Crop circle Phoenix di Yatesbury
Burung phoenix api muncul dari dalam abu di Yatesbury, Inggris. Itulah kata para penduduk setelah pada pagi hari tanggal 12 Juni 2009 kemarin ditemukan sebuah Crop circle berbentuk burung phoenix. Formasi ini menambah crop circle berpola hewan setelah sebelumnya muncul crop circle berbentuk ubur-ubur dan capung. Dan phoenix ini muncul hanya beberapa ratus meter dari crop circle berbentuk capung.
Sama dengan crop circle yang lain, crop circle phoenix ini ditanggapi dengan skeptis oleh banyak orang. Mengenai bentuknya, beberapa mengatakan bahwa itu bukan burung phoenix, melainkan burung elang. Namun kita dapat melihat pola api yang muncul dari ekornya sehingga kita dapat mengatakan bahwa pola itu adalah burung api phoenix.Sebelumnya peneliti Crop circle bernama Karen Alexander mengatakan bahwa ia percaya kemunculan crop circle akan semakin intens menjelang 2012 ketika dipercaya peristiwa katastropik akan terjadi di bumi.
Tidak banyak informasi yang bisa saya dapatkan mengenai crop circle ini mengingat crop circle ini baru saja terbentuk sehingga liputan media masih belum banyak. Namun beberapa orang mengaitkan kemiripan simbol phoenix ini dengan simbol agama Zoroastrianisme, seperti gambar dibawah ini.
Zoroastrianisme dikenal sebagai salah satu agama tertua di dunia yang berasal dari Persia (sekarang Iran) dan dianggap memiliki pengaruh besar terhadap kebudayaan-kebudayaan dunia. Namun menurut saya, sebelum mereka mengaitkannya dengan simbol Zoroastrianisme, mereka harusnya melihat simbol negara Indonesia terlebih dahulu, burung garuda Pancasila !
Source, Source2
Crop circle Phoenix di Yatesbury
Sang Eksekutor Pemenggal Kepala
Sebagai seorang jagal, eksekutor hukuman qisas di Arab Saudi, Muhammad Saad al-Beshi juga menjalani latihan khusus. Biasanya latihan yang dijalankannya adalah bagaimana cara memegang pedang dan tempat di mana mengayunkan mata pedang ke sasaran. Hal ini dilakukan agar dalam sekali tebas, kepala terpidana bisa langsung terputus hingga proses kematian tidak berlangsung lama.
Tak jarang ia juga harus melakukan amputasi tangan atau kaki terpidana yang terbukti mencuri. Untuk mengamputasi, ia juga dituntut menemukan titik tubuh yang pas agar proses terjadi secara cepat dan tepat.
"Saya biasa menggunakan pisau khusus yang sangat tajam untuk amputasi itu, bukan pedang. Ketika mengiris, saya memulainya dari tulang sendi agar mudah," katanya.
Kendati tugasnya bisa dianggap "menyeramkan", toh Beshi memiliki kehidupan yang normal. Ayah dari tujuh anak ini mengaku sebagai sosok pria rumahan dan penyayang. Ketika ditunjuk oleh pemerintah Saudi sebagai eksekutor, Beshi sudah menikah.
Beruntung sang istri tidak mempermasalahkan pilihan profesinya.
Beruntung sang istri tidak mempermasalahkan pilihan profesinya.
"Ia hanya menyuruh saya untuk selalu berhati-hati sebelum melibatkan diri," katanya.
Meski demikian, Beshi bersyukur, istrinya tidak takut dengan dirinya. "Keluarga saya penuh kasih sayang dan cinta. Mereka tidak takut meski saya baru pulang dari eksekusi. Bahkan mereka membantu saya membersihkan pedang," tuturnya.
Ketabahan Runtuh Saat Masuk Ruang Eksekusi
Pedang eksekutor hukuman qisas, Muhammad Saad al-Beshi merupakan hadiah dari pemerintah Arab Saudi. Tak lupa ia selalu mengasah mata pedangnya agar tetap tajam. Bahkan anak-anaknya selalu membantunya membersihkannya.
