Korban Bakteri Pemakan Daging

Up 0 komentar
Aimee Copeland tengah menikmati libur musim panas. Bersama sejumlah kawan. Mereka menjajal flying fox buatan sendiri. Meluncur memacu adrenalin melewati sungai Little Tallapoosa. Hari itu mereka gembira ria. Tapi petaka datang lewat penopang tubuh. Aimee lepas kendali, lalu terlempar ke tepian sungai. Luka menganga di betis kiri. Kawan-kawannya menggotong dia ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat. Liburan tahun 2012 ini berujung suram. Dia menerima 22 jahitan guna menghentikan rembesan darah. Sesudah itu dia pulang ke rumah.

bersodagembira.blogspot.com
Sehari berselang. Mahasiswi program master di West Georgia University itu ditimpa sakit luar biasa di sekitar area jahitan. Dia terpaksa masuk lagi ke unit gawat darurat dan pulang mengantongi obat pereda sakit Motrin dan Tylenol. Tapi dua obat itu sama sekali tidak mempan. Bukannya mengering, luka malah kian membesar. Area sekitar luka membengkak dengan ruam-ruam yang perih. Bersama rasa sakit tak terperikan itu, ia masuk lagi ke unit gawat darurat. Ini yang ketiga.

Dokter yang memeriksa terkejut melihat luka yang kian membesar itu. Sang dokter lalu memintanya melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ini scanning untuk melihat efek luka terhadap jaringan tubuh, organ, dan juga tulang. Masuk hari keempat. Luka itu semakin menyiksa. Tubuh gadis 24 tahun ini lunglai membaca hasil diagnosis. Mengarah pada infeksi bakteri pemakan daging. Bahasa medisnya necrotizing fasciitis. Dan si bakteri itu ganas merangsek. Menyusup masuk ke pori-pori daging lalu melumatnya.

bersodagembira.blogspot.com
Nyawa Aimee terancam. Maut itu sudah menyusup masuk sampai ke paha dan pinggul. Daging di paha rusak digerogot bakteri itu. Dokter sekuat tenaga membantu. Upaya darurat yang bisa dilakukan adalah mengangkat semua jaringan luka. Tapi tak mampu menghentikan laju sang bakteri. Dokter di situ menyerah. Lalu menerbangkan Aimee ke JMS Burn Center Augusta, sebuah rumah sakit yang memiliki unit perawatan infeksi paling canggih di Georgia.

Gadis itu seperti bertarung dengan banyak musuh. Mengejar waktu dan menahan laju rangsek si bakteri ke organ tubuh penting. Jika sampai paru-paru atau jantung, selesailah sudah. Sampai di Agusta, Aimee kritis. Nafas satu-dua. Keganasan bakteri telah membunuh sejumlah jaringan tubuhnya. Para dokter di situ berkutat dengan bakteri itu. Membawa sampelnya ke laboratorium lalu melakukan analisa. Tidak ada jalan lain. Bakteri rakus ini menggiring para dokter itu ke satu sudut: amputasi.


bersodagembira.blogspot.com
Kaki kiri Aimee harus dipotong hingga batas pangkal paha. Bukan itu saja. Sedikit jaringan diperut harus dibuang, sebab bakteri sudah membajak di situ. Keluarga menunggu cemas di luar ruangan operasi "Operasi itu berjalan lancar, tapi dokter mengatakan harapan hidup Aimee sangat tipis. Hanya doa saja yang bisa menyelamatkannya," kata sang ayah, Andy Copeland, di blognya aimeecopeland.com.

Kekuatan doa dan upaya para dokter itu tidak sia-sia. Aimee mampu melewati fase kritis pertama. Kesadarannya perlahan pulih. Meski belum bisa bergerak dan bersuara, dia sudah bisa tersenyum. Sudah bisa berkomunikasi dengan menggerakkan bibir.

Dua pekan semenjak amputasi itu, kondisi Aimee belum juga stabil. Jemari tangan dan kaki kanan Aimee mulai terlihat ruam yang sangat buruk. Menandakan tak ada aliran darah di sana. Potensi infeksi semakin nyata di area tersebut.

Andy pasrah ketika dokter kembali merekomendasikan amputasi. "Lakukan apa saja untuk memberi kesempatan terbaik yang bisa menyelamatkan hidup Aimee," kata ayah dua putri itu. Dan bukan cuma Aimee yang berjuang tapi juga kakak dan ayah-ibunya. Sang ayah berjuang menata emosi, menahan air mata dan rasa perih ketika menyampaikan kabar buruk kepada putri bungsunya itu soal amputasi kedua. Bersama istrinya, Donna Copeland, dan putri sulungnya, Paige Copeland, Andy segera mengunjungi kamar Aimee sesudah mendengar rekomendasi dokter.

