Penjara Termewah Di Dunia
Dipenjarakan di Penjara Pulau Bastoy sama seperti berlibur di sebuah pulau resort. Para narapidana seperti menikmati sebuah liburan musim panas tanpa membayar. Pulau Bastoy ini mirip seperti sebuah surga di bumi untuk para tahanan penjara.
Untuk mencapai Pulau Bastoy, Anda dapat menyebrangi perairan tersebut dengan sebuah kapal feri. Namun Anda akan dikejutkan dengan orang yang mengoperasikan kapal feri yang Anda tumpangi. Karena seorang narapidana dari Pulau Bastoy lah yang akan menyeberangkan Anda. Namun Anda juga akan terheran – heran akan keramahan dari sang napi tersebut.
Namun, tetap ada beberapa peraturan yang harus mereka ikuti. Contohnya adalah para tahanan harus bekerja dan melapor kepada petugas muali dari pukul 8.30 pagi hari hingga 3.30 sore hari. Bahkan mereka dapat memilih pekerjaan yang ingin mereka lakukan, antara lain berkebun, bertani, merawat kuda, dan beberapa kegiatan lainnya. Mereka juga dibayar sekitar 93.ooo rupiah per hari. Uang yang mereka hasilkan dapat mereka belanjakan di toko makanan lokal. Bahkan mereka juga dapat memasak untuk diri mereka sendiri, seperti membuat sarapan dan makan siang sendiri. Namun pada malam hari, biasanya akan ada petugas yang menawarkan menu makanan yang enak. Tidak seperti makanan penjara pada umumnya. Para narapidana pun harus melapor dalam jangka waktu beberapa hari agar para petugas tahu bahwa mereka masih tetap berada di dalam pulau tersebut. Dan akan ada 3 orang petugas tak bersenjata yang berkeliling pulau tersebut.
Walaupun diperlakukan seperti seorang turis, para narapidana tetap ingin keluar dari penjara tersebut bila masa tahanan mereka berakhir. Para narapidana mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan akses ke dunia luar untuk berhubungan dengan kerabat mereka. Walaupun begitu, mereka tidak akan melarikan diri. Mereka hanya akan menunggu masa eksekusi mereka habis. Karena bila tertangkap setelah melarikan diri, mereka akan dipindahkan ke penjara yang lebih buruk dengan masa tahanan yang diperpanjang. Hal tersebut membuat mereka berpikir 2 kali untuk kabur. Sejauh ini, hanya ada 3 orang yang mencoba untuk melarikan diri. Dan mereka berakhir di penjara dengan tingkat keamanan penuh.
Penjahat yang sudah melakukan tindakan kriminal dan kemudian tertangkap, otomatis akan dimasukkan ke dalam sebuah penjara. Pandangan kita mengenai penjara pastinya adalah sebuah sel kecil berisi tempat tidur dan tempat buang air. Sebuah penjara yang kita tahu dijaga oleh para petugas bersenjata, untuk menjaga agar para tahanan tidak kabur melarikan diri. Namun, apakah hukuman seperti itu efektif untuk membuat para kriminal merasa jera? Karena menurut data statistik, banyak dari penjahat yang sudah bebas dari penjara masih tetap saja melakukan kejahatan yang sama.
Berbekal dari data statistik di atas, pemerintah Norwegia mencoba menerapkan suatu sistem penjara baru. Di mana para tahanan yang di penjara tidak ditempatkan di sebuah sel kecil yang dikunci. Para tahanan tersebut ditaruh di sebuah Pulau Bastoy yang terletak sekitar 1 jam perjalanan dari kota Oslo di Norwegia. Dengan perairan seluas 2,4 km yang memisahkan Pulau Bastoy dengan Norwegia. Di sini lah Penjara Bastoy berada. Jika Anda ingin mengunjungi penjara Pulau Bastoy ini, Anda akan menemukan banyak hal yang mengejutkan.
Untuk mencapai Pulau Bastoy, Anda dapat menyebrangi perairan tersebut dengan sebuah kapal feri. Namun Anda akan dikejutkan dengan orang yang mengoperasikan kapal feri yang Anda tumpangi. Karena seorang narapidana dari Pulau Bastoy lah yang akan menyeberangkan Anda. Namun Anda juga akan terheran – heran akan keramahan dari sang napi tersebut.