Pedang eksekutor hukuman qisas, Muhammad Saad al-Beshi merupakan hadiah dari pemerintah Arab Saudi. Tak lupa ia selalu mengasah mata pedangnya agar tetap tajam. Bahkan anak-anaknya selalu membantunya membersihkannya.
"Banyak orang terkesan dengan ketajaman pedang ini, yang bisa memisahkan kepala dari badan," ujar Beshi blak-blakan. Beshi tak mau mengungkap berapa ia dibayar pemerintah sebagai eksekutor karena hal itu merupakan kesepakatan yang harus dirahasiakan. Namun, ia menekankan bahwa gaji tidaklah penting.
"Saya sudah sangat bangga bisa menjalankan perintah Tuhan," ujarnya.
Meskipun begitu, Beshi menyebut harga sebuah pedangnya sekitar 20.000 Riyal (sekitar Rp 56 juta).
Sebelum melaksanakan tugasnya, Beshi selalu menemui keluarga korban kejahatan, dan meminta agar mereka memaafkan si terpidana.
Dan ketika berada di tempat eksekusi, satu-satunya pembicaraan Beshi dengan terpidana hanyalah permintaan Beshi agar si terpidana terus membaca kalimat syahadat sampai detik-detik terakhir sebelum dipenggal.
"Ketika masuk ke dalam ruang eksekusi, ketabahan para tahanan seolah menjadi runtuh. Lalu saya membaca perintah eksekusi dan begitu ada tanda, saya menebas kepala terpidana," imbuhnya.
Sebagai senior di bidang "penjagalan", Beshi juga diminta untuk menyiapkan penerusnya. Ia kini tengah melatih anak laki-lakinya Musaed untuk menjadi seorang eksekutor andal.
"Saya berhasil melatih anak saya sebagai seorang eksekutor. Ia menerimanya, dan bahkan sudah terpilih untuk menggantikan saya suatu saat," ujar Beshi bangga.
Sekali Tebas Pedang Gelindingkan Beberapa Meter
Apa rasanya memenggal kepala manusia?
Seorang eksekutor hukuman qisas mengakui sempat gugup pada saat pertama kali menjalankan tugas yang ia anggap mulia tersebut. Rasa takut bercampur dengan cemas karena disaksikan banyak 'penonton'. Sebelum memenggal, al-Beshi harus lebih dulu memborgol dan menutup mata tahanan yang menghadapi hukuman mati.
"Tahanan saat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan sekali tebas pakai pedang, saya memisahkan kepalanya, yang jatuh menggelinding beberapa meter jauhnya," kenang Beshi tentang pemenggalan pertama yang dilakukannya.
Kala itu, banyak saksi yang muntah usai menyaksikan pemenggalan tersebut. Beshi mengaku tidak tahu mengapa mereka ikut menyaksikan "penjagalan" kalau tak tahan. Meski menjadi penjagal kelas wahid di negaranya, Beshi menyebut tak ada orang yang takut pada dirinya. Kehidupannya di masyarakat sama seperti warga awam kebanyakan.
"Saya tetap memiliki banyak saudara dan teman, terutama di masjid. Saya juga memiliki kehidupan normal seperti kebanyakan orang. Tidak ada masalah dengan kehidupan sosial saya," tegasnya.
Source
Sang Eksekutor Pemenggal Kepala
Crop Circle - tidak ada yang abadi di dunia
Mungkin suatu hari anda sedang menjelajahi dunia dengan google earth. Anda menyusuri lahan-lahan pertanian di Wiltshire, lalu anda menuju ke Sillbury Hill, Ogburn , Knighton Hill, Tidcombe, Oxfordshire, Windmill Hill, Morgan Hill. Satu persatu anda teliti dan anda terheran-heran karena anda tidak menemukan satupun crop circle indah seperti yang pernah anda saksikan di foto-foto. Kemanakah semua crop circle itu pergi ? Jawabannya adalah "Nothing Lasts Forever"
Ketika nyanyian panen berkumandang, bahkan sebuah mahakarya dari sang jenius dengan segala keindahan dan kerumitannya tidak sanggup bertahan di tangan seorang petani yang hanya mencoba untuk memberi makan keluarganya.
