Seorang ilmuwan terkemuka pro pemanasan global akhirnya mengakui tidak ada bukti adanya pemanasan global
Pemanasan global adalah salah satu topik utama yang dibicarakan. Para pemimpin dunia menyerukan dunia bersatu untuk melawan pemanasan global yang diperkirakan akan membawa bumi pada suhu mematikan di tahun 2100. Kita bisa melihat usaha pemimpin negara G-20 melawan pemanasan global menjadi headline di berbagai media utama di dunia. Namun entah kenapa hampir tidak ada media massa yang meliput pidato Prof. Mojib Latif pada konferensi PBB mengenai iklim bumi di Jenewa pada awal September 2009 kemarin.
Umumnya jika seorang ilmuwan mengubah pandangan ilmiahnya dengan drastis, maka media massa akan meliputnya secara besar-besaran. Namun tidak kali ini. Pidato Prof. Mojib Latif hampir lolos dari perhatian dunia.
Prof. Latif adalah seorang ilmuwan dari Leibniz Institute of Marine Sciences di Jerman. Ia adalah seorang pendukung utama teori yang mengatakan bahwa emisi rumah kaca yang dihasilkan manusia telah menyebabkan peningkatan suhu global di bumi. Ia turut serta dalam menciptakan model iklim yang menjadi patokan bagi banyak peneliti di dunia. Ia juga pernah menerima beberapa penghargaan dalam studi mengenai iklim dan ia adalah seorang peneliti utama di IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), sebuah badan milik PBB yang pada tahun 2007 menerima nobel perdamaian bersama Al Gore.
Jadi, kita sedang berbicara dengan seorang pakar dan pemimpin utama dalam gerakan global warming-nya Al Gore.
Nah, kejutannya datang tanpa disangka. Pada konferensi itu yang sering membahas apa yang disebut "Scientific Consensus" mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Latif mengakui bahwa Bumi ini ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "Satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin".
Teori pemanasan global Al Gore menyebutkan bahwa samudera Atlantik dan Pasifik akan menyerap suhu panas yang terkurung di bumi yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia. Penyerapan ini akan menyebabkan atmosfer dan daratan menjadi panas.
Namun, Prof Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangannya sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100.
Pernyataan Prof. Latif sebenarnya juga telah diteguhkan oleh dua tim ilmuwan dari Jerman dan Amerika. menurut mereka pemanasan global saat ini sedang terhenti, namun akan berlanjut lagi suatu saat.
Ini membingungkan ! jika mereka gagal memprediksi terhentinya pemanasan global, bagaimana mereka bisa memprediksi bahwa pemanasan global akan berlanjut lagi ?
Para ilmuwan pro Al Gore telah menganalisa perilaku manusia dalam menghasilkan level karbondioksida untuk memprediksi arah peningkatan suhu bumi. Jika prediksi mereka salah, bukankah itu berarti bahwa mungkin pemanasan global memang bukan diakibatkan oleh manusia ?
Prof. latif adalah ilmuwan terbaru yang bergabung dengan banyak ilmuwan lain yang meragukan adanya pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia. Sebelumnya Senator Amerika James Inhofe dari partai Republik yang merupakan "Godfather" dari penentang teori pemanasan global versi Al Gore telah merilis daftar 400 ilmuwan terkemuka yang menentang teori Al Gore. Inhofe adalah salah seorang yang paling gigih untuk menyeimbangkan perdebatan mengenai pemanasan global yang selama ini didominasi Al Gore yang didukung oleh politisi dan media liberal.
Dua astronot terkemuka yaitu Edwin Aldrin (manusia ke-2 yang berjalan di bulan) dan Harrison Schmitt (manusia ke-12 yang berjalan di bulan), juga pernah menyatakan bahwa mereka tidak percaya pemanasan global disebabkan oleh manusia.
Menurut para ilmuwan penentang Al Gore, Pemanasan global memang pernah terjadi, namun itu disebabkan oleh alam dan tidak bisa diprediksi. Walaupun Al Gore mendapat dukungan luas dari para politisi dan media, namun Kelihatannya momentum mulai bergeser menjauh darinya. Data tidak bisa berbohong kan ?
