawat kecil di kejauhan. Namun ia tidak bisa memastikan apakah pesawat itu punya keterkaitan dengan pria yang jatuh itu.
Pada pukul 23.00, petugas kepolisian menghentikan usaha pencarian, namun tetap menyebarkan berita tersebut dan meminta warga untuk memberikan laporan jika mengetahui sesuatu yang mungkin berkaitan dengan peristiwa ini.
Sampai hari ini, tidak ada informasi lebih lanjut yang masuk ke kepolisian. Tidak ada laporan penerjun payung yang hilang, tidak ada aktifitas terjun payung yang dilaporkan terjadi pada hari itu dan juga tidak ada laporan penemuan mayat.
Dengan kata lain, tidak ada tanda-tanda kalau seorang pria pernah jatuh dari langit.
Mungkinkah Kelly dan teman-temannya berbohong?
Ataukah seorang pria benar jatuh dari langit? Jika iya, bagaimana ia bisa menghilang?
Misterius kan?
Bisakah kalian memikirkan kemungkinan-kemungkinannya?
Di bawah ini adalah cuplikan berita dari stasiun televisi lokal mengenai peristiwa ini. Sebelum cuplikan berita itu tampil, akan ada iklan selama beberapa detik. (Video ini mungkin tidak bisa dilihat di beberapa browser - seperti Google Chrome. Sebaiknya gunakan Mozilla Firefox)
Source, Source2
Seorang terlihat jatuh dari langit dan menghilang!
Pada pukul 23.00, petugas kepolisian menghentikan usaha pencarian, namun tetap menyebarkan berita tersebut dan meminta warga untuk memberikan laporan jika mengetahui sesuatu yang mungkin berkaitan dengan peristiwa ini.
Sampai hari ini, tidak ada informasi lebih lanjut yang masuk ke kepolisian. Tidak ada laporan penerjun payung yang hilang, tidak ada aktifitas terjun payung yang dilaporkan terjadi pada hari itu dan juga tidak ada laporan penemuan mayat.
Dengan kata lain, tidak ada tanda-tanda kalau seorang pria pernah jatuh dari langit.
Mungkinkah Kelly dan teman-temannya berbohong?
Ataukah seorang pria benar jatuh dari langit? Jika iya, bagaimana ia bisa menghilang?
Misterius kan?
Bisakah kalian memikirkan kemungkinan-kemungkinannya?
Di bawah ini adalah cuplikan berita dari stasiun televisi lokal mengenai peristiwa ini. Sebelum cuplikan berita itu tampil, akan ada iklan selama beberapa detik. (Video ini mungkin tidak bisa dilihat di beberapa browser - seperti Google Chrome. Sebaiknya gunakan Mozilla Firefox)
Source, Source2
Seorang terlihat jatuh dari langit dan menghilang!
Pria Pemegang Kunci Ka’bah
Makkah - Boleh jadi posisi inilah yang diimpikan banyak umat Islam, yakni sebagai pemegang kunci Ka'bah. Maklum saja, jabatan itu diberikan langsung oleh Nabi Muhammad setelah menguasai Makkah ketika itu.
Setelah menghancurkan semua berhala dalam Ka'bah dan bangunan itu dimandikan, Nabi Muhammad lantas menyerahkan kunci-kunci pintu Ka'bah kepada Usman bin Taha dan Shaibah, sepupu Usman. "Kunci ini akan tetap Anda pegang hingga hari kiamat," kata Nabi.
Saat ini, kunci Ka;bah itu dipegang oleh keturunan Shaibah, yakni Syekh Abdul Qadir bin Taha al-Shaibi. Ia bertanggung jawab untuk membuka dan menutup pintu Ka;bah serta mencuci bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim itu. "Kunci-kunci ini harus dipegang oleh anggota tertua keluarga, jadi bisa saja ke sepupu saya," kata Syekh Abdul Qadir.
Ia mengatakan Ka'bah dimandikan dua kali saban tahun, yakni pada 15 Muharam dan permulaan bulan Sya'abn. Acara ini biasanya dihadiri oleh raja Arab Saudi atau Emir Makkah Pangeran Khalid al-Faisal, dan para pejabat senior.
Syekah Abdul Qadir mengatakan lantai Ka'bah dari granit berwarna putih dan sebagian dindingnya juga dilapisi granit. Di dalamnya terdapat sebuah hijab berwarna hijau, emas, perhiasan, dan pintu Tobat. Pintu ini terbuat dari emas dan menuju kea tap Ka'bah.
Ia mengungkapkan di dalam Ka'bah terdapat sebuah ubin berwarna gelap yang meruipakan tempat Nabi Muhammad meletakkan kepalanya ketika letih. Terdapat pula sejumlah lampu dari zaman Kekaisaran Ottoman terbuat dari tembaga, perak, dan gelas berhiaskan ayat-ayat Al-Quran.
Syekh Abdul Qadir menjelaskan kain penutup Ka'bah (Kiswah) awalnya dibuat di Mesir. Namun setelah kerajaan Arab Saudi berdiri, raja pertama Abdul Aziz membuat pabrik yang memproduksi Kiswah.
Ia menyebutkan tempat tinggal pemegang kunci Ka'bah tadinya di Gunung Safa, dekat Masjid al-Haram. Namun setelah dibongkar akibat proyek perluasan masjid, kediaman Syekh Abdul Qadir dipindah ke kawasan Aziziyah, letaknya lebih jauh dari Ka'bah.
Ia berharao pemerintah memberikan rumah yang jaraknya dekat dengan Ka'bah. "Tahun ini saya menyewa sebuah kamar hotel agar bisa dekat ke Ka'bah. Kami biasa tinggal dekat Ka'bah dan tidak ingin jauh," ujarnya.
Source
Ia mengatakan Ka'bah dimandikan dua kali saban tahun, yakni pada 15 Muharam dan permulaan bulan Sya'abn. Acara ini biasanya dihadiri oleh raja Arab Saudi atau Emir Makkah Pangeran Khalid al-Faisal, dan para pejabat senior.
Syekah Abdul Qadir mengatakan lantai Ka'bah dari granit berwarna putih dan sebagian dindingnya juga dilapisi granit. Di dalamnya terdapat sebuah hijab berwarna hijau, emas, perhiasan, dan pintu Tobat. Pintu ini terbuat dari emas dan menuju kea tap Ka'bah.
Ia mengungkapkan di dalam Ka'bah terdapat sebuah ubin berwarna gelap yang meruipakan tempat Nabi Muhammad meletakkan kepalanya ketika letih. Terdapat pula sejumlah lampu dari zaman Kekaisaran Ottoman terbuat dari tembaga, perak, dan gelas berhiaskan ayat-ayat Al-Quran.