Sang ayah membuka obrolan dengan bercanda. Canda dan saling menguatkan sekitar 30 menit. Lalu sang ayah menggenggam tangan Aimee. Mendekatkan ke wajahnya. Lalu berkata, "Aimee, tangan ini tidak sehat, dan bisa menghambat penyembuhan." Suasana kamar itu senyap. Berdebar mereka menunggu jawaban si bungsu.

Aimee mengangguk.

"Aimee, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu. Pikiranmu masih sangat sehat, jantungmu baik dan semangatmu menyala. Dokter ingin mengamputasi tangan dan kakimu hari ini untuk memastikan kesempatan terbaik bertahan hidup," kata sang ayah dengan suara tercekat.

Aimee mengangguk lagi.

Sang kakak ikut memompa semangat. Dia bercerita tentang tangan dan kaki palsu yang memungkinkan pasien amputasi bisa beraktivitas normal. Mendengar cerita itu Aimee tersenyum. Sejenak dia menatap keluarganya. Lalu sembari senyum menjawab pelan, "Segera lakukan!" Ruang rawat itu tersapu haru.

Melangkah keluar dari situ, sang ayah tak lagi bisa menahan lelehan air mata. Menangis bukan saja karena putrinya akan kehilangan tangan dan kaki. Tapi juga menangis karena selama 53 tahun dalam hidupnya belum pernah melihat ketegaran sebesar itu. Dan itu putri kandungnya sendiri. Yang amat disayangi.


Asal Mulanya Luka Sepele


Necrotizing fasciitis. Bakteri ganas itu bukan hanya menenggelamkan Aimee Copeland ke titik nadir, tapi juga sejumlah warga di Georgia. Ketika Aimee berjuang mempertahankan nafas, di tempat lain tiga warga Georgia Paul Bales, Bobby Vaughn, dan Lana Kuykendall bertahan hidup dengan alat bantu pernafasan.

Dan semuanya bermula dari luka sepele.

Hari pertama bulan Mei, Paul Bales mengalami luka di kaki saat tengah membangun dermaga di danau Sinclair, dekat Milledgeville, Georgia. Tak merasa ada yang kritis, kakek 67 tahun itu hanya membalut lukanya dengan perban. Sesudah itu seperti hari yang sudah-sudah. Aktivitas seperti biasa. Dan pergi main golf. Petaka itu mulai dirasakan hari keempat. “Luka itu tiba-tiba membengkak empat hari kemudian," kata Mike Bales, anak laki-laki Paul. Di usia senjanya kakek Paul terpaksa kehilangan kaki kiri.

Bobby Vaughn mungkin lebih beruntung. Meski tim bedah harus mengangkat jaringan mati di pangkal paha seberat hampir satu kilogram, serangan bakteri pemakan daging itu tak sampai membuat anggota tubuhnya diamputasi. Bakteri ganas itu menyusup ke tubuh pria 33 tahun lewat luka kecil di paha. Tergores mesin pemotong rumput di Cartersville, Georgia. Lain lagi cerita Lana Kuykendall. Wanita 36 tahun itu baru saja bersuka cita. Melahirkan bayi kembar. Tapi beberapa jam setelah meninggalkan sebuah rumah sakit bersalin di Atlanta, Georgia, dia menyadari ada kenyerian dalam memar kecil di kakinya.

Memar itu membesar cepat. Bertambah lebar dalam hitungan jam. Si memar kecil yang kian meraksasa itu memaksanya kembali ke rumah sakit. Melewati tujuh kali operasi, kondisinya kini masih kritis. Empat kasus dalam waktu hampir bersamaan itu sontak membuat panik warga Georgia. Mereka takut dengan wabah bakteri pemakan daging manusia. Orang-orang lalu menghindari lokasi di mana para korban terinfeksi. Untuk melihat gambar korban yang terkena serangan bakteri necrotizing fasciitis ini dapat mengakses Google dan mengetikan keyword "necrotizing fasciitis" akan terlihat foto korban keganasan bakteri ini. namun jika anda tidak kuat mohon jangan menuju kesana.

