UFO berbentuk bola cahaya terlihat terbang mendahului sebuah mobil di Brazil
Seorang pengusaha sedang menyetir mobilnya di sepanjang jalan tol dekat Palmas, Tocantins, Brazil. Sedang asyik-asyiknya berkendara, tiba-tiba ia melihat sebuah bola cahaya yang sangat terang terbang mendekati mobilnya.
Bola cahaya itu segera menyamai kecepatan mobil yang dikendarainya. Dan dalam hitungan detik, ia sudah ada di depan mobil. Refleks, pria itu segera mengambil ponselnya dan memotret objek misterius itu.
Pria itu memastikan bahwa bola cahaya tersebut bukan refleksi lampu blitz kamera karena ia tidak menyalakannya ketika memotret objek tersebut.
Walaupun sukar dipercaya, namun jalan tol yang dilaluinya memang merupakan sebuah wilayah yang dipenuhi dengan penampakan bola cahaya aneh. Sebelumnya beberapa saksi lain pernah melaporkan melihat objek metalik misterius yang terbang di atas jalan tol tersebut.
Notes :
Walaupun kisah mengenai UFO menarik, sebenarnya saya tidak terlalu suka memposting foto UFO karena banyaknya hoax yang beredar. Namun jika saya tidak bisa memastikan palsunya sebuah foto, saya rasa tidak ada salahnya mempostingnya, just for your info. Soal apa yang kalian percayai, saya kembalikan kepada masing-masing pembaca.
Via
Foo fighters - objek-objek terbang misterius pada masa perang dunia II
Ketika membaca dua kata pertama pada judul di atas, mungkin kalian mengira blog enigma telah berubah menjadi blog yang membahas musik. Sebenarnya tidak. Saya masih menulis soal misteri. Selama ini foo fighters memang lebih dikenal sebagai nama sebuah grup musik. Namun sesungguhnya nama itu telah digunakan pada masa perang dunia II sebagai julukan terhadap objek-objek terbang misterius yang sering terlihat oleh para pilot pesawat tempur.
Kisah resminya dimulai pada November 1944. Waktu itu satu armada pesawat sekutu sedang melakukan penerbangan melintasi wilayah Jerman pada malam hari. Tiba-tiba salah seorang pilot menyaksikan sebuah objek bulat bercahaya sedang membuntuti armada mereka. Pilot itu mendeskripsikan objek tersebut seperti bola api bercahaya dengan sinar berwarna merah, putih dan kuning. Tidak berapa lama kemudian, objek itu melakukan manuver dan menghilang begitu saja.
Penampakan ini menandai dimulainya sebuah fenomena misterius yang disebut foo fighters.
Pihak sekutu sama sekali tidak mengetahui identitas objek tersebut. Pada penampakan tersebut, objek itu terbang dengan mengikuti formasi armada pesawat, seakan-akan dikendalikan oleh tangan tak terlihat. Objek itu juga tidak terlihat mengancam pesawat-pesawat lainnya.
Pada mulanya, militer sekutu mengira bahwa objek tersebut adalah sebuah pesawat mata-mata atau senjata rahasia Jerman. Namun tidak lama setelah itu, pihak Jerman dan Jepang melaporkan penampakan yang sama.
Sekarang kedua belah pihak menyadari bahwa mereka sedang berhadapan dengan sesuatu yang lain.
Walaupun legenda foo fighters secara resmi dimulai pada tahun 1944, namun penampakan objek-objek aneh di langit telah mewarnai masa perang dunia II dari sejak tahun 1941.
Misalnya, pada pertengahan tahun 1942, seorang pilot pesawat tempur Australia yang sedang berpatroli di atas semenanjung Tasmania menyaksikan sebuah objek bulat berwarna perunggu bermanuver mendekati pesawatnya. Pilot tersebut memperkirakan objek tersebut memiliki panjang 45 meter dengan diameter 15 meter dan memiliki kubah kecil di atas pesawatnya. Selama beberapa saat, Objek itu terlihat hanya seperti mengamat-ngamati, lalu dalam sekejap menghilang begitu saja.