Pada pertemuan G-20 kemarin, seluruh negara anggota sepakat untuk mencabut subsidi BBM dengan tujuan melawan pemanasan global. Logika mereka, bila harga BBM menjadi mahal, maka para penduduk akan berpikir dua kali untuk membeli mobil atau menggunakan BBM dengan berlebihan, dengan begitu maka pemakaian BBM dunia akan merosot yang akan menyebabkan emisi gas karbon dunia juga akan berkurang.
Jadi saya berpikir, apabila pemerintah Indonesia mengikuti kesepakatan ini, bukankah harga BBM akan naik lagi ?
Kita tunggu saja.
Jadi, kita sedang berbicara dengan seorang pakar dan pemimpin utama dalam gerakan global warming-nya Al Gore.
Nah, kejutannya datang tanpa disangka. Pada konferensi itu yang sering membahas apa yang disebut "Scientific Consensus" mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Latif mengakui bahwa Bumi ini ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "Satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin".
Teori pemanasan global Al Gore menyebutkan bahwa samudera Atlantik dan Pasifik akan menyerap suhu panas yang terkurung di bumi yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia. Penyerapan ini akan menyebabkan atmosfer dan daratan menjadi panas.
Namun, Prof Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangannya sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100.
Pernyataan Prof. Latif sebenarnya juga telah diteguhkan oleh dua tim ilmuwan dari Jerman dan Amerika. menurut mereka pemanasan global saat ini sedang terhenti, namun akan berlanjut lagi suatu saat.
Ini membingungkan ! jika mereka gagal memprediksi terhentinya pemanasan global, bagaimana mereka bisa memprediksi bahwa pemanasan global akan berlanjut lagi ?
Para ilmuwan pro Al Gore telah menganalisa perilaku manusia dalam menghasilkan level karbondioksida untuk memprediksi arah peningkatan suhu bumi. Jika prediksi mereka salah, bukankah itu berarti bahwa mungkin pemanasan global memang bukan diakibatkan oleh manusia ?
Prof. latif adalah ilmuwan terbaru yang bergabung dengan banyak ilmuwan lain yang meragukan adanya pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia. Sebelumnya Senator Amerika James Inhofe dari partai Republik yang merupakan "Godfather" dari penentang teori pemanasan global versi Al Gore telah merilis daftar 400 ilmuwan terkemuka yang menentang teori Al Gore. Inhofe adalah salah seorang yang paling gigih untuk menyeimbangkan perdebatan mengenai pemanasan global yang selama ini didominasi Al Gore yang didukung oleh politisi dan media liberal.
Dua astronot terkemuka yaitu Edwin Aldrin (manusia ke-2 yang berjalan di bulan) dan Harrison Schmitt (manusia ke-12 yang berjalan di bulan), juga pernah menyatakan bahwa mereka tidak percaya pemanasan global disebabkan oleh manusia.
Menurut para ilmuwan penentang Al Gore, Pemanasan global memang pernah terjadi, namun itu disebabkan oleh alam dan tidak bisa diprediksi. Walaupun Al Gore mendapat dukungan luas dari para politisi dan media, namun Kelihatannya momentum mulai bergeser menjauh darinya. Data tidak bisa berbohong kan ?
Pada pertemuan G-20 kemarin, seluruh negara anggota sepakat untuk mencabut subsidi BBM dengan tujuan melawan pemanasan global. Logika mereka, bila harga BBM menjadi mahal, maka para penduduk akan berpikir dua kali untuk membeli mobil atau menggunakan BBM dengan berlebihan, dengan begitu maka pemakaian BBM dunia akan merosot yang akan menyebabkan emisi gas karbon dunia juga akan berkurang.
Jadi saya berpikir, apabila pemerintah Indonesia mengikuti kesepakatan ini, bukankah harga BBM akan naik lagi ?
Kita tunggu saja.
Seorang ilmuwan terkemuka pro pemanasan global akhirnya mengakui tidak ada bukti adanya pemanasan global
0 Comments