Notes :
Tahukah anda mengapa pada bulan September hingga Oktober 2009 ini tidak ada kemunculan Crop Circle yang baru di Inggris ?
Jawabannya adalah : Bulan September adalah masa panen raya bagi para petani di Inggris. Jadi mungkin tahun depan kita baru bisa menyaksikan kemunculan Crop Circle yang baru di Inggris ketika ladang-ladang mereka telah ditumbuhi oleh batang-batang gandum yang baru.
Notes :
Tahukah anda mengapa pada bulan September hingga Oktober 2009 ini tidak ada kemunculan Crop Circle yang baru di Inggris ?
Jawabannya adalah : Bulan September adalah masa panen raya bagi para petani di Inggris. Jadi mungkin tahun depan kita baru bisa menyaksikan kemunculan Crop Circle yang baru di Inggris ketika ladang-ladang mereka telah ditumbuhi oleh batang-batang gandum yang baru.
Crop Circle - tidak ada yang abadi di dunia
Kotoran Binatang Termahal Di Dunia
Bertanyalah kepada orang Inggris, kopi apa paling mahal di dunia, maka bangsa peminum teh itu akan menjawab kopi yang diambil dari kotoran musang. Anggapan ini mungkin sama dengan masyarakat tradisional Indonesia.
Mengapa termahal?
Di Inggris kopi yang bekas dimakan musang (Paradoxurus hermaphroditus) dan keluar lagi bersama kotorannya itu dijual dengan harga 250 poundsterling atau hampir Rp 5 juta. Demikian dilaporkan Daily Mail dalam situs internetnya.
Mungkin ketika mendengar asal kopi itu, penikmatnya akan gemetar. Namun bagi kafe Peter Jones, itulah yang membuat kopi itu juara. Kafe di Sloane Square itu menjual espresso, Americano dan latte dengan biji kopi itu mulai April.
Mau tahu dari mana Jones mendapatkan bahan baku yang akan membuat kafenya terkenal itu?
Ia membeli 60 paket eksklusif campuran Jamaica Blue Mountain dan Kopi Luwak dari Indonesia. Biji kopi ini termasuk langka, karena dipanen kurang dari 200 kg per tahun.
Diyakini, luwak (musang dalam bahasa Jawa) itu bisa memilih biji kopi terbaik berdasarkan nalurinya. Mereka memilih biji yang lembut dan memakannya, tetapi hanya bagian luarnya yang bisa dicerna, sedangkan sisanya dibuang bersama kotoran. Cairan kotoran itulah yang diyakini memperkaya cita rasa kopi luwak itu.
Sekarang, para pelanggan Jones bisa merasakan sendiri sensasi kopi luwak itu. Sedangkan semua keuntungan dari penjualannya akan disumbangkan untuk penderita kanker.
Kotoran Binatang Termahal Di Dunia
Crop Circle Muncul di Old Sarum
Crop circle is Back! Setelah ditunggu-tunggu, crop circle pertama di tahun 2010 akhirnya muncul di Old Sarum, Nr Salisbury, Wiltshire, pada tanggal 05 Mei 2010. Crop circle ini sepertinya akan menjadi pertanda dimulainya musim kemunculan crop circle di Inggris.
Crop circle ini muncul di ladang tanaman Oilseed rape, bukan jagung seperti biasa. Diameter crop circle ini sekitar 55 meter.
Kemunculan crop circle ini boleh dibilang sedikit terlambat karena pada tahun-tahun sebelumnya, crop circle biasa muncul di bulan April dan terus meningkat hingga pada puncaknya di bulan Juli dan Agustus.
Tapi paling tidak, Ia sudah muncul, dan mungkin masih akan muncul lebih banyak lagi. Jelas kabar baik bagi kalian yang gandrung dengan fenomena ini.
Tapi paling tidak, Ia sudah muncul, dan mungkin masih akan muncul lebih banyak lagi. Jelas kabar baik bagi kalian yang gandrung dengan fenomena ini.
Source, Source2
Crop Circle Muncul di Old Sarum