Apabila dalam beberapa kesempatan para saksi mata hanya menyaksikan satu objek, maka satu armada objek ini pernah terlihat oleh militer Amerika pada bulan Agustus 1942. Saat itu sekitar 150 objek berwarna perak terang terlihat di langit oleh militer Amerika yang sedang bermarkas di Solomon Island. Objek-objek tersebut tidak memiliki ekor atau sayap, namun bergerak dengan lambat di udara.
Lalu pada Desember 1942, seorang pilot Inggris yang sedang terbang melintasi Perancis dengan pesawat Hurricane Interceptor tiba-tiba menyaksikan dua cahaya melesat dari arah bumi menuju ketinggian pesawatnya di sekitar 7.000 kaki. Pada awalnya ia mengira kedua cahaya tersebut sebagai api pemancar. Namun kemudian, ia segera menyadari bahwa objek tersebut bukan seperti yang dipikirkannya. Kedua cahaya tersebut tiba-tiba berhenti melesat dan mulai terbang mengikuti pesawatnya hingga beberapa mil.
Ketika penampakan ini pertama kali dilaporkan, para peneliti menganggap para pilot pesawat tempur hanya mengalami halusinasi akibat disorientasi. Namun puluhan tahun kemudian, anggapan ini dibantah oleh pihak militer Inggris. Pada tahun 1990-an, militer Inggris merilis dokumen rahasia yang menyebutkan adanya perjumpaan-perjumpaan dengan objek misterius ini.
Contohnya, menurut dokumen itu, pada tanggal 28 November 1942, pesawat tempur Inggris yang melintasi kota Turin menyaksikan sebuah objek terbang tak dikenal. Panjang objek itu sekitar 60-90 meter dengan diameter sekitar 15 meter. Kecepatan objek itu diperkirakan mencapai 500 mil perjam dan memiliki empat cahaya merah di sepanjang tubuhnya. Sang pilot yang bernama Captain Lever mengakui bahwa ia pernah menjumpai objek serupa tiga bulan sebelumnya di utara Amsterdam.
Masih dari dokumen yang sama, Para pilot pesawat tempur Inggris juga melaporkan adanya objek-objek serupa pada 26 Mei 1943 di Essen, Jerman. Salah seorang pilot angkatan udara Charles Bastien mendeskripsikan objek tersebut dengan kalimat :
"Dua bulatan seperti kabut yang bercahaya terbang dengan kecepatan tinggi dan dapat mengubah arah dengan tiba-tiba."
Dalam banyak kasus foo fighters, objek misterius tersebut boleh dibilang tidak pernah mengganggu pesawat-pesawat militer. Namun sebuah kisah menarik diceritakan oleh Leonard Stringfield, seorang pensiunan angkatan udara yang beralih menjadi ufolog.
Ia mengaku juga pernah menjumpai objek serupa di atas Iwo jima ketika sedang menerbangkan Curtiss Wright C-46 Commando. Objek yang dilihatnya berbentuk seperti tetesan air mata berwarna putih terang.
Leonard juga mengatakan bahwa instrumen navigasi pesawatnya menjadi kacau untuk sesaat ketika objek itu muncul. Namun sesaat kemudian objek tersebut menghilang dan instrumen pesawat kembali normal.
Nama Foo Fighters kemudian menjadi sangat dikenal setelah pada 15 Januari 1945, Majalah Time mengangkat kisah ini dengan judul artikel "foo fighter". Artikel itu menceritakan bahwa "sekumpulan bola api" di langit mengejar pesawat-pesawat tempur Amerika pada malam hari selama berbulan-bulan. Masih menurut majalah Time, fenomena itu muncul dalam berbagai variasi, namun para pilot umumnya setuju bahwa cahaya-cahaya aneh itu membuntuti pesawat mereka dalam jarak dekat.
Pada satu kesempatan, sebuah pesawat B-29 disebut berhasil menembak salah satu objek misterius tersebut. Objek itu terpecah menjadi beberapa potongan dan jatuh ke bumi. Namun tidak ada keterangan lebih lanjut dari pihak militer.
Mereka yang meneliti fenomena ini mengajukan beberapa kemungkinan mengenai identitas foo fighters, mulai dari pelepasan listrik dari sayap pesawat hingga fenomena alam yang disebut ball of lightning.
