Kereta Peluru Super Cepat
Mungkinkah Jakarta-Surabaya ditempuh hanya dalam tiga jam?
Khayalan ini bisa terjadi seandainya Anda naik Shinkansen, kereta peluru dengan kecepatan 300 km/jam.
Khayalan ini bisa terjadi seandainya Anda naik Shinkansen, kereta peluru dengan kecepatan 300 km/jam.
Kami mendapat kesempatan naik kereta ini untuk memenuhi undangan Suntory Garuda Beverages meliput 'The Journey To Discover Ocha'. Rombongan tiba dari Jakarta di Bandara Internasional Narita. Sekadar informasi, waktu di Jepang lebih cepat dua jam dari Jakarta.
Dari Narita kami akan pergi ke Kyoto, untuk melihat bagaimana proses pembuatan ocha. Untuk menuju ke kota yang merupakan ibukota pertama Jepang itu, kami naik Shinkansen dari Stasiun Tokyo. Kami harus naik kereta cepat NEX (Narita Express Train) terlebih untuk mencapai Stasiun Tokyo.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, kereta NEX yang membawa kami dari bandara tiba di Stasiun Tokyo. Begitu tiba di stasiun tersibuk di Jepang itu, rombongan membeli Bento untuk makan siang di Shinkansen. Bento merupakan paket makanan yang sudah dikemas dalam kotak.
Di Stasiun Tokyo cukup banyak gerai yang menjual Bento. Paket makanan dalam kotak itu umumnya terdiri dari nasi yang di atasnya ada ikan, irisan telur atau daging dan sejumlah sayuran. Harga Bento yang dijual di stasiun tersebut mulai dari 850 yen atau sekitar Rp 99 ribu.
Selain Bento, di stasiun yang dibuka sejak 1914 itu juga ada sejumlah toko oleh-oleh. Menurut pemandu kami, toko oleh-oleh banyak tersebar di manapun karena orang Jepang gemar membawa buah tangan ketika datang berkunjung ke rumah teman atau keluarga. Salah satu oleh-oleh berupa makanan yang cukup populer adalah Tokyo Banana. Makanan itu rasanya lezat sepertij bolu, yang didalamnya berisi krim rasa pisang.
Selesai memilih menu Bento, kami siap menuju kereta Shinkansen yang berangkat pada pukul 12.50 waktu setempat. Untuk perjalanan Tokyo-Kyoto, harga tiket kereta peluru tersebut adalah 14 ribu yen atau sekitar Rp 1,6 juta. Jarak Tokyo-Kyoto sama seperti Jakarta-Surabaya. Dengan kereta super cepat ini, jarak kedua kota tersebut sekitar 476 km dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam.
Ada beberapa jenis kereta Shinkansen tergantung dari jalur yang dilewati. Untuk sampai ke Kyoto, kami naik kereta Nozomi yang kecepatannya mencapai 300 km/jam. Selain Kyoto, kereta Shinkansen Nozomi juga melewati Yokohama, Nagoya dan Osaka.
Menurut pemandu, kereta Shinkansen kini banyak dipilih warga Jepang untuk berpergian ke berbagai kota di sana. Begitu populernya sampai-sampai kini sejumlah penerbangan tutup karena keberadaan kereta cepat ini. Misalnya saja dulu ada penerbangan menuju Nagoya, Sendai, Hanamaki dan Nigata dari Tokyo. Tapi begitu Shinkansen mulai beroperasi, tidak ada lagi pesawat yang terbang ke kota-kota tersebut.
Selama perjalanan naik Shinkansen, kami merasa sangat nyaman berada di kereta yang melaju super cepat itu. Kondisi kereta sangat bersih dan petugasnya pun melayani dengan ramah. Bukti keramahan petugas di antaranya, setiap memeriksa tiket penumpang, dia selalu mengucapkan salam dan terimakasih. Kata-kata yang sama itu tidak pernah satu kalipun terlewat olehnya untuk dikatakan ke semua penumpang.
Keramahan lainnya juga terlihat dari penjaja makanan dan minuman yang melintas beberapa kali dengan kereta dorongnya. Dia akan membungkukkan badannya terlebih dulu ketika ada penumpang yang ingin membeli. Kalaupun tidak ada yang membeli, begitu tiba di ujung lorong, dia akan kembali membungkukkan badan, seolah memberi hormat kepada penumpang. Penjual makanan ini sama sekali tidak berusaha merayu atau menawarkan makanan dan minumannya ke penumpang, kecuali si penumpang itu yang menyapanya.
Menempuh perjalanan Tokyo-Kyoto dengan Shinkansen, bagi yang belum pernah ke Jepang tentu menjadi sangat menarik. Selain bisa memperhatikan bagaimana sikap dan keseharian penduduk asli sana, Anda juga dapat memperhatikan pemandangan sekitar dari jendela. Hal-hal yang dilihat cukup bermacam-macam mulai dari bentuk-bentuk rumah di Jepang yang unik, hingga areal sungai dan perbukitan.
Tidak terasa, Shinkansen Nozomi sudah melaju kurang lebih tiga jam dari Tokyo dan kami pun tiba di Kyoto, sesuai jadwal di tiket pukul 15.11. Kereta yang beroperasi sejak 1964 ini dikenal sangat tepat waktu. Sehingga kami harus bersiap turun dengan cepat karena kereta hanya berhenti selama beberapa menit di setiap stasiun.