Syekh Abdul Qadir menjelaskan kain penutup Ka'bah (Kiswah) awalnya dibuat di Mesir. Namun setelah kerajaan Arab Saudi berdiri, raja pertama Abdul Aziz membuat pabrik yang memproduksi Kiswah.
Ia menyebutkan tempat tinggal pemegang kunci Ka'bah tadinya di Gunung Safa, dekat Masjid al-Haram. Namun setelah dibongkar akibat proyek perluasan masjid, kediaman Syekh Abdul Qadir dipindah ke kawasan Aziziyah, letaknya lebih jauh dari Ka'bah.
Ia berharao pemerintah memberikan rumah yang jaraknya dekat dengan Ka'bah. "Tahun ini saya menyewa sebuah kamar hotel agar bisa dekat ke Ka'bah. Kami biasa tinggal dekat Ka'bah dan tidak ingin jauh," ujarnya.
Source
Pria Pemegang Kunci Ka’bah
9 Penyebab Kelamaan Jomblo
Merasa ada semacam "pola" dari para pria yang mencoba mendekati Anda?? Pola yang dimaksud adalah pola ketika para pria yang mengajak Anda kencan hanya bertahan 1-2 kali, lalu ia menghilang begitu saja? Padahal masih tahap awal dan Anda merasa semua baik-baik saja. Kenapa, ya? Coba cek hal-hal berikut yang bikin pria batal pedekate:
1. Keluh Berlebihan
Tentu, adalah hal yang wajar untuk membicarakan hal dialami hari ini saat Anda dan si dia sedang menjalani kencan. Tetapi perlu diwaspadai mengenai apa yang akan diceritakan. Mungkin akan terasa baik-baik untuk menceritakan mengenai hectic-nya hari kerja Anda, atau argumen yang Anda hadapi dengan rekan kerja pagi tadi, atau marah-marah karena tak bisa menemukan lahan parkir. James Wadley, Ph.D., pengarang Would You Marry You? mengatakan, "Sebaiknya tanggalkan sikap menyebalkan dan sukar dipuaskan itu di rumah saat Anda akan pergi kencan. Khususnya kencan-kencan pertama. Penting untuk memperlihatkan sikap yang mudah beradaptasi (supel), tenang, dan seksi."
Tentu, adalah hal yang wajar untuk membicarakan hal dialami hari ini saat Anda dan si dia sedang menjalani kencan. Tetapi perlu diwaspadai mengenai apa yang akan diceritakan. Mungkin akan terasa baik-baik untuk menceritakan mengenai hectic-nya hari kerja Anda, atau argumen yang Anda hadapi dengan rekan kerja pagi tadi, atau marah-marah karena tak bisa menemukan lahan parkir. James Wadley, Ph.D., pengarang Would You Marry You? mengatakan, "Sebaiknya tanggalkan sikap menyebalkan dan sukar dipuaskan itu di rumah saat Anda akan pergi kencan. Khususnya kencan-kencan pertama. Penting untuk memperlihatkan sikap yang mudah beradaptasi (supel), tenang, dan seksi."
2. Apa Rencanamu 5 Tahun ke Depan?
Pikir-pikir lagi, deh untuk mengajukan pertanyaan semacam ini kepada teman kencan Anda. Pasalnya, pertanyaan semacam ini membuatnya merasa seperti sedang menjalani wawancara kerja. Inti untuk berkencan memang untuk mengenal si teman kencan, tetapi bukan untuk membicarakan rencana 5 tahun ke depannya.
3. Melihat Kelajangan Sebagai Masalah
Inilah alasan mengapa wanita merasa dirinya terlalu "picky" atau "needy", ujar Karin Anderson, penulis It Just Hasn't Happened Yet. Tak jarang, wanita memalsukan kepribadiannya karena hal ini. "Ketika para wanita berlaku seperti orang lain dengan upaya disukai oleh pria, secara alami mereka akan menarik pria-pria yang salah, sehingga akan menarik pria-pria dengan kepribadian yang salah," jelasnya.
4. Tidak Berteman dengan Wanita Single Lain
Bertemu dan berteman dengan wanita-wanita lajang lain adalah hal yang cukup penting. Bahkan hampir sama penting dengan berkencan. Ketika Anda bertemu dan berteman dengan wanita-wanita lain yang juga melajang, Anda tak memiliki teman yang menendang Anda untuk mencoba pergi dan bertemu orang-orang lain. Akan lebih mudah dan nyaman untuk berkumpul dengan teman-teman yang sudah menikah/sudah punya pasangan ketimbang memotivasi diri supaya bisa bertemu pria lain.
5. Terlalu Banyak Nonton Film Chick Flicks
Film-film yang "cewek" banget, semacam drama romantis atau situasi komedi percintaan seringkali memberikan bayangan yang salah mengenai romantisme. Ketika Anda terlalu banyak menyaksikan drama semacam ini, Anda pun akan membuat semacam ekspektasi drama atau bayangan mengenai tipe pria idaman dalam benak Anda. Padahal, ketidaksempurnaan seseorang adalah hal yang membuatnya menarik, dan ini tidak berarti ia bukan orang yang tepat untuk Anda.
6. Pergi Ramai-ramai
Penulis Last One Down the Aisle Wins, Shannon Fox, mengatakan, bahwa banyaknya teman untuk pergi hang out bersama adalah dalam jumlah 3 orang. Jika Anda pergi sendirian, Anda akan terlihat terlalu rentan dan putus asa. Pergi berdua akan terlalu mudah tak imbang, mana ada pria yang mau mengajak Anda berbincang jika ia tahu bahwa teman Anda akan diam dan bengong saat ia sedang sibuk berkomunikasi dengan Anda? Pergi berempat akan terasa mengintimidasi, pria pun akan takut merisikokan dirinya berada dalam pantauan wanita-wanita yang kemungkinan akan mengkritisi dirinya.
7. Terlalu Banyak Berandai-andai
Oke, berandai-andai dan mengangankan sosok pasangan yang tepat untuk Anda memang menyenangkan dan perlu. Tetapi, tak berarti Anda bisa langsung menolak setiap pria yang mendekati Anda tetapi jauh dari bayangan Anda, kan? Siapa tahu justru pria yang datang itu dan jauh dari angan Anda itulah yang sebenarnya tetap untuk Anda.