Namun, dari antara semua teori tersebut, ada satu yang menarik, yaitu teori yang dikemukakan oleh seorang penulis bernama Renato Vesco. Ia mengatakan bahwa objek tersebut adalah senjata rahasia Nazi. Menurutnya, foo fighters adalah sebuah jet yang bernama feurball (fireball) yang diluncurkan dari darat.
Jet ini yang dikendalikan langsung oleh perwira SS memiliki bentuk seperti tempurung kura-kura. Tabung Klystron yang ada di dalam peralatan itu dikombinasikan dengan bahan bakar jet akan membuat objek itu terlihat bercahaya.
Tujuan jet ini jelas, untuk mengganggu konsentrasi para pilot pesawat tempur musuh. Menurut Vesco juga, elektrostatik di dalam jet dapat mengacaukan sistem penyalaan mesin pesawat bomber. Ini mungkin menjelaskan mengapa dalam beberapa kesempatan mesin pesawat tiba-tiba mati ketika berjumpa dengan objek ini. Tapi entah darimana Vesco mendapat informasi ini karena sampai sekarang tidak ada bukti bahwa pihak Nazi memiliki jet misterius ini.
Dan sama seperti kisah-kisah perjumpaan dengan ufo yang tidak terpecahkan lainnya, kisah foo fighters yang luar biasa ini berakhir hanya di literatur-literatur para peneliti ufo.
Via
Ufo - Senjata Rahasia Nazi
Pada sekitar pertengahan abad 20, Hitler dengan nazi-nya telah membawa Eropa masuk ke dalam teror yang mencapai puncak dengan pecahnya perang dunia ke II (1939-1945). Pada masa itu, Hitler berusaha dengan keras untuk menguasai seluruh Eropa dan dunia dengan cara apapun, mulai dari mistik hingga teknologi. Dan dari sinilah muncul legenda-legenda luar biasa mengenai nazi, salah satunya adalah legenda bahwa nazi dengan suatu cara berhasil membangun pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan luar biasa yang sering disebut dengan ufo nazi.
Jika kita berbicara mengenai ufo nazi, maka yang dimaksud "ufo" disini adalah pesawat berbentuk piringan. Kita tidak sedang berbicara mengenai pesawat alien.
Catatan awal ufo nazi
Perang dunia II adalah perang senjata rahasia. Pada masa ini, senjata-senjata dashyat berhasil diciptakan. Mulai dari mesin pemecah kode hingga bom atom. Dan sesudah berakhirnya perang itu, beredar rumor bahwa nazi memiliki senjata rahasia berupa pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan anti gravitasi dan mampu terbang melebihi kecepatan suara.
Rumor ini sepertinya diteguhkan oleh banyak saksi dan laporan. Belakangan disebut juga bahwa nazi memang memiliki dua jenis pesawat berbentuk piringan yang paling terkenal, yaitu seri Haunebu dan V-7. Namun perlu saya tegaskan sekali lagi bahwa sebagian peneliti masih meragukan bahwa nazi telah berhasil mencapai teknologi ini.
Pada awal tahun 1950, Giuseppe Beluzzo, seorang ilmuwan Italia dan mantan menteri era Mussolini menulis mengenai ufo nazi di sebuah artikel di surat kabar Italia "Il Giornale d'Italia". Ia menulis bahwa sesungguhnya Jerman telah mempelajari desain pesawat berbentuk piringan sejak tahun 1942. Pada bulan yang sama dengan penerbitan artikel itu, seorang insinyur Jerman bernama Rudolf Schriever memberikan pengakuan kepada majalah Der Spiegel bahwa ia telah mendesain pesawat berbentuk lingkaran dengan diameter 15 meter.
Kisah Schriever ini kemudian dituangkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis bernama Rudolf Lusar.
Nazi ufo - catatan Rudolf Lusar
Pada tahun 1950an, Rudolf Lusar menulis sebuah buku berjudul "German secret weapons of world war II". Lusar adalah seorang mayor di militer Jerman unit teknis selama perang dunia II. Dalam bukunya tersebut, Lusar menceritakan banyak hal mengenai senjata rahasia nazi. Namun yang paling menarik perhatian adalah bab yang berjudul "Wonder Weapons".