Perjalanan dengan Shinkansen berakhir begitu kami menginjakkan kaki di Stasiun Kyoto. Kereta berwarna putih itu pun melaju lagi ke stasiun berikutnya, meninggalkan Kyoto dengan kecepatannya yang luar biasa. Bagaimana, tertarik mencoba Shinkansen?
Source
Kereta Peluru Super Cepat
Dari Narita kami akan pergi ke Kyoto, untuk melihat bagaimana proses pembuatan ocha. Untuk menuju ke kota yang merupakan ibukota pertama Jepang itu, kami naik Shinkansen dari Stasiun Tokyo. Kami harus naik kereta cepat NEX (Narita Express Train) terlebih untuk mencapai Stasiun Tokyo.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, kereta NEX yang membawa kami dari bandara tiba di Stasiun Tokyo. Begitu tiba di stasiun tersibuk di Jepang itu, rombongan membeli Bento untuk makan siang di Shinkansen. Bento merupakan paket makanan yang sudah dikemas dalam kotak.
Di Stasiun Tokyo cukup banyak gerai yang menjual Bento. Paket makanan dalam kotak itu umumnya terdiri dari nasi yang di atasnya ada ikan, irisan telur atau daging dan sejumlah sayuran. Harga Bento yang dijual di stasiun tersebut mulai dari 850 yen atau sekitar Rp 99 ribu.
Selain Bento, di stasiun yang dibuka sejak 1914 itu juga ada sejumlah toko oleh-oleh. Menurut pemandu kami, toko oleh-oleh banyak tersebar di manapun karena orang Jepang gemar membawa buah tangan ketika datang berkunjung ke rumah teman atau keluarga. Salah satu oleh-oleh berupa makanan yang cukup populer adalah Tokyo Banana. Makanan itu rasanya lezat sepertij bolu, yang didalamnya berisi krim rasa pisang.
Selesai memilih menu Bento, kami siap menuju kereta Shinkansen yang berangkat pada pukul 12.50 waktu setempat. Untuk perjalanan Tokyo-Kyoto, harga tiket kereta peluru tersebut adalah 14 ribu yen atau sekitar Rp 1,6 juta. Jarak Tokyo-Kyoto sama seperti Jakarta-Surabaya. Dengan kereta super cepat ini, jarak kedua kota tersebut sekitar 476 km dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam.
Ada beberapa jenis kereta Shinkansen tergantung dari jalur yang dilewati. Untuk sampai ke Kyoto, kami naik kereta Nozomi yang kecepatannya mencapai 300 km/jam. Selain Kyoto, kereta Shinkansen Nozomi juga melewati Yokohama, Nagoya dan Osaka.
Menurut pemandu, kereta Shinkansen kini banyak dipilih warga Jepang untuk berpergian ke berbagai kota di sana. Begitu populernya sampai-sampai kini sejumlah penerbangan tutup karena keberadaan kereta cepat ini. Misalnya saja dulu ada penerbangan menuju Nagoya, Sendai, Hanamaki dan Nigata dari Tokyo. Tapi begitu Shinkansen mulai beroperasi, tidak ada lagi pesawat yang terbang ke kota-kota tersebut.
Selama perjalanan naik Shinkansen, kami merasa sangat nyaman berada di kereta yang melaju super cepat itu. Kondisi kereta sangat bersih dan petugasnya pun melayani dengan ramah. Bukti keramahan petugas di antaranya, setiap memeriksa tiket penumpang, dia selalu mengucapkan salam dan terimakasih. Kata-kata yang sama itu tidak pernah satu kalipun terlewat olehnya untuk dikatakan ke semua penumpang.
Keramahan lainnya juga terlihat dari penjaja makanan dan minuman yang melintas beberapa kali dengan kereta dorongnya. Dia akan membungkukkan badannya terlebih dulu ketika ada penumpang yang ingin membeli. Kalaupun tidak ada yang membeli, begitu tiba di ujung lorong, dia akan kembali membungkukkan badan, seolah memberi hormat kepada penumpang. Penjual makanan ini sama sekali tidak berusaha merayu atau menawarkan makanan dan minumannya ke penumpang, kecuali si penumpang itu yang menyapanya.
Menempuh perjalanan Tokyo-Kyoto dengan Shinkansen, bagi yang belum pernah ke Jepang tentu menjadi sangat menarik. Selain bisa memperhatikan bagaimana sikap dan keseharian penduduk asli sana, Anda juga dapat memperhatikan pemandangan sekitar dari jendela. Hal-hal yang dilihat cukup bermacam-macam mulai dari bentuk-bentuk rumah di Jepang yang unik, hingga areal sungai dan perbukitan.
Tidak terasa, Shinkansen Nozomi sudah melaju kurang lebih tiga jam dari Tokyo dan kami pun tiba di Kyoto, sesuai jadwal di tiket pukul 15.11. Kereta yang beroperasi sejak 1964 ini dikenal sangat tepat waktu. Sehingga kami harus bersiap turun dengan cepat karena kereta hanya berhenti selama beberapa menit di setiap stasiun.
Perjalanan dengan Shinkansen berakhir begitu kami menginjakkan kaki di Stasiun Kyoto. Kereta berwarna putih itu pun melaju lagi ke stasiun berikutnya, meninggalkan Kyoto dengan kecepatannya yang luar biasa. Bagaimana, tertarik mencoba Shinkansen?
Source
Kereta Peluru Super Cepat
0 Comments