8. Hanya Berbicara Seperti yang Ia Ingin Dengar
Kadang, saking butuh seseorang untuk ada di sisi, wanita bisa mengusahakan segala cara untuk membuat si dia merasa nyaman. Bahkan hanya mengucapkan kata-kata yang sekiranya ingin ia dengar dan berusaha keras untuk membuatnya terkesan. Padahal, akan lebih mudah untuk Anda berdua jika sama-sama tulus dan terbuka menjadi diri sendiri.
9. Terlalu Banyak Minta Saran Tentang Cinta
Anda mungkin saja punya banyak teman dekat dan bercerita tentang segalanya kepada mereka. Mereka pun selalu update dengan langkah-langkah yang dilancarkan oleh si dia. Tetapi bukan berarti mereka harus mendengarkan keseluruhan nasihat cinta dari mereka. Cukup dengarkan 1-2 teman terdekat Anda untuk bantuan saran tentang cinta. Atau, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda benar-benar butuh saran tentang cinta, acapkali, Anda sebenarnya sudah tahu harus melakukan apa. Cobalah untuk memercayakan intuisi Anda dan be yourself!!
Pikir-pikir lagi, deh untuk mengajukan pertanyaan semacam ini kepada teman kencan Anda. Pasalnya, pertanyaan semacam ini membuatnya merasa seperti sedang menjalani wawancara kerja. Inti untuk berkencan memang untuk mengenal si teman kencan, tetapi bukan untuk membicarakan rencana 5 tahun ke depannya.
3. Melihat Kelajangan Sebagai Masalah
Inilah alasan mengapa wanita merasa dirinya terlalu "picky" atau "needy", ujar Karin Anderson, penulis It Just Hasn't Happened Yet. Tak jarang, wanita memalsukan kepribadiannya karena hal ini. "Ketika para wanita berlaku seperti orang lain dengan upaya disukai oleh pria, secara alami mereka akan menarik pria-pria yang salah, sehingga akan menarik pria-pria dengan kepribadian yang salah," jelasnya.
4. Tidak Berteman dengan Wanita Single Lain
Bertemu dan berteman dengan wanita-wanita lajang lain adalah hal yang cukup penting. Bahkan hampir sama penting dengan berkencan. Ketika Anda bertemu dan berteman dengan wanita-wanita lain yang juga melajang, Anda tak memiliki teman yang menendang Anda untuk mencoba pergi dan bertemu orang-orang lain. Akan lebih mudah dan nyaman untuk berkumpul dengan teman-teman yang sudah menikah/sudah punya pasangan ketimbang memotivasi diri supaya bisa bertemu pria lain.
5. Terlalu Banyak Nonton Film Chick Flicks
Film-film yang "cewek" banget, semacam drama romantis atau situasi komedi percintaan seringkali memberikan bayangan yang salah mengenai romantisme. Ketika Anda terlalu banyak menyaksikan drama semacam ini, Anda pun akan membuat semacam ekspektasi drama atau bayangan mengenai tipe pria idaman dalam benak Anda. Padahal, ketidaksempurnaan seseorang adalah hal yang membuatnya menarik, dan ini tidak berarti ia bukan orang yang tepat untuk Anda.
6. Pergi Ramai-ramai
Penulis Last One Down the Aisle Wins, Shannon Fox, mengatakan, bahwa banyaknya teman untuk pergi hang out bersama adalah dalam jumlah 3 orang. Jika Anda pergi sendirian, Anda akan terlihat terlalu rentan dan putus asa. Pergi berdua akan terlalu mudah tak imbang, mana ada pria yang mau mengajak Anda berbincang jika ia tahu bahwa teman Anda akan diam dan bengong saat ia sedang sibuk berkomunikasi dengan Anda? Pergi berempat akan terasa mengintimidasi, pria pun akan takut merisikokan dirinya berada dalam pantauan wanita-wanita yang kemungkinan akan mengkritisi dirinya.
7. Terlalu Banyak Berandai-andai
Oke, berandai-andai dan mengangankan sosok pasangan yang tepat untuk Anda memang menyenangkan dan perlu. Tetapi, tak berarti Anda bisa langsung menolak setiap pria yang mendekati Anda tetapi jauh dari bayangan Anda, kan? Siapa tahu justru pria yang datang itu dan jauh dari angan Anda itulah yang sebenarnya tetap untuk Anda.
8. Hanya Berbicara Seperti yang Ia Ingin Dengar
Kadang, saking butuh seseorang untuk ada di sisi, wanita bisa mengusahakan segala cara untuk membuat si dia merasa nyaman. Bahkan hanya mengucapkan kata-kata yang sekiranya ingin ia dengar dan berusaha keras untuk membuatnya terkesan. Padahal, akan lebih mudah untuk Anda berdua jika sama-sama tulus dan terbuka menjadi diri sendiri.
9. Terlalu Banyak Minta Saran Tentang Cinta
Anda mungkin saja punya banyak teman dekat dan bercerita tentang segalanya kepada mereka. Mereka pun selalu update dengan langkah-langkah yang dilancarkan oleh si dia. Tetapi bukan berarti mereka harus mendengarkan keseluruhan nasihat cinta dari mereka. Cukup dengarkan 1-2 teman terdekat Anda untuk bantuan saran tentang cinta. Atau, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda benar-benar butuh saran tentang cinta, acapkali, Anda sebenarnya sudah tahu harus melakukan apa. Cobalah untuk memercayakan intuisi Anda dan be yourself!!
Misteri Pilar Besi Delhi
Berdiri di halaman kompleks mesjid Quwwatul, India, pilar besi Delhi yang dibuat pada abad ke-4 adalah salah satu monumen paling misterius yang ada di India. Lebih dari 1.600 tahun setelah berdirinya, pilar besi ini tidak rusak dimakan waktu.
Pilar ini sering dianggap sebagai bukti majunya teknologi pada masa India purba. Pada masa kini, dengan segala teknologi yang kita miliki, konon hanya ada empat perusahaan pengelasan besi yang mampu membuat pilar besi dengan karakter seperti pilar Delhi.
Pilar ini memiliki tinggi 7,21 meter. Dari 7,21 meter itu, 93 cm tertanam di dalam tanah. Diameternya 41 cm di kaki dan 29 cm di puncak. Beratnya diperkirakan sekitar 6,5 ton. Pengerjaan pilar ini begitu sempurnanya sehingga bagian atas pilar sering dikira sebagai perunggu.
98 persen dari Pilar ini terbuat dari besi mentah dengan kualitas unggulan. Berbeda dengan artefak besi lainnya yang biasa dibuat menggunakan cetakan, pilar ini dibuat dengan ditempa menggunakan palu. Ini terlihat dari tanda-tanda bekas tempaan pada permukaannya.