Menurut Lusar, desainer pesawat Jerman bernama Rudolf Schriever bersama rekan-rekannya, Habermohl, Mierth dan Bellanzo, sedang mengerjakan beberapa pesawat berbentuk piringan selama masa perang dunia II. Salah satu fasilitas produksinya adalah pabrik yang terdapat di dekat Breslau, Polandia. Mierth berhasil membuat sebuah prototype pesawat berbentuk piringan dengan diameter 137 meter dengan punuk di atasnya yang berfungsi sebagai kokpit.
Pesawat ini disebut menggunakan "tenaga mesin jet yang disesuaikan". Menurut Lusar lagi, pesawat itu akhirnya hancur ketika pabrik itu diledakkan sendiri oleh pasukan Jerman untuk mencegahnya jatuh ke tangan Sovyet tahun 1945.
Di lokasi pabrik kedua di luar kota Praha, Ceko, Kelompok lain yang dipimpin oleh Schriever dan Habermohl juga mengerjakan pesawat berbentuk piringan yang lain. Diagram yang dibuat oleh Lusar menunjukkan pesawat tersebut memiliki bentuk piringan dengan kokpit berbentuk telur. Pesawat itu juga dilengkapi dengan bilah baling-baling untuk mengangkatnya dari tanah.
Pesawat ini konon diujicobakan pada tahun 1945 dan mampu mencapai ketinggian 12 kilometer hanya dalam tempo 3 menit. Disebut juga bahwa pesawat itu bahkan bisa terbang mencapai kecepatan maksimal hingga 2.000 km/jam, yang artinya lebih cepat dari kecepatan suara.
Klaim ini tentu saja sangat mengejutkan mengingat catatan resmi pesawat pertama yang melampaui kecepatan suara adalah pesawat buatan Amerika yang memecahkan rekor itu tahun 1947.
Nazi ufo - Kesaksian Viktor Schauberger
Tentu saja, banyak peneliti yang meragukan kesaksian Lusar mengingat hampir tidak pernah ada bukti mengenai senjata-senjata rahasia nazi. Kemudian, seorang jurnalis penerbangan bernama Nick Cook menjadi tertarik untuk meneliti masalah ini dan kemudian bepergian untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang disebut-sebut oleh Lusar. Cook akhirnya menemukan satu nama yang mungkin berkaitan dengan keberadaan ufo nazi, yaitu Viktor Schauberger.
Cook mengunjungi cucu Schauberger dan menemukan catatan-catatan desain pesawat yang dimiliki olehnya. Menurut Schauberger, ia mampu membuat sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk "terbang mengikuti alam". Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Schauberger adalah sebuah pesawat berbentuk piringan yang menggunakan sistem "Mesin pendorong vortex". Teorinya adalah, jika air atau udara berotasi membentuk putaran, yang juga dikenal dengan sebutan "colloidal", maka saat itu akan dihasilkan energi yang cukup untuk mengangkat sebuah objek, termasuk pesawat.
Konon Schauberger berhasil membangun beberapa model pesawat semacam ini. Salah satunya memiliki diameter hingga 15 meter. Bahkan disebut-sebut bahwa satu dari beberapa model pesawat ini benar-benar bisa terbang. Uji cobanya dilakukan pada tanggal 19 Februari 1945 dan berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit. Pesawat ini kemudian sering disebut dengan sebutan V-7, yang merupakan kependekan dari Vril-7.
Schauberger juga mengakui bahwa salah satu prototype yang didesainnya dibangun dengan menggunakan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi di Mauhausen. Dalam catatan Schauberger juga disebut bahwa prototype pesawat itu dihancurkan dalam usaha mencegahnya jatuh ke tangan pasukan sekutu.
Setelah perang dunia ke II berakhir, Schauberger pindah ke Amerika Serikat dan bekerja untuk proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat. Ia meninggal tahun 1958.
Cook percaya bahwa kisah yang diceritakan oleh Schauberger tidak dibuat-buat. Ia juga menyimpulkan bahwa teknologi nazi itu kemudian diambil oleh pemerintah Amerika dan Sovyet. Bahkan pemerintah Amerika bertindak lebih jauh dengan menjalankan "Operation Paperclip" dimana ilmuwan-ilmuwan Jerman diselundupkan dengan diam-diam ke Amerika Serikat.
