Misteri Kain Kafan Yesus
Kematian Yesus memang tidak terpapar secara jelas. Namun, kain kafan yang dipakai untuk membungkus jenazah Yesus ternyata dipercaya masih tersimpan. Kain kafan Turin untuk pertama kalinya sejak tahun 1990-an bisa dilihat kembali. Kain kafan tersebut oleh beberapa penganut Katolik Roma dipercaya pernah dipakai untuk membungkus tubuh Yesus. Kain Turin akan dipamerkan di Dom Turin pertengahan 2010 lalu. Pada kain kafan terdapat cetakan seorang lelaki yang mirip Yesus. Para ahli berpendapat kain kafan tidak mungkin berumur 2.000 tahun. Dalam penelitian, mereka memperkirakan kain dibuat antara tahun 1260 dan tahun 1390. Keaslian Kain Kafan dari Turin yang dipercayai sebagai kain yang menutupi Yesus kembali dipertanyakan oleh ilmuwan lewat sebuah penelitian terbaru. Ilmuwan Italia yang telah melakukan serangkaian penelitian di laboratorium itu meragukan keaslian Kain Kafan dari Turin tersebut.
Kain Kafan dari Turin dipercaya oleh gereja sebagai kain yang menutupi Kristus karena pada kain tersebut tersamar wajah laki-laki berjanggut seperti gambar dalam negatif film layaknya orang disalib. Kain kafan aslinya tercatat dalam sejarah itu berasal dari tangan seorang ksatria Prancis pada tahun 1360. Dengan panjang 13 kaki dan lebar 3 kaki, kain kafan itu mengalami kerusakan parah karena umurnya yang sudah berabad-abad, termasuk dari kebakaran. Percobaan sebelumnya, yang dilakukan lewat pengukuran karbon menunjukkan, kain kafan itu berasal dari abad ke-14. Namun, baru-baru ini, ahli kimia Italia, Luigi Garlaschelli, kembali meragukan hal itu dengan melakukan ujicoba perbandingan. Ia menggunakan bahan dan teknik yang digunakan pada abad pertengahan untuk menjelaskan bagaimana sebuah cetak manusia yang disalib bisa muncul sebelum penemuan fotografi.
Profesor Garlaschelli bersama timnya menggunakan jenis kain tenunan linen yang sama. Mereka kemudian membuatnya seperti sudah usang lewat pemanasan dalam oven dan pencucian dengan air. Kain itu kemudian dipakaikan pada mahasiswa yang mengenakan masker untuk mereproduksi wajah, kemudian digosok dengan semacam tinta merah sebuah pigmen yang terkenal pada saat. Keseluruhan proses membutuhkan waktu seminggu, kata Profesor Garlaschelli dari University of Pavia. Replikanya bahkan meliputi tempat-tempat yang dikatakan menunjukkan rembesan darah Kristus yang keluar akibat pemakuan tangan dan kaki.
Lalu apakah kafan itu asli atau palsu?
Profesor Garlaschelli menyatakan,"Banyak yang masih percaya bahwa kain kafan asli memiliki karakteristik yang tidak dapat dijelaskan. Tapi hasil yang diperoleh jelas menunjukkan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan penggunaan bahan murah dan dengan prosedur yang cukup sederhana," katanya. Namun, Profesor Garlaschelli mengatakan dia masih mengharapkan orang untuk menantang penelitian ini dan yang bersikeras bahwa kain kafan yang disimpan di Gereja Katedral Turin adalah asli. "Kalau mereka tidak mau percaya penghitungan usia berdasarkan karbon yang dilakukan oleh beberapa laboratorium terbaik di dunia, pasti mereka tidak akan percaya padaku," katanya. Penemuan Kain Kafan dari Turin yang terlambat (abad ke-14) menjadi salah satu alasan mengapa beberapa ilmuwan skeptis terhadap keasliannya. Tak heran, bila Kain Kafan tersebut masih masih terus diragukan, terutama oleh kalangan ilmuwan.
Source
Kain Kafan dari Turin dipercaya oleh gereja sebagai kain yang menutupi Kristus karena pada kain tersebut tersamar wajah laki-laki berjanggut seperti gambar dalam negatif film layaknya orang disalib. Kain kafan aslinya tercatat dalam sejarah itu berasal dari tangan seorang ksatria Prancis pada tahun 1360. Dengan panjang 13 kaki dan lebar 3 kaki, kain kafan itu mengalami kerusakan parah karena umurnya yang sudah berabad-abad, termasuk dari kebakaran. Percobaan sebelumnya, yang dilakukan lewat pengukuran karbon menunjukkan, kain kafan itu berasal dari abad ke-14. Namun, baru-baru ini, ahli kimia Italia, Luigi Garlaschelli, kembali meragukan hal itu dengan melakukan ujicoba perbandingan. Ia menggunakan bahan dan teknik yang digunakan pada abad pertengahan untuk menjelaskan bagaimana sebuah cetak manusia yang disalib bisa muncul sebelum penemuan fotografi.
Profesor Garlaschelli bersama timnya menggunakan jenis kain tenunan linen yang sama. Mereka kemudian membuatnya seperti sudah usang lewat pemanasan dalam oven dan pencucian dengan air. Kain itu kemudian dipakaikan pada mahasiswa yang mengenakan masker untuk mereproduksi wajah, kemudian digosok dengan semacam tinta merah sebuah pigmen yang terkenal pada saat. Keseluruhan proses membutuhkan waktu seminggu, kata Profesor Garlaschelli dari University of Pavia. Replikanya bahkan meliputi tempat-tempat yang dikatakan menunjukkan rembesan darah Kristus yang keluar akibat pemakuan tangan dan kaki.
Lalu apakah kafan itu asli atau palsu?
Profesor Garlaschelli menyatakan,"Banyak yang masih percaya bahwa kain kafan asli memiliki karakteristik yang tidak dapat dijelaskan. Tapi hasil yang diperoleh jelas menunjukkan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan penggunaan bahan murah dan dengan prosedur yang cukup sederhana," katanya. Namun, Profesor Garlaschelli mengatakan dia masih mengharapkan orang untuk menantang penelitian ini dan yang bersikeras bahwa kain kafan yang disimpan di Gereja Katedral Turin adalah asli. "Kalau mereka tidak mau percaya penghitungan usia berdasarkan karbon yang dilakukan oleh beberapa laboratorium terbaik di dunia, pasti mereka tidak akan percaya padaku," katanya. Penemuan Kain Kafan dari Turin yang terlambat (abad ke-14) menjadi salah satu alasan mengapa beberapa ilmuwan skeptis terhadap keasliannya. Tak heran, bila Kain Kafan tersebut masih masih terus diragukan, terutama oleh kalangan ilmuwan.
Source
0 Comments