Menurut bukti-bukti yang ditemukan, pilar itu pada awalnya bukan terletak di lokasinya yang sekarang, melainkan telah dipindahkan dari tempat lain. Ini juga didukung bukti tidak adanya relik lain dari abad ke-4 yang bisa ditemukan di sekitar situ. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pilar itu dibawa ke Delhi oleh Anangpal, Raja Tomar yang berjasa dalam membangun kota Delhi tahun 1020 M.
Di permukaan pilar, kita bisa menemukan adanya inskripsi yang menyebutkan bahwa pilar itu pada awalnya terletak di daerah yang bernama Vishnupadagiri, yang berarti "Bukit dengan jejak kaki dewa Wisnu".
Pilar ini memiliki tinggi 7,21 meter. Dari 7,21 meter itu, 93 cm tertanam di dalam tanah. Diameternya 41 cm di kaki dan 29 cm di puncak. Beratnya diperkirakan sekitar 6,5 ton. Pengerjaan pilar ini begitu sempurnanya sehingga bagian atas pilar sering dikira sebagai perunggu.
98 persen dari Pilar ini terbuat dari besi mentah dengan kualitas unggulan. Berbeda dengan artefak besi lainnya yang biasa dibuat menggunakan cetakan, pilar ini dibuat dengan ditempa menggunakan palu. Ini terlihat dari tanda-tanda bekas tempaan pada permukaannya.
Menurut bukti-bukti yang ditemukan, pilar itu pada awalnya bukan terletak di lokasinya yang sekarang, melainkan telah dipindahkan dari tempat lain. Ini juga didukung bukti tidak adanya relik lain dari abad ke-4 yang bisa ditemukan di sekitar situ. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pilar itu dibawa ke Delhi oleh Anangpal, Raja Tomar yang berjasa dalam membangun kota Delhi tahun 1020 M.
Di permukaan pilar, kita bisa menemukan adanya inskripsi yang menyebutkan bahwa pilar itu pada awalnya terletak di daerah yang bernama Vishnupadagiri, yang berarti "Bukit dengan jejak kaki dewa Wisnu".
Wilayah ini kemudian diidentifikasi sebagai wilayah Udayagiri, sebuah kota yang berjarak 50 km dari timur Bhopal di India tengah.
Pilar ini tidak terlalu menarik perhatian para ilmuwan hingga pertengahan abad ke-19 ketika dunia barat mendengarnya. Laporan pertama mengenai adanya pilar ini datang dari seorang prajurit Inggris bernama Kapten Archer. Ia menceritakan adanya sebuah pilar dengan inskripsi aneh di permukaannya yang tidak dapat diartikan oleh siapapun.
Lalu, inskripsi ini menarik perhatian James Prinsep, seorang arkeolog Inggris yang kemudian berhasil memecahkan artinya pada tahun 1838 dan mempublikasikan terjemahannya pada Journal of Asiatic Society of Bengal.
Dalam Inskripsi itu disebut bahwa pilar ini dibuat sebagai penghormatan kepada dewa Wisnu. Selain itu, inskripsi ini juga menulis penghormatan kepada seorang penguasa bernama Chandra yang berhasil menaklukkan Vangas dan Vahlika. Para sejarawan percaya bahwa Chandra yang disinggung disini adalah Chandragupta II Vikramaditya (375-414 M) yang berasal dari dinasti Gupta.
Jadi, bisa diketahui bahwa pilar ini sesungguhnya adalah sebuah monumen untuk memperingati kebesaran dewa Wisnu dan raja Chandragupta. Namun selain sebagai monumen penghormatan, sebagian peneliti percaya bahwa pilar ini juga berfungsi sebagai alat astronomi masa purba.
Vishnupadagiri, lokasi awal pilar ini, terletak di rasi bintang cancer dan juga merupakan pusat penelitian astronomi pada masa Gupta. Pilar besi ini mungkin telah berfungsi sebagai jam matahari ketika ia masih berada disana.
Lalu, bagaimana pilar ini bisa bertahan terhadap hantaman cuaca, bahkan setelah 1.600 tahun berlalu ?
Beberapa sumber mengenai pilar besi ini mengatakan kalau pilar ini tidak berkarat, namun, sebenarnya pilar ini tetap berkarat, hanya karat tersebut tidak sampai merusaknya. Ini cukup luar biasa untuk sebuah besi yang berusia lebih dari 1.600 tahun.
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teori lingkungan dan teori materi.
Teori lingkungan mendasarkan argumennya pada lokasi keberadaan pilar, yaitu Delhi.
Iklim di Delhi sangat kering. Besi hanya akan mengalami karat yang parah jika nilai kritis kelembaban melebihi 80%.
Di Delhi, kelembaban yang melebihi nilai kritis 80% hanya terjadi sekitar 20 hari dalam setahun. Jadi walaupun curah hujannya berkisar pada 15-30 inci, atmosfer di delhi tidak mendukung terjadinya karat pada besi.
Tetapi, jika teori ini benar, mengapa besi-besi lain yang berada di Delhi mengalami kerusakan karena karat ?
Karena itu, teori kedua, yaitu teori materi, berusaha memberikan penjelasan. Menurut penganut teori ini, karakteristik unik besi ini muncul dari bahan dasar pilar itu sendiri.
Selain kadar besi yang cukup murni, para peneliti menemukan bahwa pilar ini memiliki kadar fosfor yang tinggi dan sulfur yang rendah. Kombinasi yang luar biasa ini mengakibatkan besi menjadi relatif tahan karat.
Lalu, sebagian peneliti lain mengajukan teori bahwa massa besi yang besar mungkin telah berfungsi sebagai penyeimbang temperatur yang mengurangi kondensasi kelembaban. Jadi, ketika cuaca Delhi menjadi lebih dingin di malam hari, pilar itu tetap hangat.
Lalu, sebuah penemuan mengejutkan dilaporkan dari ahli metalurgi India.
Pada tahun 2002, tim ahli metalurgi dari Kanpur yang dikepalai oleh Dr.R Balasubramaniam menemukan adanya lapisan tipis yang terdiri dari campuran besi, oksigen dan hidrogen pada pilar tersebut.
Lapisan tipis ini membutuhkan waktu tiga tahun setelah pembuatan pilar untuk benar-benar terbentuk. Setelah 1.600 tahun, lapisan ini hanya bertambah tebal 1/20 milimeter. Dengan suatu cara yang unik, lapisan ini telah membantu pilar ini lebih bebas dari kerusakan akibat karat.