Ilmuwan-ilmuwan ini kemudian bekerja untuk proyek-proyek angkasa Amerika. Salah satunya adalah ilmuwan Jerman yang bernama Wernher Von Braun yang kemudian bekerja untuk NASA. Ia adalah orang yang menciptakan wahana Saturn V yang berhasil mendaratkan Neil Armstrong di bulan.
Nazi ufo - mitos atau fakta
Tentu saja ketika berbicara mengenai pesawat ufo nazi, orang-orang bukannya kagum dengan bentuknya yang bulat. Namun yang dipertanyakan adalah apakah Jerman benar-benar berhasil membuat sebuah pesawat anti gravitasi ? Dan apakah benar Jerman berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit ? Atau apakah Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai kecepatan suara 2 tahun sebelum Amerika ?
Seorang insinyur aeronautika bernama Roy Fedden percaya bahwa Jerman memiliki teknologi itu. Fedden berkata :
"Saya telah melihat desain dan rencana produksi mereka dan menyadari bahwa jika saja mereka bisa memperpanjang perang selama beberapa bulan, maka kita akan melihat konfrontasi udara yang sangat berbeda"
Kesaksian ini juga diteguhkan oleh Kapten Edward J Ruppelt dari project blue book :
"Ketika perang dunia II berakhir, Jerman telah memiliki beberapa bentuk pesawat yang radikal dan beberapa pengendali rudal. Mayoritas pesawat itu memang masih dalam masa uji coba, namun pesawat itu adalah satu-satunya pesawat yang dianggap mampu mencapai kemampuan mendekati obyek-obyek yang diamati para pengamat ufo."
Mungkin saja Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat seperti ini. Pada masa perang dunia II, banyak penampakan objek terbang misterius yang disebut foo fighters yang dilaporkan oleh para pilot pesawat tempur. Pada saat itu banyak yang percaya bahwa foo fighters adalah senjata rahasia Jerman.
Avro Canada - proyek ufo yang gagal
Kecurigaan ini kembali berkembang setelah ada usaha dari Amerika dan Kanada untuk membuat pesawat terbang berbentuk piringan setelah perang dunia II berakhir. Pada tahun 1953, sebuah perusahaan penerbangan bernama Avro Canada mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan VZ-9-AV Avrocar, sebuah pesawat jet yang dipercaya mampu mencapai kecepatan 2.400 km/jam.
Namun uji coba pesawat ini mengalami kegagalan terus menerus hingga akhirnya proyek ini dihentikan total pada tahun 1961 setelah menghabiskan dana 10 juta dolar.
Insinyur Georg Klein dari Jerman mengklaim bahwa teknologi pesawat ini adalah hasil karya nazi Jerman.
Nazi dan Antartika
Sebenarnya legenda ufo nazi bukanlah sesuatu yang luar biasa. Kisah ini menjadi luar biasa ketika seorang penulis bernama Ernst Zundel menulis buku yang berjudul "UFOs : Nazi Secret Weapons ?". Dalam buku itu ia menulis bahwa setelah berakhirnya perang dunia II, Hitler berhasil melarikan diri ke Antartika dan membuat markas ufo disana. Kisah yang ditulis Zundel sangat erat kaitannya dengan teori Hollow Earth yang dipercaya sebagian orang. Lagipula, nazi pernah mengklaim wilayah New Swabia di Antartika sebagai kepunyaan Jerman dan mengirim ekspedisi ke tempat itu pada tahun 1938.
Kisah Zundel kemudian menjadi sangat populer dan hingga saat ini, banyak yang percaya bahwa Hitler secara diam-diam berada di belakangan kemunculan ufo yang marak setelah perang dunia II. Tapi tentu saja kisah ini tidak memiliki fakta dan bukti sama sekali. Apalagi setelah diketahui bahwa Zundel menjual tiket untuk eksplorasi ke Antartika seharga $9.999 untuk mencari pintu masuk Hollow Earth.
Lalu ada lagi klaim dari Vladimir Terziski, seorang insinyur Bulgaria yang mengatakan bahwa Jerman bersama Italia dan Jepang telah membangun markas bersama di Antartika dan terus mengerjakan proyek rahasia mereka dari sana. Ia juga mengatakan bahwa Jerman telah berhasil mendarat di bulan pada tahun 1942 dan membangun markas rahasia disana.