Bukan hanya warga Georgia, penyakit ini kemudian membetot perhatian warga Amerika Serikat, pemerintah dan para ahli bakteri dari seluruh dunia. Sepanjang pekan lalu, para ahli kesehatan di negeri Barrack Obama itu sibuk menelisik bakteri ganas ini. Dan berusaha keras meredam penyebaran. Dan ternyata bakteri itu sudah pernah mengamuk di masa lalu. Bukan hanya di Amerika Serikat. Menyebar di Kanada hingga Belanda di Benua Eropa. Korbannya juga sudah banyak Sejumlah tokoh dunia bahkan pernah dimangsa.

Tahun 1994, Perdana Menteri Quebec, Kanada, Lucien Bouchard, kakinya digerogoti bakteri ini. Kaki sang perdana menteri itu terpaksa diamputasi. Kasusnya disebut sebagai yang pertama terekam media. Mantan Perdana Menteri Belanda, Peter Balkenende, juga digerogoti bakteri serupa pada 2004. Beruntung, penanganan cepat menyembuhkannya, tanpa harus masuk kamar operasi. Tanpa harus amputasi. Pada 2005, necrotizin fasciitis bahkan merenggut nyawa Alexandru Marin, profesor peneliti di MIT Boston University dan Harvard University. Setahun kemudian, David Walton, seorang pakar ekonomi asal Inggris juga kehilangan nyawa, hanya dalam tempo 24 jam setelah tubuhnya diketahui digerogoti bakteri ganas itu.

Langka dan Membunuh
Necrotizin fasciitis merupakan infeksi bakteri. Biasa menyerang lewat luka atau goresan di kulit. Si bakteri itu tidak hanya merusak sel-sel kulit, otot, serta lapisan lemak, tapi berpotensi mematikan jaringan tubuh. Gejala awal tak terlalu menyolok. Kulit membengkak, ruam atau memar. Berkeringat, badan menggigil, demam, dan mual. Namun, dalam hitungan hari, bahkan jam, penyakit ini bisa memicu kegagalan fungsi organ. Dari situlah kematian bisa menjemput.

Menurut WebMD, necrotizin fasciitis tergolong penyakit langka yang sangat ganas. Meski hampir semua korban segar bugar, sehat walafiat sebelum terinfeksi, tapi sekitar 25 persen di antaranya kehilangan nyawa dalam waktu yang sangat singkat. Ada beragam bakteri yang memicu infeksi ini. Salah satunya Aeromonas hydrophila. Si Aeromonas itulah yang terdeteksi di tubuh Aimee. Meski hidup di lingkungan bebas, bakteri ini tak otomatis bisa menulari orang sekeliling. Kasus yang terjadi masih langka.

Dr. William Schaffner, Kepala Departemen Pencegahan Penyakit di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan, jumlahnya yang terdata sekitar 250 kasus di seluruh Amerika Serikat. Dari kasus yang terdata, 70 persen korban umumnya memiliki salah kondisi berikut: luka terbuka, daya tahan tubuh lemah, dan gangguan sistem kesehatan kronis seperti diabetes, kanker, gangguan liver, dan penyakit ginjal.

Dr Buddy Creech, asisten profesor penyakit menular pediatrik di Vanderbilt University, mengingatkan bahwa bakteri ini bersifat virulen. Memiliki kemampuan luar biasa menghancurkan jaringan di sekelilingnya. "Saat masuk ke jaringan dalam, kerusakan biasanya akan sangat sulit dikendalikan." Lantaran susah ditaklukkan, penangganan cepat sangat menentukan selamat tidaknya korban. Selain pemberian obat antibiotik dosis tinggi, operasi pengangkatan jaringan terinfeksi biasanya menjadi pilihan. Menghindari penyebaran. Amputasi juga harus segera dilakukan jika bakteri menyebar melalui tangan dan kaki.

"Semakin cepat penanganan, semakin besar kemungkinan Anda sembuh dan terhindar komplikasi serius, seperti amputasi anggota tubuh atau kematian," kata Creech. Aimee mungkin terlambat ditangani. Bolak-balik ke ruang gawat darurat, luka itu dianggap biasa. Bahkan oleh para dokter yang merawat. Gadis cantik ini harus kehilangan seluruh kaki kiri. Pergelangan kaki kanan. Dua pergelangan tangan, dan sebagian jaringan di perut.