Jika kita beranggapan bahwa seluruh teori di atas benar adanya, maka kita dapat mengambil kesimpulan dengan mengatakan bahwa, selain karena temperatur Delhi yang kering, pilar ini menjadi lebih tahan karat karena :
Bagaimana mereka dapat membuat lapisan tipis campuran besi, oksigen dan hidrogen yang terbentuk setelah tiga tahun pembuatan besi ?
Apakah mereka memiliki teknologi yang tidak diketahui oleh manusia modern ?
Pertanyaan ini belum dapat dijawab oleh para peneliti.
Namun, bagi para skeptis, pertanyaan ini sangat gampang dijawab. Menurut mereka, kemampuan pilar besi Delhi hanyalah sebuah kebetulan. Dengan kata lain, mereka berkata bahwa dengan suatu cara, 5 syarat di atas telah bertemu dan membuat pilar itu tidak berkarat.
Mereka berargumen, jika benar teknologi para tukang besi India kuno begitu maju, mengapa hanya pilar besi Delhi yang tidak rusak dimakan karat ?
Mengapa tidak ditemukan lebih banyak lagi pilar-pilar atau artefak besi yang tidak rusak dimakan karat lainnya ?
Misteri atau bukan, Pilar besi Delhi telah menarik hati para ahli metalurgi dari seluruh dunia. Artefak ini dianggap sebagai pencapaian terbesar dalam seni menempa besi.
Pilar ini tidak terlalu menarik perhatian para ilmuwan hingga pertengahan abad ke-19 ketika dunia barat mendengarnya. Laporan pertama mengenai adanya pilar ini datang dari seorang prajurit Inggris bernama Kapten Archer. Ia menceritakan adanya sebuah pilar dengan inskripsi aneh di permukaannya yang tidak dapat diartikan oleh siapapun.
Lalu, inskripsi ini menarik perhatian James Prinsep, seorang arkeolog Inggris yang kemudian berhasil memecahkan artinya pada tahun 1838 dan mempublikasikan terjemahannya pada Journal of Asiatic Society of Bengal.
Dalam Inskripsi itu disebut bahwa pilar ini dibuat sebagai penghormatan kepada dewa Wisnu. Selain itu, inskripsi ini juga menulis penghormatan kepada seorang penguasa bernama Chandra yang berhasil menaklukkan Vangas dan Vahlika. Para sejarawan percaya bahwa Chandra yang disinggung disini adalah Chandragupta II Vikramaditya (375-414 M) yang berasal dari dinasti Gupta.
Jadi, bisa diketahui bahwa pilar ini sesungguhnya adalah sebuah monumen untuk memperingati kebesaran dewa Wisnu dan raja Chandragupta. Namun selain sebagai monumen penghormatan, sebagian peneliti percaya bahwa pilar ini juga berfungsi sebagai alat astronomi masa purba.
Vishnupadagiri, lokasi awal pilar ini, terletak di rasi bintang cancer dan juga merupakan pusat penelitian astronomi pada masa Gupta. Pilar besi ini mungkin telah berfungsi sebagai jam matahari ketika ia masih berada disana.
Lalu, bagaimana pilar ini bisa bertahan terhadap hantaman cuaca, bahkan setelah 1.600 tahun berlalu ?
Beberapa sumber mengenai pilar besi ini mengatakan kalau pilar ini tidak berkarat, namun, sebenarnya pilar ini tetap berkarat, hanya karat tersebut tidak sampai merusaknya. Ini cukup luar biasa untuk sebuah besi yang berusia lebih dari 1.600 tahun.
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teori lingkungan dan teori materi.
Teori lingkungan mendasarkan argumennya pada lokasi keberadaan pilar, yaitu Delhi.
Iklim di Delhi sangat kering. Besi hanya akan mengalami karat yang parah jika nilai kritis kelembaban melebihi 80%.
Di Delhi, kelembaban yang melebihi nilai kritis 80% hanya terjadi sekitar 20 hari dalam setahun. Jadi walaupun curah hujannya berkisar pada 15-30 inci, atmosfer di delhi tidak mendukung terjadinya karat pada besi.
Tetapi, jika teori ini benar, mengapa besi-besi lain yang berada di Delhi mengalami kerusakan karena karat ?
Karena itu, teori kedua, yaitu teori materi, berusaha memberikan penjelasan. Menurut penganut teori ini, karakteristik unik besi ini muncul dari bahan dasar pilar itu sendiri.
Selain kadar besi yang cukup murni, para peneliti menemukan bahwa pilar ini memiliki kadar fosfor yang tinggi dan sulfur yang rendah. Kombinasi yang luar biasa ini mengakibatkan besi menjadi relatif tahan karat.
Lalu, sebagian peneliti lain mengajukan teori bahwa massa besi yang besar mungkin telah berfungsi sebagai penyeimbang temperatur yang mengurangi kondensasi kelembaban. Jadi, ketika cuaca Delhi menjadi lebih dingin di malam hari, pilar itu tetap hangat.
Lalu, sebuah penemuan mengejutkan dilaporkan dari ahli metalurgi India.
Pada tahun 2002, tim ahli metalurgi dari Kanpur yang dikepalai oleh Dr.R Balasubramaniam menemukan adanya lapisan tipis yang terdiri dari campuran besi, oksigen dan hidrogen pada pilar tersebut.
Lapisan tipis ini membutuhkan waktu tiga tahun setelah pembuatan pilar untuk benar-benar terbentuk. Setelah 1.600 tahun, lapisan ini hanya bertambah tebal 1/20 milimeter. Dengan suatu cara yang unik, lapisan ini telah membantu pilar ini lebih bebas dari kerusakan akibat karat.
Jika kita beranggapan bahwa seluruh teori di atas benar adanya, maka kita dapat mengambil kesimpulan dengan mengatakan bahwa, selain karena temperatur Delhi yang kering, pilar ini menjadi lebih tahan karat karena :
- Kemurnian besinya
- Kadar Fosfor yang tinggi
- Kadar Sulfur yang rendah
- Massa besi pilar yang besar
- Lapisan tipis yang menyelubungi besi
Bagaimana mereka dapat membuat lapisan tipis campuran besi, oksigen dan hidrogen yang terbentuk setelah tiga tahun pembuatan besi ?
Apakah mereka memiliki teknologi yang tidak diketahui oleh manusia modern ?
Pertanyaan ini belum dapat dijawab oleh para peneliti.
Namun, bagi para skeptis, pertanyaan ini sangat gampang dijawab. Menurut mereka, kemampuan pilar besi Delhi hanyalah sebuah kebetulan. Dengan kata lain, mereka berkata bahwa dengan suatu cara, 5 syarat di atas telah bertemu dan membuat pilar itu tidak berkarat.