Nazi ufo - antara imajinasi dan kenyataan
Sepertinya manusia punya kebiasaan untuk mengkultuskan para tokoh dunia yang dianggap kharusmatik, dan karena ada penulis-penulis seperti Zundel dan Terziski, maka ingatan kita akan Hitler dipenuhi oleh mitos-mitos yang tidak berdasar.
Namun soal ufo nazi, Saya percaya bahwa nazi bisa saja telah mencapai teknologi seperti itu. Apalagi jika kita membaca sejarah bahwa keberhasilan teknologi angkasa Rusia dan Amerika sangat dibantu oleh para ilmuwan Jerman yang hijrah ke negara itu.
Konon, menurut para motivator, mereka yang memiliki ambisi akan dapat mencapai banyak hal, tidak peduli apakah ambisi tersebut didasari oleh niat baik ataupun niat jahat.
Via
Men In Black yang Misterius
Sejak sekitar 50 tahun lalu, para saksi mata penampakan ufo mengaku didatangi oleh pria-pria misterius berbaju hitam yang meminta mereka untuk tidak menceritakan pengalaman mereka. Pria-pria misterius ini disebut Men In Black.
Sejarah Men In Black
Kisah Men In Black muncul ke permukaan lewat sebuah buku yang dipublikasikan pada tahun 1956 berjudul "They Knew Too Much About Flying Saucers" oleh Gray Barker. Barker adalah seorang penduduk Braxton county yang kemudian menjadi tertarik dengan fenomena ufo dan mulai mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dengan ufo.
Lalu kisah Men In Black kembali dipopulerkan oleh Albert Bender pada tahun 1962 lewat sebuah buku berjudul "Flying Saucers and the three men". Bender adalah teman dari Gray Barker yang juga pengelola majalah Fate Magazine.
27 tahun kemudian, Barker kembali menulis kisah mengenai Men In Black lewat sebuah buku berjudul "M.I.B : The secret terror among us" yang diterbitkan tahun 1983.
Kedua orang ini dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam penyebaran legenda Men In Black.
Deskripsi Men In Black
Dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Barker dan Bender, Men In Black atau secara populer disebut MIB dideskripsikan sebagai pria berbaju hitam yang selalu mengunjungi para saksi penampakan ufo dan mengancam mereka untuk tutup mulut mengenai pengalaman mereka. Mereka juga umumnya menggunakan kacamata hitam dan mobil besar yang juga berwarna hitam.
MIB juga disebut memiliki bentuk wajah yang tidak biasa. Mereka sepertinya memiliki informasi detail mengenai perjumpaan para saksi dengan ufo, seakan-akan mereka telah menguntit para saksi cukup lama. Kadang pria-pria misterius ini mengaku dari badan pemerintahan yang sedang mengumpulkan informasi mengenai fenomena yang tidak terjelaskan. Mereka juga seringkali meyakinkan para saksi yang dikunjungi bahwa objek aneh yang dilihat sesungguhnya tidak ada atau hanya halusinasi.
Sejarah perjumpaan Men In Black
Perjumpaan pertama dengan Men in Black yang diketahui terjadi pada tahun 1947. Saat itu, seorang petugas pelabuhan bernama Harold A.Dahl menyaksikan sebuah ufo di atas perairan Puget Sound, Washington. Kemudian sebuah pecahan dari ufo tersebut jatuh ke kapalnya dan membunuh anjing milik Dahl. Beberapa waktu setelah perjumpaan itu, seorang pria dengan pakaian hitam mengunjungi Dahl dan memaksanya untuk tidak mendiskusikan penampakan itu dengan siapapun.
Lalu, pada tahun 1953, Albert Bender yang sedang giat-giatnya melakukan penelitian mengenai ufo mengaku kalau tiga pria misterius mengunjunginya dan memperingatinya untuk tidak meneruskan penelitiannya. Kisah Bender inilah yang kemudian menjadi dasar penulisan buku Gray Barker "They Knew Too Much about Flying Saucers".
Pada tahun-tahun berikutnya, masih ada beberapa laporan lagi yang sepertinya agak sukar untuk dikonfirmasi validitasnya. Namun pada masa itu kisah Men In Black telah menjadi sangat populer.