Selain kerja keras para dokter di ruang operasi, ketegaran membuat semangat hidupnya terus menggelora. Kini dia perlahan pulih. Sudah bisa duduk. Bicara. Bahkan bercanda dengan gelak tawa. Semoga Bakteri necrotizing fasciitis ini segera lenyap dari muka bumi dan tidak ada lagi yang terkena keganasan bakteri ini



Next On Bersodagembira
BACA FULL»

Bukit Berhantu Centralia

Up 0 komentar
bersodagembira.blogspot.com
Ini adalah Centralia, sebuah kota hantu yang terletak di Columbia County, wilayah Pennsylvania, Amerika Serikat. Dihuni oleh lebih dari 5.000 orang pada tahun 1960. Ada gedung bioskop, 3 sekolah, selusin restoran, kantor pos dan 7 gereja. Ini adalah kota penambang yang makmur. Sekarang hanya 4 orang tinggal di sana.

Sebagian besar bangunan yang ditinggalkan telah dihancurkan oleh manusia atau alam. Sekilas, wilayahnya sekarang hanya tampak lapangan dengan jalan beraspal yang ada disekitarnya. Beberapa daerah diisi dengan hutan yang baru ditanami pepohonan

bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
Gereja yang tersisa di kota kecil, St Mary's, memegang layanan mingguan pada hari Minggu dan tidak terpengaruh oleh api. Alasan semua ini adalah kebakaran tambang yang terjadi di 1960 awal dan sisa kebakaran sampai hari ini masih ada. Api ini akan terus menyala selama 250 tahun, bahkan lebih.

bersodagembira.blogspot.com
Itulah yang Daud DeKok katakan tentang kota ini(1986): "Ini adalah dunia di mana manusia tidak bisa hidup, lebih panas dari planet Merkurius, suasana beracun seperti Saturnus. Di pusat kobaran api, suhu melebihi 1.000 derajat [Fahrenheit]. Lethal awan karbon monoksida dan gas-gas lain berputar melalui ruang batu. "Api pembakaran secara bertahap bergerak ke segala arah, mengancam kota-kota yang berdekatan. Ironisnya, nama salah satu kota terdekat Centralia adalah Ashland. bagaimana? apakah anda berani tinggal disana?

bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com



Next On Bersodagembira
BACA FULL»

Berjalan Berputar Jika Tersesat ?

Up 0 komentar
Inilah sebuah cara yang pasti untuk memenangkan suatu taruhan. Katakanlah kepada seorang teman anda, bahwa Anda yakin ia tidak akan dapat berjalan di tepi trotoar dengan mata tertutup tanpa jatuh ke tepi. Pasti ia akan kalah bertaruh, karena ia akan segera berjalan berputar dalam lingkaran.

bersodagembira.blogspot.com
Orang yang pernah tersesat dalam kabut atau badai salju seringnya berjalan selama berjam-jam dan mengira bahwa mereka menuju ke satu jurusan yang lurus. Selang beberapa lama, mereka kembali lagi ke tempat yang semula.

Inilah sebabnya kita tak dapat berjalan dalam suatu garis lurus tanpa melihat. Hal ini dikarenakan tubuh kita itu berbentuk tidak simetris. Tanpa ada keseimbangan yang sempurna antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh kita. Jantung kita misalnya terletak pada sisi kiri tubuh kita, hati kita di sisi kanan. Kerangka manusia pun tidak simetris. Tulang punggung kita tidak lurus secara sempurna. Paha dan kaki kita berbeda di setiap sisi. Kesemuanya ini mengandung arti bahwa susunan otot-otot di badan kita pun tidak simetris atau tidak dalam keseimbangan yang sempurna.

Dengan adanya perbedaan antara otot-otot kita yang ada di sebelah kanan dan sebelah kiri, terpengaruhi pulalah cara kita berjalan. Jika mata kita tertutup, penguasaan lenggang kita tergantung dari otot-otot serta susunan tubuh kita, dan satu sisi memaksa kita untuk membelok ke suatu arah tertentu. Akhirnya kita berjalan berputar-putar dalam suatu lingkaran.

Sesungguhnya hal ini tidak hanya berlaku untuk otot-otot kita saja, akan tetapi berlaku pula untuk otot-otot lengan. Percobaan-percobaan pernah dilakukan dengan orang-orang yang ditutup matanya dan diharuskan mengendarai mobil dalam suatu lintasan yang lurus. Dalam waktu kurang lebih 20 detik, setiap orang dalam percobaan itu mulai menyimpang dari jalan itu.




Next On Bersodagembira
BACA FULL»

Alasan Formasi V Angsa Terbang

Up 0 komentar
Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”. Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?

bersodagembira.blogspot.com
Fakta (1) :
Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbangsendiri-sendiri. Bila arah dan tujuan kita sama, dan kita mau saling berbagi dalam perserikatan, maka pencapaian tujuan kita akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Mampukah kita untuk saling dorong dan saling dukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan bersama ?. Sudah seharusnya !. Karena angsa saja bisa !