Mereka berargumen, jika benar teknologi para tukang besi India kuno begitu maju, mengapa hanya pilar besi Delhi yang tidak rusak dimakan karat ?
Mengapa tidak ditemukan lebih banyak lagi pilar-pilar atau artefak besi yang tidak rusak dimakan karat lainnya ?
Misteri atau bukan, Pilar besi Delhi telah menarik hati para ahli metalurgi dari seluruh dunia. Artefak ini dianggap sebagai pencapaian terbesar dalam seni menempa besi.
Pada tahun 1997, sebuah pagar dipasang di sekeliling pilar karena para pengunjung sering melakukan perusakan pada artefak tersebut. Ini juga karena adanya tradisi bahwa siapa saja yang dapat berdiri membelakangi pilar sambil melingkarkan tangan ke belakang hingga bertemu akan mendapatkan keberuntungan.
Sekarang, pilar ini masih berdiri di kompleks halaman masjid Quwwatul dan dianggap sebagai salah satu artefak yang paling membingungkan di India.
Source, Source2, Source3, Source4
Misteri Pilar Besi Delhi
Sekarang, pilar ini masih berdiri di kompleks halaman masjid Quwwatul dan dianggap sebagai salah satu artefak yang paling membingungkan di India.
Source, Source2, Source3, Source4
Misteri Pilar Besi Delhi
Misteri Bentuk Kepala di Peru
Para arkeolog menemukan tengkorak-tengkorak aneh berbentuk memanjang di beberapa bagian dunia, segera muncul teori kalau tengkorak-tengkorak tersebut sebenarnya adalah milik para alien yang pada masa lampau mendatangi bumi. Benarkah begitu?
Saya sering mendapatkan pertanyaan mengenai tengkorak ini. Tetapi baru kali ini saya memutuskan untuk mempostingnya. Tengkorak ini telah banyak menimbulkan banyak kesalahpahaman karena bentuknya yang aneh dan tidak biasa. Namun, sebenarnya, ada penjelasan yang masuk akal mengenai keberadaannya.
Elongated Skull
Tengkorak-tengkorak misterius tersebut dinamakan elongated skull atau tengkorak memanjang yang mulai dikenal luas ketika Robert Connolly mempublikasikan foto-foto yang diambilnya dari seluruh dunia.
Elongated Skull
Tengkorak-tengkorak misterius tersebut dinamakan elongated skull atau tengkorak memanjang yang mulai dikenal luas ketika Robert Connolly mempublikasikan foto-foto yang diambilnya dari seluruh dunia.
Kebanyakan tengkorak seperti ini ditemukan di Peru di antara tengkorak-tengkorak suku Inca lainnya. Karena itu, tengkorak memanjang ini juga dikenal dengan sebutan Peruvian Skull atau Inca Skull.
Tengkorak serupa kemudian juga ditemukan di banyak negara lain di dunia, mulai dari Jerman, Perancis, Mesir, Afrika dan yang terbaru adalah di Siberia. Menariknya, di Mesir kita bisa menemukan relief pada bangunan-bangunan mereka yang menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang seperti ini.
Salah satu contohnya adalah ratu Nefertiti yang termashyur. Lalu, konstruksi ulang yang dilakukan terhadap kepala raja Tutankhamon juga menemukan kalau raja ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti Nefertiti.
Dari dulu, memang banyak yang percaya kalau bangsa Mesir telah membangun piramida dengan bantuan alien. Adanya relief ini semakin membuat banyak orang yang percaya kalau beberapa tokoh Mesir yang ternama adalah keturunan alien.
Tengkorak serupa kemudian juga ditemukan di banyak negara lain di dunia, mulai dari Jerman, Perancis, Mesir, Afrika dan yang terbaru adalah di Siberia. Menariknya, di Mesir kita bisa menemukan relief pada bangunan-bangunan mereka yang menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang seperti ini.
Salah satu contohnya adalah ratu Nefertiti yang termashyur. Lalu, konstruksi ulang yang dilakukan terhadap kepala raja Tutankhamon juga menemukan kalau raja ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti Nefertiti.
Dari dulu, memang banyak yang percaya kalau bangsa Mesir telah membangun piramida dengan bantuan alien. Adanya relief ini semakin membuat banyak orang yang percaya kalau beberapa tokoh Mesir yang ternama adalah keturunan alien.
Relief yang menunjukkan ratu Nefertiti dengan topi besar
Raja Tutankhamon dengan kepala memanjang
Walaupun koleksi Peru adalah yang paling terkenal di dunia, namun tengkorak Peru yang diperkirakan berusia sekitar 1.000 tahun itu bukanlah tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.
Pada tahun 1982, para peneliti menemukan tengkorak yang diklaim sebagai milik manusia Neanderthal yang berasal dari tahun 45.000 SM di gua Shanidar di Irak. Ini membuat tengkorak gua Shanidar menjadi tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.
Karena karakteristiknya yang aneh, maka spekulasi pun berkembang mengenai asal-usulnya.
Lalu, benarkah tengkorak ini milik dari alien atau makhluk misterius lainnya?
Darimana asal Tengkorak ini?
Sebagian peneliti UFO percaya kalau tengkorak ini adalah milik alien atau manusia keturunan alien (alien hybrid). Tetapi, tentu saja teori ini tidak bisa dibuktikan karena argumen ini juga didasarkan pada teori lain (teori ancient astronout) yang juga belum terbukti.
Lalu, peneliti lain menyatakan kemungkinan kalau tengkorak itu adalah milik ras manusia tertentu yang memang memiliki karakteristik kepala seperti itu. Namun, masalahnya adalah tengkorak memanjang ternyata ditemukan tersebar luas di banyak tempat di dunia. Ini membuat teori ini menjadi semakin tidak mungkin karena penyebaran ras di masa lampau sangat terbatas. Lagipula, hingga hari ini, para peneliti belum bisa mengidentifikasi ras yang dimaksud.
Teori yang lain lagi menyatakan kalau tengkorak memanjang tersebut mungkin adalah hasil dari sebuah penyakit yang mengubah ukuran kepala. Ini cukup bisa diterima karena pada masa modern ini, penyakit seperti itu memang ada. Namanya Craniosynostosis.
Pada tahun 1982, para peneliti menemukan tengkorak yang diklaim sebagai milik manusia Neanderthal yang berasal dari tahun 45.000 SM di gua Shanidar di Irak. Ini membuat tengkorak gua Shanidar menjadi tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.
Karena karakteristiknya yang aneh, maka spekulasi pun berkembang mengenai asal-usulnya.