Teori-teori Men In Black
Dari banyak teori yang berkembang mengenai identitas Men In Black, paling tidak ada empat teori yang paling sering disebut, yaitu :
Alien
Beberapa ufolog percaya bahwa MIB sesungguhnya adalah alien, atau paling tidak android (manusia robot) yang dikendalikan langsung oleh alien. Mereka diutus ke bumi untuk membantu menjaga kerahasiaan aktivitas alien di bumi.
Teori ini diperkuat dengan kenyataan bahwa dalam beberapa kesempatan MIB terlihat canggung dan asing dengan norma-norma yang biasa dilakukan oleh manusia, seperti gurauan atau idiom sehari-hari. Lalu para MIB disebut berbicara dengan nada-nada yang kaku seperti diatur. Bahkan ada saksi yang mengatakan bahwa tiga pria MIB yang mengunjunginya memiliki wajah mirip.
Kunjungan Iblis
Herannya, teori yang mistik ini justru diajukan oleh para peneliti ufo sendiri seperti John Keel. Menurutnya ada kesamaan antara laporan kunjungan MIB dengan kisah perjumpaan dengan iblis di masa lampau.
Keel menyatakan kemungkinan bahwa MIB adalah manifestasi modern dari penampakan iblis di masa lampau. Peter Rojcewicz, seorang ahli kisah-kisah rakyat setuju dengan pendapat ini. Bagi mereka yang mempercayai teori ini, tentu saja mereka juga harus percaya bahwa keseluruhan aktifitas ufo adalah aktifitas dari iblis.
Badan pemerintah, Militer atau CIA
Mengenai MIB, seorang penulis bernama Bill Moore mengatakan bahwa MIB ini sesungguhnya adalah agen pemerintah yang berasal dari unit intelijen angkatan udara Amerika Serikat yang disebut Air Force Special Activities Center (AFSAC). Markas unit ini dipercaya berada di Belfour, Virginia.
Namun Moore mengatakan bahwa AFSAC justru terinspirasi dengan laporan MIB tahun 1950an sehingga mereka tidak bisa dikaitkan dengan kunjungan MIB sebelum tahun itu.
Teori bahwa MIB ini adalah badan pemerintah, apakah AFSAC atau bukan, sepertinya juga dikonfirmasi oleh beberapa petunjuk. Misalnya pada tahun 1953, CIA mendirikan panel Robertson yang tujuannya adalah untuk meneliti fenomena ufo, terutama di wilayah Washington (saya pernah menyinggung mengenai Panel ini di tulisan sebelumnya : Washington national airport sightings - serbuan ufo ke Washington DC). Dan salah satu metodenya adalah memata-matai para peneliti ufo independen. Tak lama setelah itu, laporan kunjungan MIB muncul.
Satu lagi yang membuat teori ini masuk akal adalah beberapa badan pemerintah Amerika Serikat seperti FBI mengharuskan karyawannya menggunakan jas berwarna hitam dalam bertugas.
Walaupun tiga teori di atas sepertinya memiliki argumen yang cukup masuk akal, namun ada pertanyaan yang sangat besar masih menggantung. Mengapa hanya segelintir saksi penampakan ufo yang mendapat kunjungan MIB ?
Bagaimana dengan saksi lainnya ?
Karena itu, kita akan melihat teori keempat yang berusaha menjelaskan semuanya. Yaitu Hoax.
Hoax
Dalam sebuah artikel yang berjudul "Gray Barker : My Friend, the Myth-Maker", John C.Sherwood mengungkapkan bahwa pada saat ia berumur 18 tahun, ia setuju untuk bekerjasama dengan Gray Barker untuk menciptakan sebuah hoax mengenai "blackmen", yaitu tiga penghuni ufo yang membunuh "Dr.Richard Pratt", yang diperankan oleh Sherwood sendiri.
Sepertinya tulisan Sherwood dikonfirmasi oleh para peneliti ufo lainnya seperti John Keel yang menemukan banyak kejanggalan pada kisah Gray Barker. Jika Barker benar-benar mengarang kisah mengenai Men In Black, maka dipastikan seluruh legenda MIB memang sebuah hoax.