Fakta (2) :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya. Kalau kita memiliki cukup logika umum, kita akan tetap berada dalam perserikatan bersama partner lain dan pengelolanya. Kita membuka diri untuk menerima dan memberi bantuan dari dan kepada partner lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama dalam perserikatan yang akan menjadi milikkita bersama.


bersodagembira.blogspot.com
Fakta (3) :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya. Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yangunik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta (4) :
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga. Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam perserikatan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam perserikatan .

Fakta (5) :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka. Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama partner yang berada dalam kesulitan, seperti ketika segalanya baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat bangkit kembali.


Next On Bersodagembira
BACA FULL»

Misteri Kaum Dropa di Tibet

Up 0 komentar
Tahun 1938, sebuah tim arkeolog dari Universitas Peking (Beijing) yang sedang melakukan survei goa di pegunungan Baian Kara-Ula, Tibet menemukan sebuah pekuburan dalam salah satu gua yang dibuat dengan sangat rapi, berisi tulang kerangka mirip manusia pada umumnya, kecuali bagian tengkorak kepalanya yang lebih besar, tak sebanding dengan proporsi tubuhnya.

bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
Di tempat yang sama, salah seorang anggota tim juga menemukan sebuah piringan batu berdiameter 22,86 cm, tergeletak pada sebuah sudut gua dan tertutup lapisan debu. Pada bagian tengah piringan tersebut terdapat lubang dan goresan-goresan teratur pada salah satu sisi permukaannya yang menyerupai bentuk karakter tulis berukuran sangat kecil. Para anggota tim yang tak satu pun memahami tulisan tersebut kemudian membawa dan menyimpannya bersama hasil-hasil temuan lainnya ke Universitas Peking.

bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
Sejak itu para ahli di Peking terus berupaya memecahkan maksud tulisan tersebut. Hingga 20 tahun kemudian, Dr. Tsum Um Nui berhasil memecahkan kode tulisan dan membaca pesan yang terkandung padanya. Isi tulisan pada piringan tersebut menceritakan tentang penduduk dari planet lain yang mengalami kerusakan pesawat sehingga terpaksa mendarat darurat di pegunungan Baian Kara-Ula. Para penduduk lokal setempat (suku Han) yang terkejut dan merasa aneh dengan penampilan fisik para pendatang tersebut menyangka mendapat ancaman lalu berusaha memburu dan membunuh mereka. Para pendatang yang juga terdapat perempuan dan anak-anak menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi pada gua tempat ditemukannya piringan batu tersebut, namun banyak diantaranya yang terbunuh.

Kerusakan pesawat yang parah dan lokasi yang terisolasi membuat mereka tidak dapat memperbaiki pesawatnya. Tulisan tersebut juga mengidentifikasikan mereka sebagai kaum Dropa. Keterangan yang tertulis pada piringan batu tersebut ternyata mirip dengan legenda yang ada di masyarakat lokal setempat, yaitu tentang munculnya makhluk dari angkasa yang berbadan kurus kecil tetapi berkepala lebih besar.

bersodagembira.blogspot.com

Pada 1965, telah berhasil ditemukan 716 piringan batu sejenisnya dari gua yang sama. Seorang ahli dari Rusia bernama W. Saitsew yang melanjutkan penelitian Dr. Tsum melaporkan bahwa piringan batu tersebut terbuat dari campuran kobalt dan sejenis metal yang tidak dikenal, diduga adalah bagian komponen suatu sirkuit elektris.

bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
bersodagembira.blogspot.com
Sedangkan di sisi dinding gua yang lain, ditemukan gambar matahari, bulan, sebuah bintang yang belum teridentifikasi dan planet bumi yang keseluruhannya dihubungkan oleh sebuah garis titik-titik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa temuan-temuan di gua tersebut (termasuk piringan batu) telah berusia kurang lebih 12.000 tahun. Kini, di area sekitar gua tempat ditemukannya piringan batu masih dihuni oleh dua suku yang terisolir bernama Han dan Dropa. Mereka bukan seperti orang Tiongkok maupun Tibet, bahkan penampilan fisiknya berbeda dengan orang kebanyakan, badannya kurus dan lemah, tingginya tak melebihi 1,5

bersodagembira.blogspot.com
Next On Bersodagembira
BACA FULL»