Lalu, benarkah tengkorak ini milik dari alien atau makhluk misterius lainnya?
Darimana asal Tengkorak ini?
Sebagian peneliti UFO percaya kalau tengkorak ini adalah milik alien atau manusia keturunan alien (alien hybrid). Tetapi, tentu saja teori ini tidak bisa dibuktikan karena argumen ini juga didasarkan pada teori lain (teori ancient astronout) yang juga belum terbukti.
Lalu, peneliti lain menyatakan kemungkinan kalau tengkorak itu adalah milik ras manusia tertentu yang memang memiliki karakteristik kepala seperti itu. Namun, masalahnya adalah tengkorak memanjang ternyata ditemukan tersebar luas di banyak tempat di dunia. Ini membuat teori ini menjadi semakin tidak mungkin karena penyebaran ras di masa lampau sangat terbatas. Lagipula, hingga hari ini, para peneliti belum bisa mengidentifikasi ras yang dimaksud.
Teori yang lain lagi menyatakan kalau tengkorak memanjang tersebut mungkin adalah hasil dari sebuah penyakit yang mengubah ukuran kepala. Ini cukup bisa diterima karena pada masa modern ini, penyakit seperti itu memang ada. Namanya Craniosynostosis.
Tulang tengkorak bayi tersusun atas beberapa lempeng tulang. Celah di antara lempeng ini disebut sutura. Pada bayi yang baru lahir, sutura ini masih lebar dan belum tertutup rapat.
Jika Sutura tersebut menutup secara prematur, otak bayi akan bertumbuh ke arah sutura yang masih terbuka. Dengan demikian, kepala anak akan mulai memanjang. Inilah yang disebut Craniosynostosis.
Namun teori ini juga dipersoalkan mengingat Craniosynostosis tidak bisa menghasilkan kepala dengan bentuk memanjang yang sempurna. Pada banyak tengkorak memanjang yang ditemukan, bentuknya cukup sempurna sehingga terlihat kalau kepala itu seperti dibentuk dengan sengaja.
Karena itu, sekarang kita akan melihat teori lainnya yang dianggap sebagai jawaban paling masuk akal mengenai asal-usul tengkorak ini.
Cranial Binding - Modifikasi bentuk kepala
Menurut teori ini, tengkorak memanjang tersebut dihasilkan dari modifikasi kepala yang memang sengaja dilakukan oleh suku-suku purba. Teknik modifikasi ini disebut Cranial Binding.
Praktek seperti ini cukup umum ditemukan di negara-negara Amerika Latin pada masa lampau. Namun mulai menghilang ketika para misionaris kristen masuk ke wilayah-wilayah itu.
Sebagai catatan, modifikasi tubuh bukanlah sesuatu yang aneh dalam tradisi suku-suku purba di seluruh dunia. Misalnya, kita mungkin mengetahui mengenai suku Karen di Burma yang menaruh banyak gelang besi di lehernya sehingga leher mereka menjadi lebih panjang. Lalu, praktek Foot Binding yang dilakukan pada perempuan Cina masa lampau yang membuat telapak kaki mereka menjadi lebih kecil dan lain-lain.
Mengenai Cranial Binding, kita bisa menemukan tradisi ini disinggung dalam banyak catatan-catatan kuno.
Cranial Binding di dalam sejarah
Hippocrates, pada tahun 400 SM, pernah menulis mengenai sebuah suku yang disebutnya suku Macrocepheles karena praktek mereka dalam memodifikasi bentuk kepala.
Lalu, Freidrich Ratzel dalam bukunya yang berjudul The History of Mankind yang terbit tahun 1896 juga melaporkan adanya tradisi modifikasi kepala di Tahiti, Samoa, Hawai dan New Hebrides.
Lalu, suku Huns di Jerman juga mempraktekkan tradisi ini yang kemudian juga diikuti oleh suku-suku lain yang ditaklukkannya. Praktek serupa juga dilakukan oleh suku Aborigin di Australia dan beberapa suku Indian Amerika seperti Chinookan dan Choctaw.
Jika Sutura tersebut menutup secara prematur, otak bayi akan bertumbuh ke arah sutura yang masih terbuka. Dengan demikian, kepala anak akan mulai memanjang. Inilah yang disebut Craniosynostosis.
Namun teori ini juga dipersoalkan mengingat Craniosynostosis tidak bisa menghasilkan kepala dengan bentuk memanjang yang sempurna. Pada banyak tengkorak memanjang yang ditemukan, bentuknya cukup sempurna sehingga terlihat kalau kepala itu seperti dibentuk dengan sengaja.
Karena itu, sekarang kita akan melihat teori lainnya yang dianggap sebagai jawaban paling masuk akal mengenai asal-usul tengkorak ini.
Cranial Binding - Modifikasi bentuk kepala
Menurut teori ini, tengkorak memanjang tersebut dihasilkan dari modifikasi kepala yang memang sengaja dilakukan oleh suku-suku purba. Teknik modifikasi ini disebut Cranial Binding.
Praktek seperti ini cukup umum ditemukan di negara-negara Amerika Latin pada masa lampau. Namun mulai menghilang ketika para misionaris kristen masuk ke wilayah-wilayah itu.
Sebagai catatan, modifikasi tubuh bukanlah sesuatu yang aneh dalam tradisi suku-suku purba di seluruh dunia. Misalnya, kita mungkin mengetahui mengenai suku Karen di Burma yang menaruh banyak gelang besi di lehernya sehingga leher mereka menjadi lebih panjang. Lalu, praktek Foot Binding yang dilakukan pada perempuan Cina masa lampau yang membuat telapak kaki mereka menjadi lebih kecil dan lain-lain.
Mengenai Cranial Binding, kita bisa menemukan tradisi ini disinggung dalam banyak catatan-catatan kuno.
Cranial Binding di dalam sejarah
Hippocrates, pada tahun 400 SM, pernah menulis mengenai sebuah suku yang disebutnya suku Macrocepheles karena praktek mereka dalam memodifikasi bentuk kepala.
Lalu, Freidrich Ratzel dalam bukunya yang berjudul The History of Mankind yang terbit tahun 1896 juga melaporkan adanya tradisi modifikasi kepala di Tahiti, Samoa, Hawai dan New Hebrides.
Lalu, suku Huns di Jerman juga mempraktekkan tradisi ini yang kemudian juga diikuti oleh suku-suku lain yang ditaklukkannya. Praktek serupa juga dilakukan oleh suku Aborigin di Australia dan beberapa suku Indian Amerika seperti Chinookan dan Choctaw.