Men In Black - Kesimpulan
Jika kalian mencoba untuk mencari kisah perjumpaan mengenai Men In Black di google, maka kalian akan kesulitan karena selalu dibawa ke situs film Men In Black. Kisah Men In Black sepertinya memang sangat sukar dikonfirmasi kebenarannya.
Karena itu, Menurut saya, Kisah Men In Black memang hanyalah sebuah fantasi karangan Barker dan Bender. Buku-buku yang ditulis oleh kedua orang tersebut sangat populer pada masa itu sehingga orang-orang cenderung menjadi paranoia.
Jika MIB adalah benar-benar badan rahasia pemerintah atau alien yang berusaha menyembunyikan aktifitas ufo, maka kembali lagi ke pertanyaan di atas, mengapa hanya segelintir saksi yang mendapatkan kunjungan diantara ribuan penampakan ufo lainnya ?
Tapi, saya percaya dengan kesaksian Dahl. Saya percaya bahwa Dahl mungkin tidak sengaja melihat pesawat militer rahasia Amerika dan mendapatkan kunjungan dari agen pemerintah yang memintanya untuk merahasiakannya. Lagipula tahun 1947 adalah masa pasca perang dimana kewaspadaan negara masih sangat tinggi. Dan pada saat itu pemerintah Amerika melihat isu ufo berpotensi menimbulkan histeria massa yang dapat digunakan oleh musuh untuk menyerang. (baca : Washington national airport sightings - serbuan ufo ke washington DC 1952)
Dan memang, jika kalian meneliti mengenai MIB, maka kalian akan menemukan sepertinya memang hanya kesaksian Dahl yang kredibel.
Maaf, bagi para penggemar ufo dan Men In Black.
Via
Kopi Kotoran Gajah Ini Mengalahkan Harga Kopi Luwak
Sesuatu yang aneh terkadang berharga mahal, mungkin pernyataan tersebut cocok dengan berita kali ini. Anda pasti kenal dengan kopi luwak, kopi termahal khas dari wilayah Indonesia. Namun kini kopi luwak tersaingi oleh kedatangan dari kopi gajah, kopi yang dihasilkan dari kotoran gajah.
Di Thailand terdapat sebuah resor wilayah Chiang Rai yang memproduksi kopi khas buatan mereka sendiri. Kopi ini tergolong kopi yang baru di dunia. Karena memang kopi tersebut dihasilkan melalui kotoran yang dikeluarkan oleh gajah.
Gajah-gajah yang dipakai untuk memproduksi kopi dirawat oleh pengembang sendiri, sehingga kualitas kopi gajah dapat dijaga dengan baik. Hotel Anantara yakin bahwa kopi yang mereka jual kepada konsumen adalah kopi dengan harga termahal.
Menurut salah satu penelitian menyimpulkan bahwa enzim gajah dapat berfungsi sebagai pemecah protein kopi. Sehingga rasa yang dihasilkan oleh kopi gajah tidaklah terlalu pahit.
Bila Anda ingin merasakan kopi gajah ini, maka siapkan dulu duit 10 juta rupiah untuk membeli satu kilogramnya. Sedangkan untuk harga percangkirnya dikenakan 480 ribu rupiah.
Untuk harga kopi luwak saat ini mencapai kisaran 5 juta lebih perkilonya, atau 300 ribu rupiah percangkirnya.
Gajah-gajah yang dipakai untuk memproduksi kopi dirawat oleh pengembang sendiri, sehingga kualitas kopi gajah dapat dijaga dengan baik. Hotel Anantara yakin bahwa kopi yang mereka jual kepada konsumen adalah kopi dengan harga termahal.
Menurut salah satu penelitian menyimpulkan bahwa enzim gajah dapat berfungsi sebagai pemecah protein kopi. Sehingga rasa yang dihasilkan oleh kopi gajah tidaklah terlalu pahit.
Bila Anda ingin merasakan kopi gajah ini, maka siapkan dulu duit 10 juta rupiah untuk membeli satu kilogramnya. Sedangkan untuk harga percangkirnya dikenakan 480 ribu rupiah.
Untuk harga kopi luwak saat ini mencapai kisaran 5 juta lebih perkilonya, atau 300 ribu rupiah percangkirnya.
Via