Kemudian ketika Anda menginjakkan kaki di Pulau Bastoy ini, Anda akan menemukan pemandangan menakjubkan. Anda akan melihat para narapidana yang sedang beraktifitas, bahkan beberapa ada yang tampaknya sedang berlibur dan berjemur di pantai. Bahkan yang lebih mengherankan lagi, Anda tidak akan menemukan para petugas bersenjata di mana pun! Bahkan pulau ini tidak dipagari atau dijaga sama sekali, kalau – kalau ada napi yang hendak melarikan diri. Padahal mereka hanya tinggal berenang melintasi perairan atau bahkan mencuri sebuah perahu. Mengapa? Karena Anda akan melihat Pulau Bastoy lebih mirip seperti sebuah resort. Nah, Anda akan mengerti mengapa para narapidana di Penjara Pulau Bastoy ini tidak ingin melarikan diri. Karena mereka diperlakukan layaknya seorang turis yang sedang berlibur. Bahkan tempat tinggal mereka pun mirip seperti sebuah rumah – rumah yang di cat warna – warni. Para napi pun dapat membawa kuncinya kemana pun mereka akan pergi.
Para warga Norwegia pun tidak keberatan dengan sistem penjara liberal yang dianut pemerintah mereka. Dengan memanjakan mereka, dan bukan menghukumnya, pemerintah Norwegia berharap sistem ini dapat mengubah mereka menjadi seseorang yang lebih baik.
Arne Kvernvik Nilsen, gubernur penjara mengatakan bahwa sebenarnya tujuan seseorang di penjara adalah supaya mereka dapat merenung. Merenungkan tindakan yang telah mereka lakukan dan bertobat untuk tidak mengulanginya kembali. Namun, kebanyakan penjara yang menerapkan sistem hukuman sel terhadap para tahanan, tidak mengubah mereka sama sekali. Banyak dari mereka yang cenderung mengulangi kejahatan mereka lagi. Dan tebaklah! Sistem penjara Bastoy ini berhasil! Dengan memperlakukan para tahanan di Bastoy seperti ini, membuat mereka berpikir untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Namun, tetap ada beberapa peraturan yang harus mereka ikuti. Contohnya adalah para tahanan harus bekerja dan melapor kepada petugas muali dari pukul 8.30 pagi hari hingga 3.30 sore hari. Bahkan mereka dapat memilih pekerjaan yang ingin mereka lakukan, antara lain berkebun, bertani, merawat kuda, dan beberapa kegiatan lainnya. Mereka juga dibayar sekitar 93.ooo rupiah per hari. Uang yang mereka hasilkan dapat mereka belanjakan di toko makanan lokal. Bahkan mereka juga dapat memasak untuk diri mereka sendiri, seperti membuat sarapan dan makan siang sendiri. Namun pada malam hari, biasanya akan ada petugas yang menawarkan menu makanan yang enak. Tidak seperti makanan penjara pada umumnya. Para narapidana pun harus melapor dalam jangka waktu beberapa hari agar para petugas tahu bahwa mereka masih tetap berada di dalam pulau tersebut. Dan akan ada 3 orang petugas tak bersenjata yang berkeliling pulau tersebut.
Walaupun diperlakukan seperti seorang turis, para narapidana tetap ingin keluar dari penjara tersebut bila masa tahanan mereka berakhir. Para narapidana mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan akses ke dunia luar untuk berhubungan dengan kerabat mereka. Walaupun begitu, mereka tidak akan melarikan diri. Mereka hanya akan menunggu masa eksekusi mereka habis. Karena bila tertangkap setelah melarikan diri, mereka akan dipindahkan ke penjara yang lebih buruk dengan masa tahanan yang diperpanjang. Hal tersebut membuat mereka berpikir 2 kali untuk kabur. Sejauh ini, hanya ada 3 orang yang mencoba untuk melarikan diri. Dan mereka berakhir di penjara dengan tingkat keamanan penuh.
0 Comments