Princess of the House of Este - Bangsawan Italia abad ke-15
Jika kita tidak memasukkan tengkorak memanjang yang diklaim sebagai kepunyaan manusia Neanderthal, maka mungkin bangsa Mesir adalah bangsa yang paling awal melakukan modifikasi kepala, yaitu sejak tahun 3.000 SM. Ini menjelaskan adanya relief yang menunjukkan beberapa tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang.
Jadi, budaya ini cukup mendunia.
Proses Cranial Binding
Proses Cranial Binding dilakukan sejak seorang bayi baru lahir ke dunia. Umumnya, mereka akan menggunakan kulit, tali atau kain untuk mengikat kepala bayinya hingga beberapa tahun ke depan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
Jadi, budaya ini cukup mendunia.
Proses Cranial Binding
Proses Cranial Binding dilakukan sejak seorang bayi baru lahir ke dunia. Umumnya, mereka akan menggunakan kulit, tali atau kain untuk mengikat kepala bayinya hingga beberapa tahun ke depan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
Cranial Binding
Modifikasi kepala yang dilakukan oleh suku-suku purba juga tidak hanya untuk menghasilkan bentuk kepala yang memanjang. Kadang, ada suku yang justru menginginkan bentuk kepala yang datar. Ini disebut Flattening Skull atau meratakan tengkorak kepala.
Flattening Skull
Mengapa Cranial Binding dilakukan?
Umumnya, modifikasi ini dilakukan sebagai tanda kecantikan dan penanda status. Di banyak suku, kepala yang memanjang mengindikasikan kalau ia adalah keturunan ningrat.
Selain itu, ada suku lain yang percaya kalau memanjangkan bentuk kepala dapat meningkatkan kecerdasan seseorang dan membuatnya lebih dekat kepada dunia roh. Kepercayaan ini salah satunya bisa ditemukan di suku di pulau Tomman, Vanuatu.
Lalu, apakah tradisi ini masih bisa ditemukan pada masa kini?
Jawabannya adalah: Tentu saja!
Walaupun Cranial Binding dengan teknik yang ekstrim telah lenyap sekitar 100 tahun yang lalu, namun praktek yang lebih moderat masih bisa ditemukan pada masa modern ini.
Cranial Binding di Masa Modern
Karena itu saya mengatakan kalau penjelasan ini lebih masuk akal karena kita masih bisa menemukan contoh-contohnya di masa modern ini.
Misalnya adalah suku Mangbetu di Kongo Utara dan suku Zande di Afrika Tengah. Dalam kasus suku Mangbetu, Modifikasi kepala dilakukan sebagai ekspresi kecantikan dan tanda kepintaran. Mereka melakukannya dengan mengikat kepala bayi mereka dengan tali. Lalu, ikatan itu akan dikencangkan setiap beberapa bulan sehingga menghasilkan bentuk kepala yang diinginkan.
Umumnya, modifikasi ini dilakukan sebagai tanda kecantikan dan penanda status. Di banyak suku, kepala yang memanjang mengindikasikan kalau ia adalah keturunan ningrat.
Selain itu, ada suku lain yang percaya kalau memanjangkan bentuk kepala dapat meningkatkan kecerdasan seseorang dan membuatnya lebih dekat kepada dunia roh. Kepercayaan ini salah satunya bisa ditemukan di suku di pulau Tomman, Vanuatu.
Lalu, apakah tradisi ini masih bisa ditemukan pada masa kini?
Jawabannya adalah: Tentu saja!
Walaupun Cranial Binding dengan teknik yang ekstrim telah lenyap sekitar 100 tahun yang lalu, namun praktek yang lebih moderat masih bisa ditemukan pada masa modern ini.
Cranial Binding di Masa Modern
Karena itu saya mengatakan kalau penjelasan ini lebih masuk akal karena kita masih bisa menemukan contoh-contohnya di masa modern ini.
Misalnya adalah suku Mangbetu di Kongo Utara dan suku Zande di Afrika Tengah. Dalam kasus suku Mangbetu, Modifikasi kepala dilakukan sebagai ekspresi kecantikan dan tanda kepintaran. Mereka melakukannya dengan mengikat kepala bayi mereka dengan tali. Lalu, ikatan itu akan dikencangkan setiap beberapa bulan sehingga menghasilkan bentuk kepala yang diinginkan.
Walaupun banyak contoh yang bisa kita lihat, sebagian peneliti masih ragu dengan teori modifikasi kepala. Menurut mereka modifikasi yang dilakukan tidak bisa menyamai besarnya tengkorak-tengkorak Peru yang ditemukan.
Namun, Beatrice Blackwood dan PM Danby yang sejak lama menyelidiki modifikasi kepala percaya kalau ukuran kepala yang dihasilkan bisa berbeda tergantung dengan metode yang digunakan. Ini bisa ditemukan pada praktek salah satu suku di Papua Nugini yang ternyata menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk membentuk kepala.
Metode tertentu mungkin bisa menghasilkan ukuran kepala yang super ekstrem seperti pada tengkorak-tengkorak Peru.
Lalu, bukti lain yang menguatkan teori ini adalah fakta kalau tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan di wilayah yang suku-sukunya diketahui memang mempraktekkan Cranial Binding, seperti Peru, Mesir dan Eropa.
Jadi, saya rasa penjelasan ini lebih masuk akal dibanding teori lainnya yang tidak didukung oleh bukti yang kuat.
Satu-satunya pertanyaan yang mungkin masih belum terjawab oleh para peneliti adalah mengapa praktek ini bisa dilakukan di banyak wilayah di dunia oleh suku-suku yang berbeda yang terpisah oleh wilayah Geografis yang cukup jauh?
Siapakah yang mengajarkan mereka untuk melakukannya?
Apakah mereka belajar dari orang yang sama?
Metode tertentu mungkin bisa menghasilkan ukuran kepala yang super ekstrem seperti pada tengkorak-tengkorak Peru.
Lalu, bukti lain yang menguatkan teori ini adalah fakta kalau tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan di wilayah yang suku-sukunya diketahui memang mempraktekkan Cranial Binding, seperti Peru, Mesir dan Eropa.
Jadi, saya rasa penjelasan ini lebih masuk akal dibanding teori lainnya yang tidak didukung oleh bukti yang kuat.
Satu-satunya pertanyaan yang mungkin masih belum terjawab oleh para peneliti adalah mengapa praktek ini bisa dilakukan di banyak wilayah di dunia oleh suku-suku yang berbeda yang terpisah oleh wilayah Geografis yang cukup jauh?
Siapakah yang mengajarkan mereka untuk melakukannya?
Apakah mereka belajar dari orang yang sama?
Misteri Bentuk Kepala di Peru